Bagian 9

1.9K 130 5
                                    


Yeah, Nadine and Malik are back. Teman-teman sebelum membaca, aku promosi dulu, ya. Novel After Divorce sudah tersedia di Tokopedia dan Shopee. Harganya 65 ribu. Itu bebas ongkhir lho dan khusus di tokped ada cashback bila follow tokoku. Apa aja bedanya dengan yang di Wattpad? Pertama, ada 7 bagian pov Malik. Menceritakan tentang alasan Malik selingkuh, awal pertemuan dengan Liana sampai akhirnya Hanum lahir (termasuk yang penasaran itu selingkuhnya di mana sama Liana ngaku hamilnya gimana). Juga ada special part. Isinya liburan Malik, Nadine, dan anak ke Inggris setelah mereka berdamai dan sepakat jadi pasangan orangtua buat ketiga anaknya. Juga ada pengakuan Malik soal gimana cara dia ngerayu Aurel untuk mau lagi berbicara sama mamanya (ingat adegan di Singapura, waktu Aurel bilang benci sama mamanya karena enggak mau rujuk sama Malik).

Cara belinya gimana? Kalian bisa klik link di bio-ku. Atau bisa buka Tokped dan Shopee dan search "Novel After Divorce". Penampakan awalnya akan seperti ini.

 Penampakan awalnya akan seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pengiriman dari Jakarta Barat, ya. Jangan lupa beli, Teman-teman, biar aku semakin semangat nulisnya. Terima kasih.





"Malik, aku capek masak. Nanti aku beli capcay di restoran biasa aja."

"Aku udah bilang ke kamu untuk ambil baju di laundry, Malik. Ada seragam Aurel yang mau dipakai besok. Kamu, tuh, belum 60 tahun tapi udah sering lupa."

"Malik, jangan biarkan Zidane makan kue jam 5. Nanti, dia enggak akan mau makan malam."

"Malik... Malik... Malik...."

Aku tersenyum mendengar ocehan Nadine. Suaranya yang meninggi dan omelannya justru menggelitik perutku. Ah, rasanya tidak akan sebanding dengan perasaan bahagia yang selalu memuncak setiap kali melihatnya di sisiku. Memastikan jika perempuan itulah yang tidur di sampingku. Memandang wajah Nadine yang tenang membuat semangat hidupku bertambah.

"Papa, ayo main bola."

"Papa, tendang juga."

"Papa belum peluk dan cium Aurel hari ini."

Aku tidak dapat menyembunyikan kehangatan yang hinggap di dadaku. Suara Aurel, Zidane, dan Ibra yang berjibaku memanggiku Papa seperti sebuah air di tengah dahaga. Ketiganya yang aku rela mengorbankan nyawaku sendiri. Ketiga buah cintaku dengan perempuan yang paling aku cintai.

"Malik... Malik...."

Aku mengernyit mendengar suara-suara itu. Nadine-kah? Tapi sepertinya bukan karena suara istriku tidak berat. Zidane dan Ibra jelas tidak mungkin. Aku merasakan sebuah guncangan saat merasakan sebuah tangan memegang bahuku.

After Divorce-Cerita MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang