❝Yang kuat akan semakin kuat, yang lemah akan semakin lemah, yang berkuasa akan semakin berkuasa dan yang tertindas akan semakin ditindas.❞
Itulah hukum SMA Paramarta.
Dua murid baru yang mendadak pindah ke SMA Paramarta di pertengahan semester dua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BERITA tentang kematian Pratama membuat gempar seluruh isi sekolah. Mereka bahkan berbondong-bondong pergi menuju ruang kepala sekolah untuk menyaksikan proses evakuasi mayat dari tempat kejadian
Sudah dua hari setelah Jaden menyusup ke dalam sekolah, namun baru hari ini jasadnya ditemukan ketika seorang guru berniat untuk masuk ke dalam ruang kepala sekolah dan menemukan mayat Tama
Mengapa demikian? Karena sejak kemarin Jaden memilih untuk tutup mulut atas kematian Pratama. Ia tidak ingin terlibat dalam kasus ini, termasuk menjadi saksi
Laki-laki itu tampak diam saja sedari tadi membuat Stella dan Keenan menatap Jaden bingung
"Woy Jaden! Lo kenapa bengong?" tanya Stella sembari menepuk tangan laki-laki itu
Jaden pun langsung tersadar dan menatap Stella, "Hah kenapa?" tanyanya bingung
"Lo lagi mikirin apaan sih? Perasaan lu tuh sering banget bengong," tanya Keenan heran,
"Cepet mati lu kalau banyak pikiran. Tetangga gue juga gitu, gara-gara anaknya punya utang sama bank, dianya kena serangan jantung soalnya gak bisa bayar utang, rumahnya disita," ujar Keenan
Jaden pun menggeleng pelan, "Gak kok, gue emang lagi kurang tidur aja jadi agak ngantuk." jawab Jaden berbohong
Keenan pun mengangguk saja. Namun berbeda dengan Stella, perempuan itu merasa Jaden sedang menyembunyikan sesuatu. Apakah Jaden memiliki hubungan dengan kematian Pratama?
"Jade, gue mau ngomong," ajak Stella yang berdiri dan langsung menarik tangan Jaden begitu saja lalu mereka berdua pergi meninggalkan kelas
Keenan tampak bingung menatap dua orang itu, tetapi ia memilih untuk tidak ikut campur. Toh, mereka berdua sudah kenal dekat
Sementara saat Stella dan Jaden keluar dari kelas. Stella memastikan bahwa lorong sedang sepi karena banyak siswa yang berada di lantai satu untuk melihat proses evakuasi mayat
Perempuan itu pun melepaskan tautan tangannya dan menatap Jaden datar, "Ada yang lo sembunyiin?" tanya Stella dengan suara pelan
Jaden memutar bola matanya malas, "Gak ada."
Baru saja laki-laki itu ingin pergi namun pundaknya ditahan oleh Stella. Perempuan itu memojokkan Jaden ke tembok dan menatapnya tajam, "Lo tau sesuatu tentang kematian Pratama?" tanya Stella
Telak. Stella menebaknya dengan tepat. Tidak ada alasan lagi bagi Jaden untuk merahasiakan hal ini, terlebih Stella adalah partner agennya
