Hari ke tujuh dimana pemuda Na masih belum juga membuka matanya. Seolah merasa nyaman dengan tidur panjangnya. Kondisi pemuda Na beransur membaik, bahkan luka di tubuhnya pun perlahan kering, hanya tersisa perban yang melingkar di kepalanya saja. Tapi yang membuat semua dokter heran karena hingga detik ini Na Jaemin belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun.
Seperti hari hari sebelumnya, pagi itu Heejin sudah berada di rumah sakit dengan paper bag besar yang dibawanya. Gadis itu menunduk singkat ketika berpapasan dengan beberapa dokter yang ia kenali. Melangkah pelan menuju ruangan dimana pemuda Na dirawat, Heejin menghela pelan didepan sebuah ruangan yang pintunya tertutup rapat.
Kepalanya sedikit ia miringkan guna melihat kondisi pemuda itu dari posisinya. Memang, seminggu ini Heejin tidak pernah absen mengunjungi Jaemin, hanya dari kejauhan. Heejin belum siap untuk bertemu dengan Jaemin secara langsung.
"Heejin.." panggilan itu membuat Heejin tersentak dan membalikkan badannya.
"Oh Dokter Choi, selamat pagi." segera ia membungkuk menyapa dokter muda itu.
"Selamat pagi juga." Jaehyun tersenyum tipis. "Tumben kesini lebih awal." tanyanya.
Heejin tersenyum kecil. "Ahh ada em sedikit urusan yang saya selesaikan terlebih dulu."
Jaehyun mengangguk. Dokter muda itu mengenakan kemeja biru laut yang sama seperti semalam. Heejin yakin jika Jaehyun kembali bermalam untuk menamani Jaemin di dalam sana.
"Kamu mau masuk?" tanya Jaehyun kemudian.
Heejin mengangkat kepalanya cepat. "Ehh.. Bukannya jam besuk masih satu jam lagi?"
Jaehyun hanya tersenyum kecil. "Memang, tapi jika kamu mau masuk, saya akan mengijinkan." ujarnya.
"Eum saya belum siap bertemu Nana, mungkin nanti dokter Choi."
Dokter muda itu mengangguk pelan. Dirinya tidak akan memaksa, kembali tersenyum memperlihatkan lekukan dikedua pipinya, Jaehyun lantas menggulung lengan kemeja biru yang ia kenakan.
"Baik, Saya masuk dulu, Jaemin pasti senang jika kamu ikut masuk kedalam."
Heejin hanya tersenyum masam ketika Jaehyun telah berlalu masuk kedalam. Heejin menghela pelan, dirinya kemudian berbalik menuju kursi untuk duduk. Bukan maksudnya untuk tidak ingin melihat Jaemin secara langsung, hanya saja hati-nya belum benar benar kuat untuk melihat kondisi Jaemin. Cukup beberapa bulan lalu Heejin melihat seseorang yag di sayanginya berbaring lemah diatas bangsal.
Didalam ruangan serba putih itu Jaehyun mendekat ke arah pemuda yang senantiasa terbaring sejak seminggu yang lalu. Ini belum masuk jadwal kerja, jadi Jaehyun datang sebagai keluarga, bukan dokter yang menangani Jaemin selama ini.
"Hai Na.." sapanya ketika ia sudah duduk di kursi samping bangsal.
"Di depan ada Heejin loh, kamu gak mau bangun? gak kangen sama dia?" kali ini Jaehyun terlihat lebih santai dibanding sebelumnya.
"Ehh.." Jaehyun tersentak ketika mendapati guratan kecil di dahi pemuda Na ketika ia menyebutkan nama Heejin.
Guratan kecil itu perlahan menghilang ketika Jaehyun dengan telaten mengusapnya. "Kamu kangen Heejin ya Na?" tanyanya dengan senyum kecil. "Sebentar hyung panggilkan dia." lantas dokter muda itu beranjak meninggalkan ruangan serba putih itu.
"Heejin."
Gadis itu buru buru berdiri menghampiri Jaehyun ketika dokter itu berdiri di depan pintu. Kepalanya sedikit terangkat menatap Jaehyun penuh harap. "Iya dokter Choi, apa terjadi sesuatu dengan Nana?"
"Tidak. Tapi sepertinya Jaemin belum sadar karena menunggu kamu datang menemuinya secara langsung."
"Hah? Saya dokter?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [versi remake 2021] || End
Fanfiction❝ Dari orang sederhana untuk kamu yang sempurna dengan cerita luar biasa. ❞ Nanaanggn_©2019 [Versi Remake ©2020] [Part akan di up bertahap mulai tahun 2021] Hasil karya sendiri. Don't copy my story!