24 || Amira POV

6.3K 634 64
                                    

Sesuai kesepakatan Amira berangkat bersama Bagas dan Alma bersama Deon.

Setibanya di sekolah mereka menjadi pusat perhatian dan Amira melangkah menuju kelasnya setelah turun dari motor Bagas tanpa memperdulikan bisikan para siswa dan siswi.

Sampainya di kalas Amira seperti biasa banyak yang takut padanya dan hanya Regita Cahyani salah satu temennya yang paling dekat dengannya.

Bel istirahat berbunyi Amira dan Regita melangkah ke kantin sekolah dan Regita memesan makanan.

Setelan pesanan datang mereka makan dengan berbincang-bincang.

"Oh iya, Seyla mana?" Tanya Amira pada Regita.

"Lo nggak tau? dia kan mau pindah ke Jepang katanya,"

Mendengar Jawaban Regita sontak Amira terkejut. Pasalnya ia dan seyla cukup dekat tapi kenapa dia tidak ada memberi tahunya bahwa dia ingin pindah.

"Kok gue nggak tau?"

"Yey mana gue tau."

"Kok Sey nggak ngas..." Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Amira dikejutkan seorang siswi yang amat dia benci menjatuhkan segelas jus ke bajunya.

"LO BISA JALAN NGGAK SIH HAH, LIAT NI BAJU GUE KOTOR,"

"A-amira hiks ak-aku nggak sengaja hiks, ja-jangan bentak ak-aku," Isak Aila.

"Nggak sengaja? Lo emang makhluk ter..." Lagi-lagi ucapannya terpotong oleh sebuah teriakan.

"AMIRA, LO BISA BIASA AJA NGGAK, ENGGAK USAH BENTAK-BENTAK AILA, LIAT TUH AILA JADI TAKUT," teriak Fadhil tak terima Aila di bentak sampai menangis ketakutan seperti itu.

"NGGAK BISA, KALO BERURUSAN SAMA ORANG LEMAH KAYAK DIA, ITU NGGAK BISA BIASA AJA," ujar Amira semakin membentak Aila dan sambil menunjuk nya.

Aila yang di bentak semakin terisak tak berdaya, terlihat sangat lemah, seperti orang yang sangat tidak bisa dibentak.

"Aku hiks kan nggak se-sengaja Am-amira," Isik Aila kembali dan menyusut kebelakang tubuh Fadhil seperti sangat ketekutan.

"Alah bilang aja lu sengaja kan, ngaku nggak Lo," ujar Amira sambil menunjuk Aila yang bersembunyi di belakang Fadhil.

"Amira, lo jangan keterlaluan, Aila udah bilang dia nggak sengaja, nggak usah di perpanjang bisa," ujar Angkasa angkat suara tak lupa tatapan yang sangat tajam tertuju pada Amira.

"Ih angkasa, kok kamu malah belain dia sih," Amira dengan rengekan manjanya.

Astagfirullah, najis banget anjing.

Eh tunggu gue kan Kristen. Ini akibat keseringan gaul Ama si Regi jadi kebawa kan.

Puji Tuhan Yesus.

"Mendingan lu pergi dari sini, gue muak liat tingkah murahan lu," kata Angkasa dengan raut wajah menahan emosi.

Lo kira gue beneran suka sama Lo, ih Najis. Enak banget mulut sampah Lo ngatain gue murahan. Ingin rasanya Amira teriak seperti itu pada Angkasa, tapi nyatanya ia tak bisa.

"Lo itu emang nggak punya harga diri ya jadi cewek, Lo pikir gue mau sama Lo, gue malah muak dengan semua perilaku Lo yang sangat membuat gue risih," lanjut angkasa pedas.

Anjing ya Lo, Babi, bangsat, setan, monyet Lo Angkasa.

Amira berusaha terlihat bahwa ia merasa tersakiti oleh ucapan Angkasa barusan. Lalu ia menatap kearah kedua Abangnya.

Segitu bencinya kan Lo sama gue bang? Nggak bisakah Lo bela gue sekali aja? Gue kecewa sama Lo.

Liat aja Lo. Kalo gue Nemu bukti kalo bukan gue yang salah, gue nggak akan maafin Lo berdua.

Jadi Antagonis Twins (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang