Suara dentingan dari alat musik yang dimainkannya menyatu dengan suara rintikan hujan yang mulai turun malam itu. Jemari lentiknya menekan tuts tuts secara asal, mengekspresikan emosi yang dipendamnya. Alunan melodi yang tercipta terengar abstrak namun seolah memiliki magis bagi siapapun yang mendengarnya. Seolah ikut merasakan sakit yang coba dituangkan dalam bentuk melodi ringan.
Heejin menunduk, melihat bagaimana jemarinya bermain diatas tuts piano secara kasar. Gadis itu menggigit bibir dalamnya. Lagu Kiss the Rain milik Pianis terkenal Yiruma Heejin bawakan malam itu. Menemaninya dikala hujan turun.
Tak ada alasan khusus mengapa gadis itu memilih menyentuh piano didalam kamarnya yang hampir empat tahun ia biarkan berdebu. Malam itu Heejin hanya ingin mengenang dia yang telah pergi meninggalkannya.
Seiring dengan derasnya hujan yang turun, saat itu juga air matanya menetes tanpa dikomando. Emosinya benar benar tersalurkan. Lagu ini, lagu yang sering dia mainkan ketika tampil di tengah alun-alun kota. Lagu ini juga yang menjadi lagu favorite mereka berdua.
Heejin merindukannya. Sangat merindukannya hingga tak mampu lagi dibendung rasa rindu yang hinggap di dirinya.
Gadis itu mengakhiri permainnanya dengan sempurna. Nafas Heejin memburu dengan air mata yang masih menetes membasahi kedua pipinya.
"Hiks.. hikss.."
Isakan kecil mulai lolos dari bibirnya. Dadanya sesak jika ia teringat tentang dia yang sayangnya masih memiliki tempat tersendiri didalam hatinya.
Empat tahun sudah terhitung semenjak kepergian seseorang yang berharga di hidupnya. Dan empat tahun juga Heejin harus hidup dengan kesendirian. Separuh jiwanya seolah ikut pergi bersama dia.
"Na.. aku kangen kamu hiks.." Heejin menetup wajahnya dengan kedua tangan. Bahu gadis itu bergetar ketika kilasan memori bersama mereka terulang.
Rangkaian kejadian yang mereka lalui bersama seolah berputar didalam otaknya. Bagaikan kaset kusut yang memberi kenangan buruk.
"Hikss.. maaf kalau aku egois berharap kamu ada disini sekarang dan meluk aku." ia terkekeh pelan membayangkan imajinasi yang menjadi kebiasan mereka dulu. Ketika Heejin menangis maka ada sosok Jaemin yang datang merengkuhnya dalam dekapan hangat.
Menarik nafas beberapa kali guna menetralkan emosuna. Heejin beranjak menuju meja belajarnya, mengambil diary berwarna biru laut yang selama ni menemaninya menampung segala cerita pahit kehidupannya.
Gadis itu tersenyum ketika tangannya tanpa sengaja membuka lembar yang ada didalam diary itu. Sebuah gambar yang mampu membuat senyum tipis terbesit di wajahnya. Gambar dirinya dn Jaemin ketika mereka merayakan festival bunga ketika masih SMA.
"Udah lama ya Na, tapi aku belum bisa lupain kamu." ucapnya. "Ah atau aku yang gak ada niatan buat ngelupain kamu." lanjutnya.
Gadis itu kembali membuka lembar demi lembar kertas yang menceritakan bagaimana kehdiupannya selama empat tahun terakhir setelah kepergian Jaemin dari hidupnya.
Sampai pada lembaran baru, gadis itu mulai menorehkan tinta keatas lembaran kertas itu. Ditemani rintik hujan yang menjadi melodi, malam itu biarkan Heejin untuk mengenang kembali kenangan indah bersama Na Jaemin.
Malam ini hujan kembali turun membuat bayangan sosok dirimu yang tersenyum terlintas dipikiranku
Mengingatmu dikala hujan turun membuatku semakin merindukanmu
Aku tidak menyukai hujan
Tapi aku juga tidak sepenuhnya membenci hujan.
Hanya saja butiran yang jatuh dari langit turun membasahi bumi seperti membawa kenangan pahit yang ingin kuhilangkan.
Suara gemercik yang timbul sebagai lambang tangis pilu pembawa rindu membuatku terasa begitu menyedihkan.
Ku rasa semesta juga mengerti betapa ku merindukan waktu bersamamu disaat hujan turun
Lewat hujan ini kutitipkan rindu padamu.
Hujan temani ia disana agar ia tak kesepian
Kau percaya bahwa selepas hujan pasti muncul pelangi.
Ternyata itu benar....
Pelangi muncul selepas hujan, walau hanya sesaat
Tapi... Dibanding pelangi aku lebih menyukai matahari
Ia mampu memancarkan cahayanya sendiri
Ia mampu bertahan dikala sang fajar berganti menjadi senja
Ia mampu menerangi semesta dengan pancaran sinar yang dimilikinya
Bahkan tanpa adanya matahari semesta akan gelap dan sunyi
Sinarnya membangkitkan semangat
Sama sepertimu....
Senyummu adalah semangatku,
Hadirmu pelengkap hidupku,
Kehilangan mu? Rasanya aku tak mampu
Untukmu Na Jaemin laki laki dengan senyuman menawan. Kutulis kisah ini untuk bisa mengenang dirimu selalu
Andai waktu dapat ku putar aku ingin bersamamu lebih lama lagi
Tapi sepertinya semesta lebih menyayangi mu ketimbang aku
Kurelakan kau pergi, karena ku tahu beban yang kau pikul selama ini sudah tak mampu kau atasi
Selamat tinggal Pelangiku, Matahariku dan juga Nana-ku.....
Dari aku yang selalu merindukanmu...
Jeon Heejin
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hallo long time no see..
Bagaimana dengan tahun ini? Semoga lebih baik dibanding tahun kemarin ya ^^
Book ini, JUST YOU benar benar selesai sampai disini. Jujur aku gak nyangka banget bisa selesaiin book ini, karena book iki udah lama banget dari tahun 2020 awal :(
Aku pribadi mengucapkan banyak banyak terimakasih buat kalian yang udah sempetin buat baca cerita ini dari awal sampai akhir.
Jujur sempet kepikiran buat hapus cerita ini karena udah lama aku tinggalin, tapi karena dulu ada yang dm aku dan ngasih semangat untuk ngelanjutin cerita ini. And yeah akhirnya aku putusin bat lanjutin book ini dengan merombak sebagian besar jalan ceritanya dari awal ^^
Sekali lagi aku ucapkan terimakasih kepada kalian semua. Semoga kita bisa bertemu di next project yang pasinya lebih seru lagi...
See you...
©Nanaanggn_ 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [versi remake 2021] || End
Fanfiction❝ Dari orang sederhana untuk kamu yang sempurna dengan cerita luar biasa. ❞ Nanaanggn_©2019 [Versi Remake ©2020] [Part akan di up bertahap mulai tahun 2021] Hasil karya sendiri. Don't copy my story!