Happy Reading....
Sore itu, setelah pulang dari eskul musik, Heejin menyempatkan diri untuk mampir ke cafe yang ada di sebrang tempatnya bekerja. Yah, hari ini Heejin tidak bekerja, bibi Sowon sedang ada urusan di Busan sampai dua hari kedepan. Memasuki area cafe, suasana yang pertama Heejin tangkap adalah kesan minimalis dengan beberapa spot foto yang menarik.
Heejin berjalan mengambil tempat duduk yang ada di sudut, sedikit menjauh dari spot utama cafe. Heejin duduk tepat menghadap jendela, bisa dia lihat lalu lalang pejalan kaki di sebrang sana. Mata gadis itu menelisik sekitar, tempat ini benar-benar ramai oleh remaja seperti dirinya, bahkan diantara mereka masih mengenakan sragam seperti yang Heejin kenakan.
Gadis itu tersentak saat namanya dipanggil. Segera Heejin bangkit, mengambil minuman yang tadi dipesannya. Lantas Heejin kembali ketempat semula. Gadis itu menyesap taro milktea yang menjadi minuman best seller di tempat ini. Tidak ada alasan khusus saat Heejin mengunjungi tempat ini, dia hanya penasaran melihat cafe ini beberapa hari belakangan sangat famaus dikalangan remaja sepertinya.
"Hufh.." Heejin menghela nafasnya, diluar sana langit mulai kelam. Diliriknya jam pada layar ponselnya, pukul enam lewat lima belas menit.
Heejin kembali menatap lurus kedepan. Sesekali menyesap minumannya. Rasa dingin langsung mengalir membasahi tenggorokannya. Pandangan gadis itu menajam menatap satu objek yang berdiri jauh didepan sana. Heejin mengerjap sesaat, sebelum akhirnya bangkit untuk mengejar sosok yang kini berjalan kearah barat dengan langkah tergesa.
"Na..."
Sayangnya sosok yang jauh didepan Heejin tidak mendengar teriakannya. Terbukti saat sosok itu hilang dibalik kerumunan orang yang berlalu lalang disekitar tanpa menolehkan pandangannya. Heejin menghela pelan, dirinya yakin sosok pemuda bertubuh jangkung itu adalah Na Jaemin. Lantas ada keperluan apa pemuda itu berada di daerah sini, mengingat jarak rumah maupun kedai tempatnya bekerja sangatlah jauh.
Mungkin besok akan gadis itu tanyakan, apakah benar sosok Na Jaemin yang dilihatnya tadi,
Heejin berbalik arah. Langit sudah sepenuhnya berubah gelap, dan Heejin harus segera pulang. Gadis itu berdiri di sebrang zebra cross, menunggu lampu hijau berubah menjadi merah. Saat lampu mulai berganti warna, segera Heejin melangkahkan kakinya menyebrangi jalan bersama beberapa orang disekitarnya.
Brukk
"Akh!" bahu Heejin tanpa sengaja bersinggungan dengan sosok laki laki paruh baya yang lewat disampingnya.
"Ahh.. saya minta maaf, saya tidak sengaja."
Heejin tersenyum tipis, "Paman tidak salah, saya minta maaf karena jalan sambil nunduk." Heejin merutuk, kebiasaanya saat berjalan dengan kepala tertuduk membuatnya sering kali hampir celaka.
"kamu tida apa apa?" Heejin menggeleng.
"Saya baik baik saja paman, sekali lagi saya minta maaf." gadis itu membungkuk dengan tulus. "Saya permisi paman." pamitnya.
"kau dimana Jaem?"
Heejin memperlambat langkahnya. Telinganya seolah menajam menelisik mendengar sesuatu yang paman tadi ucapkan dengan orang di sambungan telpon. Kepala Heejin berputar, melihat punggung paman tadi menjauh dengan langkah tergesa. Gadis itu mengedihkan bahunya, segera ia mempercepat langkahnya menuju bus yang baru saja sampai.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [versi remake 2021] || End
Fanfiction❝ Dari orang sederhana untuk kamu yang sempurna dengan cerita luar biasa. ❞ Nanaanggn_©2019 [Versi Remake ©2020] [Part akan di up bertahap mulai tahun 2021] Hasil karya sendiri. Don't copy my story!