dari sudut pandang si anak bungsu

1.1K 144 68
                                    

Kalau ditanya, apa yang lebih sulit daripada memahami isi hati ibunya, Gempa bakal jawab hubungan antara kakak sulung dan kakak ke-duanya.

Keduanya itu, selalu lebih dekat setelah saling iseng satu sama lain. Mungkin beberapa yang bisa Gempa pahami. Habis bertengkar, mereka bakal lebih mengerti satu sama lain.

Yang Gempa sulit pahami itu, kenapa mereka kayak punya dunia yang isinya mereka aja, yang ngerti cuma mereka. Just their own world, and Gempa can't be there. Karna Gempa bukan bagian dari dunia yang mereka buat.

Pernah dulu, Hali sama Taufan bertengkar soal Taufan yang terlalu banyak nyanyi gak jelas dan Hali yang suka nyolong gitarnya Gempa-Taufan juga mau pinjem soalnya, makanya tengkar. Sampe gak sapaan seharian penuh.

Orang tua mereka udah capek, adek-adek mereka yang lain takut lihatnya, sedangkan Gempa yang bisa nebak akhir dari drama kedua orang ini cuma bisa pasrah-paling besok udah berdua lagi sambil nyanyi bareng.

Bener kata Gempa. Besoknya, di depan teras, Hali sama Taufan duduk lantai, ada meja kecil dan di sana ada dua pop Ice dan snack lainnya. Taufan megang HP liat lirik buat nyanyi, dan Hali nge genjreng gitarnya Gempa.

Kalau ada yang tanya kenapa harus gitarnya Gempa-fyi, mereka punya gitar masing-masing-katanya gitar Gempa lebih enak dipakai karna yang punya jago ngerawat.

Dan Gempa yang habis angkat jemuran dari halaman samping berhenti sebentar liat mereka berdua rukun lagi. Seneng kok, siapa coba yang gak seneng liat saudara mereka akur lagi? Tapi sekali lagi, Gempa cuma ngerasa gak diajak. Rasanya gak ada tempat buat Gempa di dunia yang mereka buat sendiri.

Jadi, waktu itu Gempa cuma balik lanjutin langkah dan pura-pura gak sedih ngeliat mereka berdua lebih dekat tanpa ngajak Gempa.

Ada lagi, Hali sama Taufan, bertindak sama-sama kayak sulung. Dan Gempa selalu jadi adik di mata mereka.

Kalau aja Gempa bisa ngomongin isi hatinya, tanpa ngerasa kalau itu cuma keegoisannya, Gempa juga mau berlaku kayak kakak sulung. Mau juga diperlakukan kayak Hali dan Taufan memperlakukan diri mereka satu sama lain.

Hali ke Taufan, gak pernah keliatan kayak kakak ke adek. Dan Taufan ke Hali, gak pernah keliatan kayak adek ke kakak. Lalu, mereka berdua menempatkan diri sebagai kakaknya Gempa, dan Gempa jadi ikutan menempatkan mereka sebagai kakak.

Bingung juga yah.

Sekali lagi, itu karna mereka punya dunia sendiri, dan Gempa bukan bagian dari dunia itu.

Kalau di bilang sayang, Hali sama Taufan sayang banget sama Gempa. Kerasa kok, Gempa gak bakal boong. Gempa selalu diperhatiin Hali perihal keteraturan hidup, dan Taufan selalu ada buat gak bikin Gempa ngerasa kesepian.

Tanpa tau, kalau dunia yang mereka buat yang bikin Gempa merasa di asingkan.

Kalaupun Gempa nulisin apa aja kasih sayang yang dia dapat dari Hali sama Taufan, kayaknya bisa jadi novel. Tapi mungkin intinya, 5 love languange kata orang itu, Hali dan Taufan punya.

"Gem, menung terus, itu gak mau dibawa ke kamar kain lo?" Taufan nanya sembari melewati Gempa. Duduk di sofa, di sebelah Hali. Taufan baru aja ambil dua cangkir-cuma buat Taufan dan Hali.

Gempa dipaksa sadar dari lamunan. Gak tau kalau dia terbawa perasaan waktu liat dua buku terbentang di meja ruang depan. Liat Hali yang fokus sama pekerjaan rumah sendirian, karna Taufan lagi bawain minum dan cemilan.

Lagi, Gempa gak bisa ada di sana. Tugas sekolah yang mereka buat, Gempa udah selesai duluan. Gak ada alasan Gempa buat gabung sama dua kakaknya.

"Oh, sorry, mendadak keinget sesuatu" Gempa ketawa hambar, terus lanjutin langkahnya ke kamar. Ngebiarin Hali sama Taufan yang bingung liat ekspresi Gempa juga dengar ketawa yang gak pernah mereka dengar.

[00] Kisah Tiga Bujang Tampan . melokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang