Hari Wiriya

977 21 2
                                    

“BODOH!!!!!!!!!!!!  APA SIH KERJA KALIAN BAHKAN HANYA MENGCOPY DATA SAJA SAMPAI SALAH!”

Argh sial,  mengapa ahkir-ahkir ini mood ku naik turun? Ukh mana sering mual lagi.

“ma-maaf sir, sa-sa saya akan segera perbaiki.”

“TAK PERLU!!!!!!!!!! AKU TAK MEMBUTUHKAN PEGAWAI YANG TAK KOMPETEN. AKU TAK MAU INI TERULANG LAGI… SEGERA SERAHKAN SURAT PENGUNDURAN DIRIMU SIANG INI JUGA!”

Shit, tak biasanya kehilangan kengendali atas emosiku seperti ini, sebenarnya aku kenapa?

Ukh… sial!!! mengapa rasa mual ini kembali lagi? Aku tak tau apa yang salah, sedikit saja mencium aroma yang kuat di saat itu pula perutku kembali bergolak. Dokter berkata aku baik-baik saja, tapi aku merasa tak begitu. Seperti sesuatu yang ….entahlah aku pun bingung….
Setelah semua sarapan ku keluar tanpa ampun, tubuhku menjadi lemas tapi aku harus kuat karena ada rapat menunggu ku siang ini. Ku langkahkan kaki ku keluar gedung kantor menuju basmant parkiran.   Masih ada waktu seelum rapat siang nanti, sebaiknya aku keluar mencari sesuatu pengganti makanan yang telah kukeluakan tadi.
Hari ini sungguh membingungkan, bukan harinya tapi diriku. Ya diriku sangat aneh. Sudah lebih dari satu jam aku berkeliling kota tapi taka da satupun restoran yang memikat seleraku, ahkirnya kuputuskan untuk kembali kekantor tanpa makan apapun.

“sekolah itu……”

Tempat dimana wanita itu bekerja.

Kupelankan laju mobilku, saat hampir melewati sebuah gerbang sekolah dasar yang cukup bahkan sangat berkenang bagiku.
Apa dia masih bekerja disana. Semenjak hari tak terduga itu, aku tak lagi bertemu dengannya. Bukan tak bisa hanya saja sengaja aku menghindarinnya. Aku tahu aku brengsek. Aku aku bajingan. Tapi….. bisakah aku yakin bahwa anak itu anakku? Dan bukan anak lelaki yang bersamanya waktu itu?

Krukk krukk krukk

kutoleh sesaat warung soto Surabaya di dekat sekolah tempat Reina mengajar, enatah apa yang menggodaku untuk turun dari lamborgini kesayanganku dan masuk ke warung pinggirjalan ini. Banyak pasang mata yang menatapku heran saat kuinjakan kaki ku memasuki warung sedehana itu. Jangan kalian, aku pun heran pada diriku sendiri. Seumur hidupku baru kali ini seorang Wiriya Wijaya sang CEO muda masuk kewarung soto pinggir jalan.  Setelah memesan seporsi soto Surabaya dan es teh, Kududukan diriku di bangku kayu panjang menghadap jalanan. Dari tempatku duduk aku dapat melihat gerbang sekolah tempat Reina mengajar. Dulu biasanya jam-jam segini aku selalu menunggunya di depan gerbang, menantikan sosok cantiknya berjalan anggun kearahku. Dan setelah tiba di depanku dia akan menyapa sambil tersenyum le….. argh……. Lupakan lupakan lupakan. Kau harusnya melupakan wanita yang sudah menghianatimu.
Kugelengkan kepalaku berulangkali sembari meremat rambutku.

Kumohon enyah lah dari fikiranku.

“maaf mas ini pesanannya” aku tersentak kaget saat  pelayan meletakkan pesananku. Sebegitu kacau kah diriku? Sampai sampai aku kehilangan fokusku.
Perlahan ku sendok makanan berkuah dihadapanku dan mulai mencicipinya. Enak , yah menurutku lumayan untuk ukuran selera orang yang biasa makan masakan chief terkenala. Tak lama soto itu pun tandas keperutku. Tapi rasanya aku masih enggan beranjak dari warung makan tersebut. Entah apa yang membuat ku merasa nyaman dan betah berlama-lama di tempat ini. Mataku masih setia menatap lurus kedepan. Dimana di seberang sana ada sebuah gerbanga sekolah. Namun sesaat kemudian mata ku membulat, menagkap seulet bayangan yang sangat aku kenali dan mungkin juga sangat aku rindukan. Yah dia Reian Wati, Reina kekasihku, Reina wanitaku….wanita….ku? bodoh!! Bukankah kau sendiri yang membuangnya! Kau tak pantas menyebutnya sebagai wanitamu lagi Wiriya Wijaya. Segera kau berdiri dan membayar makananku. Kulajukan lambhorgini hitamku pelan mengikuti sosoknya dari belakang. Dia tampak lebih kurus dari terahkir kulihat, apa dia sakit? Apa  perdulimu? Bahkan jika dia matipun tak akan membuatmu kehilangankan?.........??? Kehilangan…..?! Bukan kah sekarang saja aku sudah kehilangan dia? Bukan lebih tepat jika aku berkata mencamapkannya!!

kenangan yang hilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang