Pemuda itu berdecak malas ketika melihat temannya yang hampir tak sadarkan diri setelah menenggak dua botol soju sekaligus. Masih belum puas dengan itu, ia meraih botol soju ke-tiga dan langsung menggaknya.
"Marks stop!" Hwang Hyunjing menahan tangan Mark yang berusaha meraih botol soju miliknya.
"Diam lo!" desis Mark.
Tak menghiraukan ucapan Hyunjin, pemuda Lee kembali meraih satu botol soju terakhir yang ada diatas meja. Menenggaknya tanpa sisa. Matanya mengerjap beberapa kali ketika pening menyerang kepalanya. Kedua tangan Mark menjambak rambutnya sendiri ketika merasa pandangannya memburam diikuti dengan kepalanya yang seolah bergerak memutar.
Pening yang begitu amat dirasakannya membuat Mark kehilangan kesadarannya. Kepala pemuda Lee tenggelam diatas meja. Hyunjing mengela pelan. Salah satu kebiasaan Mark ketika ada masalah adalah soju solusinya.
"Ck.. Lo selalu nyusahin gue Mark!" kesalnya.
Bukannya langsung mengantarkan Mark pulang, Hyunjin malah memilih menikmati nikotin miliknya. Malam yang semakin larut membuat pemuda Hwang bisa leluasa menikmati sunyi-nya malam.
Kepulan asap yang keluar dari bibirnya membuat Mark yang tak sadarkan diri terbatuk pelan. Melihat itu Hyunjing langsung mematikan putung rokok miliknya. Kedua tangannya bersedekap dada dengan tubuh yang menyender ke senderan kursi sembari memperhatikan Mark yang mulai menggeliat.
Dan benar saja beberapa saat kemudian Mark terbangun dengan kedua mata yang memerah. Wajah pemuda Lee itu tampak tak karuan dengan nafas yang tercium bau alkohol yang begitu kuat. Hyunjin masih memperhatikan pemuda dihadapannya yang terlihat kebingungan.
"Apa?" tanya Hyunjin setelahnya.
Mark menggaruk kepalanya sembari berdiri sempoyongan. Tangannya menyambar kunci motor yang ada di atas meja. Di ambang kesadarannya, Mark menunjuk ke arah Hyunjin yang duduk dengan diam.
"Lo.. hk diem di sini." Hyunjin hanya menatapnya malas. Sudah bukan hal baru jika Mark akan berkata tidak jelas ketika mabuk.
"Mending lo duduk Mark. Gak yakin gue kalau lo bisa bawa motor." ucap Hyunjin menarik ujung kemeja yang Mark kenakan.
"Lepas!" ditepisnya tangan Hyunjin yang menarik kemejanya. "Gue cabut." dengan langkah sempoyongan Mark berlalu meninggalkan Hyunjin yang hanya bisa menghela nafas lelah.
"Terserah lo Mark."
.
.
.
Baru saja gadis itu membuka pintu kamarnya, tapi kembali ia urungkan. Mengambil ponsel dan dompet yang tergeletak diatas meja, gadis itu berlari kecil setelah menutup pintu apartmennya. Heejin menghela pelan melihat lift dihadapannya yang tertutup rapat. Gadis itu menggigit kukunya cemas dengan perasaan kalut.
"Kenapa perasaan aku tambah gak enak begini?" gadis itu mengetuk ngetukkan kakinya dengan gelisah menunggu pintu lift terbuka.
Ketika pintu lift dihadapannya terbuka, Heejin buru buru masuk kedalam. Tangannya dengan tergesa menekan tombol lantai dasar. Gadis itu bahkan tidak sadar jika didalam lift itu ada orang lain yang terus memperhatikan gerak geriknya.
Mengeluarkan ponsel dari saku mantel-nya. Ia terlihat berusaha menghubungi seseorang. Heejin menggigit bibir bawahnya ketika nomor yang ia hubungi tidak aktif. Perasaannya semakin khawatir.
Gadis itu membukka aplikasi chat-nya. Mengirimkan pesan di grup yang berisikan para sahabatnya. Menanyakan kondisi mereka semua. Heejin menghela ketika mendapat balasan dari teman-temannya jika mereka baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [versi remake 2021] || End
Fanfiction❝ Dari orang sederhana untuk kamu yang sempurna dengan cerita luar biasa. ❞ Nanaanggn_©2019 [Versi Remake ©2020] [Part akan di up bertahap mulai tahun 2021] Hasil karya sendiri. Don't copy my story!