0.1 New Life in Korea

409 32 3
                                    

Happy Reading....

Jeon Heejin, gadis itu baru saja menapakkan kakinya di Bandara Internasional Incheon. Dengan koper besar di tangannya, Heejin menatap kerumunan orang yang berlalu lalang dengan senyum lebarnya. Ini keputusannya untuk melanjutkan pendidikannya di negeri Ginseng dengan bermodal beasiswa.

Helaian nafas berat terdengar dari bibir mungilnya, ini pertama kalinya Heejin keluar negeri meninggalkan tanah kelahirannya, Indonesia. Ini awal kehidupan barunya di Korea untuk tiga tahun kedepan, ia pasti bisa melewatinya.

"Oke Heejin, kamu pasti bisa. Semangat!"

Dengan riang, Heejin menarik koper besarnya menuju taxi yang sudah menunggunya. Disini Heejin seorang diri tanpa sanak saudara dan kerabat. Satu-satunya keluarga yang Heejin miliki adalah neneknya yang kini berada di Indonesia seorang diri.

Awalnya Heejin ragu untuk mengambil beasiswa ini yang artinya ia akan meninggalkan neneknya yang sudah tua seorang diri. Tapi sebaliknya, nenek justru mendukung Heejin untuk bisa menggapai mimpinya dinegeri orang yang membuat Heejin yakin akan keputusannya.

Sepanjang perjalanan menuju apartement yang akan ia tinggali, Heejin menatap jalanan kota Seoul yang padat dengan seksama. Hhft belum genap sehari ia tiba di Korea rasanya Heejin sudah merindukan nenek dan sahabatnya didesa.


"dek, sudah sampai"

Sedikit tersentak, Heejin sampai tidak sadar bahwa taxi yang ia tumpangi sudah berhenti sejak tadi. Tersenyum sedikit kikuk, Heejin lantas turun dengan koper hitamnya. Gedung apartement yang menjulang tinggi langsung tersuguh dihadapan Heejin.

"woww" hanya itu kalimat yang sedari tadi Heejin ucapkan semenjak memasuki lobi, dimana seluruh arsitekturnya terlihat begitu mengagumkan.

"pasti ini mahal biaya sewanya" Heejin masih sekagum ini memperhatikan sekeliling. Kalau saja bukan karena beasiswa mungkin ia tidak akan bisa merasakan rasanya tinggal di tempat seperti ini.

Setelah mendapat acces card, Heejin langsung menuju unit apartemennya dilantai 14. Sesekali Heejin terseyum saat berpapasan dengan penghuni lain, walaupun mereka mengabaikan Heejin lebih tepatnya. Heejin sendiri tidak perduli, ia hanya ingin akrab dengan tetangga barunya disini.

"Woww..." Lagi-lagi rasa keterkejutan Heejin belum selesai. Berlari kecil, Heejin langsung melemparkan tubuhnya diatas ranjang. Oke anggap saja ini terlalu berlebihan, tapi ini pertama kalinya bagi Heejin merasakan kemewahan.

"nyaman banget" ucapnya dengan mata terpejam, menikmati betapa  nyamannya ranjang dan juga bantal gulingnya. Heejin memeluk guling dengan erat sampai tanpa sadar ia terlelap kedalam mimpinya.


Langit sudah gelap, matahari sudah berganti dengan bulan, terhitung sudah hampir lima jam berlalu, tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda Heejin akan bangun dari tidur nyenyaknya.

Brakk

Suara bising dari luar mampu mengusik tidur nyenyak Heejin. Nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya membuat Heejin sedikit tertatih saat mencoba berjalan kesumber suara. Kepala Heejin tertoleh kesana kemari mencari sumber dari kebisingan didepan pintu apartemennya, tapi nihil tidak ada siapapun disana.

Mengangkat bahu acuh, Heejin membalikkan badannya kembali masuk kedalam, sebelum suara langkah kaki membuatnya mengurungkan niatnya.

Bisa Heejin lihat dari jarak sepuluh meter didepannya ada sosok yang baru saja keluar dari sebuah ruangan berjalan kearahnya. Heejin dibuat tak berkedip dengan sosok yang perlahan mendekat itu. Tepat saat melewati Heejin, sosok itu terseyum tipis yang tak lama kemudian menjadi kekehan kecil.

Just You [versi remake 2021] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang