❝Yang kuat akan semakin kuat, yang lemah akan semakin lemah, yang berkuasa akan semakin berkuasa dan yang tertindas akan semakin ditindas.❞
Itulah hukum SMA Paramarta.
Dua murid baru yang mendadak pindah ke SMA Paramarta di pertengahan semester dua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STELLA kembali menatap ke arah foto tersebut. Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi tetapi perempuan itu tidak bisa tertidur, otaknya masih berkecamuk oleh banyak hal
Kematian Kate.
Entah sudah berapa kali Stella melakukan banyak penyelidikan tentang kematian Kate. Ia baru menemukan satu clue pasti yaitu identitas Kastara Samuel Diratama.
Kemungkinan besar, laki-laki itulah yang dimaksud oleh Keenan. Bisa saja benar, karena Kastara masih bersekolah di SMA Paramarta, karena jika semua orang mengetahui bahwa ia adalah penyebab utama dari kematian Kate—pasti laki-laki itu akan memilih untuk meninggalkan SMA Paramarta
Mungkin setelah pulang sekolah, Stella harus menemui Kastara dan meminta laki-laki itu untuk mengobrol dengannya sebentar saja
Walaupun rencananya terdengar nekat, tetapi Stella sudah tidak punya waktu lagi untuk menguntit bahkan memasang penyadap suara kepada Kastara. Perempuan itu harus segera gerak cepat
Baru saja Stella bangkit dari kursi, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampakkan Jaden yang kini hanya memakai celana pendek dan kaus berwarna putih itu
"Gimana tadi? Lo nemu apaan?" tanya Jaden kepada Stella. Perempuan itu langsung meraih kertas foto tersebut dan melemparkannya ke arah laki-laki itu
Jaden menatap ke arah foto tersebut dan mengernyit bingung, "Ini siapa?" tanya laki-laki itu kepada Stella
"Kemungkinan besar dia kakak kelas yang punya hubungan sama Kate. Kastara Samuel Diratama namanya," jawab perempuan itu
Jaden mengangguk pelan. Sebenarnya kasus ini tidak ditangani secara langsung oleh Jaden karena mereka berdua telah sepakat untuk membagi tugas—karena terlalu banyak hal dan kasus yang terjadi di SMA Paramarta
Namun jika Stella sudah menemukan clue sebanyak ini. Mungkin kali ini Jaden harus ikut turun tangan ke dalam kasus ini karena setelah menemukan identitas pelaku maka kasus tersebut akan segera selesai
"Terus tindakan yang bakal lo ambil apa?" tanya Jaden kepada Stella
Perempuan itu menatap ke arah Jaden, "Pulang sekolah gue bakal temuin dia. Gue bakal ajak ngobrol cowok itu dan mulai ngulik—"
"Lo gila?! Lo pikir lo bakal dapet informasi dari dia? Lo itu baru pertama kali ketemu Kastara, Stel. Gak mungkin dia bakal ngaku gitu aja."
"Ya terus mau gimana Den. Kita udah gak punya waktu lagi, masih banyak kasus yang harus kita pecahin di sekolah ini. Kalau kasusnya cuma satu ya gue bakal ambil tindakan lain."
Jaden menggeleng, "Bukan waktu yang tepat. Lo harus untit dia dulu, setidaknya lo punya sesuatu buat ngancem dia biar dia ngaku."
Stella menghela nafas. Sebenarnya ucapan Jaden ada benarnya juga, jika terlalu gegabah yang ada Kastara akan selalu menghindar dari Stella dan perempuan itu pasti akan dirugikan
