Bagian 10

1.7K 115 4
                                    


Yeah, Nadine and Malik are back. Teman-teman sebelum membaca, aku promosi dulu, ya. Novel After Divorce sudah tersedia di Tokopedia dan Shopee. Harganya 65 ribu. Itu bebas ongkhir lho dan khusus di tokped ada cashback bila follow tokoku. Apa aja bedanya dengan yang di Wattpad? Pertama, ada 7 bagian pov Malik. Menceritakan tentang alasan Malik selingkuh, awal pertemuan dengan Liana sampai akhirnya Hanum lahir (termasuk yang penasaran itu selingkuhnya di mana sama Liana ngaku hamilnya gimana). Juga ada special part. Isinya liburan Malik, Nadine, dan anak ke Inggris setelah mereka berdamai dan sepakat jadi pasangan orangtua buat ketiga anaknya. Juga ada pengakuan Malik soal gimana cara dia ngerayu Aurel untuk mau lagi berbicara sama mamanya (ingat adegan di Singapura, waktu Aurel bilang benci sama mamanya karena enggak mau rujuk sama Malik).

Cara belinya gimana? Kalian bisa klik link di bio-ku. Atau bisa buka Tokped dan Shopee dan search "Novel After Divorce". Penampakan awalnya akan seperti ini.

 Penampakan awalnya akan seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pengiriman dari Jakarta Barat, ya. Ayo, yang habis gajian, silakan melipir....




Tepat setelah menutup pintu mobil, aku melihat sebuah bangunan besar di hadapanku. Gedung tiga lantai bercat cokelat muda. Seperti sebuah bangunan yang sudah lama dibangun. Di sisi kiri depan bangunan itu ada pohon beringin besar. Di pinggirnya terdapat dinding hingga sepinggang orang dewasa dengan motif bebatuan.

Aku masih berada di luar gedung untuk memarkir kendaraanku. Melangkah menuju portal besar yang tidak dibuka total. Ada seorang satpam berseragam hitam di sana. Kepada laki-laki bertubuh besar itu, aku bertanya mengenai maksud kedatanganku.

Seraya tersenyum, laki-laki itu menunjuk sebuah pintu masuk yang harus kulewati. Aku mengangguk mengerti dan mengikuti perintahnya. Pintu kaca besar yang kudorong membawaku masuk ke ruangan depan bangunan itu. Tidak terlalu luas untuk ukuran tempat pelayanan publik. Hanya kursi berjajar dan meja panjang yang menjadi tempat dua orang pegawainya berada.

"Permisi, Mbak," sapaku. "Saya ada janji dengan Mbak Riri."

"Oh, sebentar, ya, Pak," perempuan itu menjawab. Ia duduk di hadapan sebuah komputer dan mengecek sesuatu. Lantas, ia kembali berdiri. "Kalau boleh tahu, dengan Bapak siapa?" tanyanya sopan.

"Malik."

"Oh, sebentar, Pak Malik. Mbak Riri masih ada pasien. Bisa menunggu sekitar 15 menit?"

Aku mengangguk. "Tunggu di sana," aku menunjuk jejeran kursi besi.

"Boleh di lantai dua, Pak. Nanti setelah naik tangga, ke kiri dan ada resepsionis. Nanti, resepsionis akan memanggil nama Bapak."

Setelah mengucapkan terima kasih, aku berjalan ke tempat yang ia maksud. Duduk di dekat resepsionis di lantai dua. Mataku memandang sekeliling. Tidak begitu ramai. Itu membuat kepalaku sesaat terasa penuh pertanyaan. Apa benar yang akan kujalani saat ini.

After Divorce-Cerita MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang