22. Revenge

507 87 13
                                    

⚠️ TW // violence/abusive content ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ TW // violence/abusive content ⚠️




EMBUSAN angin terus-menerus mencoba untuk menerobos masuk ke dalam sebuah gedung terbengkalai itu, begitu banyak ruangan yang ada pada gedung bekas tersebut. Di salah satu ruangan itu terdapat seseorang yang sudah terikat oleh tali dengan kondisi tidak sadarkan diri. Ya, Zea terkurung di dalam satu ruangan pada gedung bekas tersebut

Sudah satu jam lebih perempuan itu tidak sadarkan diri. Namun, akhirnya perempuan itu akhirnya membuka matanya perlahan.

Zea membuka matanya dan mengerjapkan matanya sesekali. Perempuan itu sedikit meringis ketika merasakan sebuah ikatan rantai yang begitu dingin mengikat tubuh rampingnya itu. Namun ia baru tersadar saat matanya ternyata ditutup oleh sebuah kain hitam hingga membuat perempuan itu tidak bisa melihat sekitar.

Namun indera pendengarannya dapat menangkap sebuah suara decitan pintu yang cukup keras sehingga Zea menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan

"S..s-iapa? Siapa lo? Lo kan yang buat gue kaya gini?!" desis Zea dengan nada yang menantang sekaligus ketakutan

Orang itu tidak menjawab, ia hanya bisa tersenyum sembari berjalan ke arah Zea. Ia menyeret tongkat baseball besi miliknya sehingga suara decitan yang begitu nyaring akibat gesekan antara tongkat besi tersebut dengan lantai ruangan

"Nice to see you again, Lalisa Zeanna Puteri." bisik orang itu tepat di telinga Zea

Detik itu juga, perempuan yang telah terikat itu membeku. Suaranya begitu familiar di telinganya dan Zea langsung membuka mulutnya tak percaya. Itu suara—

Caca?

"Caca? Lo Caca?" tanya Zea dengan nada pelannya. Perempuan itu berusaha untuk melepas ikatan rantai yang mengikat tubuhnya, namun aksinya berujung sia-sia

Caca yang melihat itu memutar bola matanya malas dan melepaskan penutup mata yang berada di wajah Zea kasar

Sreg!

"Bangsat!" umpat Caca sembari tertawa lalu menatap Zea menantang. Ah! Perempuan itu sudah benar-benar menunggu momen ini sejak lama, Caca sudah lelah untuk terus berpura-pura. Apalagi kepada perempuan yang ada di hadapannya ini, yaitu Zea — perempuan yang paling sering merundungnya —

"Gua udah nunggu lama momen ini, akhirnya kesampaian juga," gumam Caca

Zea membuka matanya dan menatap seseorang yang baru saja melepas penutup matanya. Perempuan itu menatap Caca terkejut, "Caca? Wah anjing lo—"

"Iya kenapa? Lo kaget?"

Zea menggeleng pelan, mulutnya seolah kelu untuk berbicara. Ia sama sekali tidak pernah membayangkan Caca akan melakukan hal ini. Perempuan yang selama ini selalu ia tindas, kini situasi berbanding terbalik

ELITE : Rule The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang