part 13

3K 196 18
                                    

Sudah seminggu singto dirawat dirumah sakit akhirnya hari ini dia diperbolehkan pulang.

"Apa perlu ku gendong?" Tanya krist.

"Phi aku sudah baik-baik saja, jangan berlebihan" ucap singto.

Mereka berjalan keluar rumah sakit, didepan sudah ada sopir yang menunggu dan dibelakang mobil mereka ada dua mobil yang mengawal kepulangan mereka.

Krist tak ingin kejadian minggu lalu terulang kembali, jadi ia sengaja menyuruh seluruh anak buahnya mengikuti kepulangan mereka.

"Kita berada dikota mana phi?" Tanya singto.

Krist hanya diam tak menjawab pertanyaan singto, ia terlalu malas meladeni pertanyaan yang tidak penting.

Krist memainkan ponselnya mengecek perkerjaan kantor yang sudah ditinggalkannya selama satu minggu ini.

Cukup jauh perjalanan mereka, hingga mencapai waktu 3 jam, akhirnya mobil mereka memasuki halaman mansion krist.

"Kumpulkan semua chef dapur ke sini" ucap krist pada salah satu maid disana.

Ada sekitar 10 orang tukang masak khusus dimansion krist saat ini.

"Mulai hari ini jangan memasak masakan yang pedas dan berlemak" ucap krist.

"Baik tuan" ucap mereka serempak.

Setelah itu krist langsung pergi dari sana menyusul singto kekamar mereka.

Dilihatnya singto sudah tertidur pulas, mungkin singto lelah karna perjalanan jauh mereka tadi.

Krist memutuskan untuk memantau kantor nya karna sudah satu minggu ia tak melihat kondisi kantor.

"Apa kantor aman?" Tanya krist pada patt, sekertarisnya.

"Aman tuan, tapi hampir setiap hari ada wanita yang datang ke sini" ucap patt

"Siapa?" Tanya krist.

"Wanita yang sama seperti hari hari yang lalu" ucap patt.

Krist sudah bisa menebak itu pasti apple, apa lagi yang diinginkan wanita itu? Ia sudah seperti tak lagi punya harga diri, selalu berusaha mencari perhatian krist.

Hari sudah mulai gelap, krist memutuskan untuk pulang, saat dia membuka pintu kamar, krist melihat singto tengah duduk di sofa sembari memainkan ponselnya.

"Phi dari mana?" Tanya singto.

"Kantor, apa kamu pikir aku pengangguran, sing? Yang hanya berdiam diri mengurusmu" ucap krist.

"Aku hanya bertanya, kenapa harus marah" ucap singto

Krist berjalan mendekat dan menggendong tubuh singto sehingga singto reflek melepaskan ponsel yang dipegangnya dan mengalungkan tangannya ke leher krist.

"Phi, ponselku jatuh!! Bagaimana jika rusak nanti!!" Ucap singto kesal karna krist mengangkat tubuhnya tanpa memberitahunya lebih dulu.

"Nanti ku ganti, lagi pula itu ponsel keluaran tahun berapa, itu sudah sangat jelek?" Ucap krist.

"Tapi itu uang dari hasil kerja kerasku sendiri dan itu ponsel pertamaku" ucap singto sambil cemberut.

Krist memandang singto yang berada digendongannya saat ini, ia membawa tubuh singto kekasur dan perlahan merebahkan singto disana.

Krist mulai mengukung tubuh singto dibawahnya.

"Phi ingin apa?" Tanya singto sembari menahan dada krist agar tak terlalu menimpa tubuhnya.

"Aku ingin memakan mu" ucap krist.

"Tapi aku baru saja sembuh phi" ucap singto

Benar juga singto bahkan baru keluar hari ini dari rumah sakit, krist langsung beranjak dari tubuh singto.

"Phi ingin kemana?" Tanya singto saat melihat krist hendak keluar kamar.

"Kenapa kamu banyak sekali bertanya hari ini, sing! Aku malas meladenimu berbicara" ucap krist kesal.

Singto mendekat ke arah krist dan memeluk tubuh krist dari belakang. Singto mengecup tengkuk leher krist dan memberikan jilatan menggoda disana.

"Bukankah kamu menolak tadi" ucap krist.

"Aku bisa membantu phi tanpa menggunakan lubang ku kan?" Bisik singto

Singto melumat bibir krist yang terasa hangat dan lembut, aroma mint dari mulut krist seolah menambah gairah saat ini.

Keduanya semakin panas dalam berciuman, desahan demi desahan seolah menambah kesan erotis malam ini.

Krist duduk di sofa dengan singto yang berada dipangkuannya, ciuman mereka semakin dalam, tangan singto meremas rambut krist dengan penuh gairah sementara tangan krist menelusuri setiap lekuk tubuh singto.

Tanpa menyudahi ciumannya, krist melepas satu persatu pakaian yang menempel ditubuh singto.

Krist menelusuri leher jenjang milik singto hingga berhenti di puting coklatnya.

Krist menghisap kuat niple tersebut dengan singto yang mendesah keenakan. Setelah krist puas menyusu pada singto, singto turun dari pangkuan krist dan berjongkok dibawah sana.

Singto mengoral penis besar milik krist sesekali memberikan jilatan dan hisapan lembut dilubang kencing krist. Tangannya juga tak tinggal diam, tangan singto mengocok penis krist dengan gerakan pelan menjadi cepat.

Krist menyandarkan tubuhnya disandaran sofa dan mendongakkan kepalanya menikmati servis dari singto.

Hampir 30 menit singto mengocok penis krist akhirnya cairan lengket dan hangat pun keluar dari sana.

Singto menghisap ujung penis krist seolah membersihkan sisa sperma yang ada.

Setidaknya krist sudah memuntahkan lahar panasnya, sebenarnya krist masih merasa kurang saat ini namun ia juga kasian jika harus memaksa singto untuk melayaninya, apa lagi singto baru saja sembuh.

Mereka merebahkan tubuh mereka diatas kasur, singto memeluk erat pinggang krist saat ini dengan krist yang bersandar di kepala ranjang sambil menghisap rokoknya.

"Bukankah sudah ku bilang jangan terlalu sering merokok phi" ucap singto.

"Aku bahkan baru menghisap satu batang" ucap krist.

"Tetap saja itu tidak sehat" ucap singto

"Jangan banyak bicara, sebaiknya kamu tidur agar besok bisa lebih sehat dan bisa kembali melayaniku" ucap krist.

"Apa hanya karna itu phi menyuruh ku cepat sehat" ucap singto.

"Hmm"

Hati singto terasa sesak mendengarnya, ternyata krist masih menganggapnya sebagai jalang bukan sebagai pendamping hidup.

Singto memilih untuk tidur dari pada mengingat perkataan krist, mulut krist memang pedas ia tak bisa menjaga perasaan orang lain.














Tbc.

Possessive Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang