Dikediaman keluarga Bessara tampak riuh karena Alma belum juga kembali dari sekolah.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 18:00, itu membuat Amaira sangat khawatir dan langsung memarahi kedua anak laki-lakinya karena tidak becus menjaga sang adik.
"Kalian ini gimana sih, kok bisa Alma nggak sama kalian hah," bentak Amaira.
"Mom tadi kita udah ke kelas Alma, tapi dia nggak ada dikelas. Terus teman sekelasnya bilang Alma udah pulang sama supirnya gitu mom. Jadi kita tenang," jelas Delion pelan.
"Ya Tuhan, kemana putri ku hiks," Isak Amaira.
"Loh sayang kamu kenapa nangis," Sean berkata dari arah pintu masuk mansion dan langsung memeluk istrinya yang sedang ditenangkan oleh Algan.
"Mom, juga kenapa nangis," Sean melihat Oma Noel yang terisak diperlukan Opa Alferd.
"Dad, Alma belum pulang dari tadi, aku sama Bagas udah nyari disekolah tapi nggak ada, kita juga nyari di daerah sekitar sekolah juga nggak ada," jelas Delion panik.
"APA, KENAPA ALMA BISA BELUM PULANG HAH," bentak Sean kaget kepada Delion.
"Tenang dulu dad, Algan udah nyuruh anak bodyguard untuk nyari Alma," ujar Algan menenangkan Sean. Sedangkan Oma Noel dan Amaira masih terisak.
Tak lama dari arah pintu masuk terdengar suara langkah kaki, mereka sponta melihat kearah pintu dengan berharap itu adalah Alma, namun harapan mereka sirnah saat melihat Amira yang berjalan menuju mereka dengan kening yang mengkerut bingung.
"Mom, Oma, kalian kenapa? Kok nangis," tanya Amira.
"Amira, dari mana kamu? Apa kamu sama Alma hah jawab, kemana kamu bawa Alma," pekik Amaira berjalan menuju Amira dan mengguncang-guncang tubuh Amira.
"Mom, tadi aku ada latihan Dance, jadi aku nggak tau Alma dimana mom," jawab Amira.
"Argggggh kamu ini gimana sih, Alma itu kembaran kamu, masa kamu nggak tau dia dimana hah," omel Amaira.
"Amira, Sekarang kamu masuk kekamar kamu," titah Opa Alferd yang tidak tega cucunya diomelin oleh sang ibu.
Amira pun hanya mengangguk setuju dan berlalu meninggalkan mereka.
"Amaira, kamu seharusnya tidak marah-marah seperti itu pada Amira," peringatan Opa Alferd.
"Alma pulang,"
Tak lama setelah Amira pergi ke kamarnya Alma datang dengan keadaan yang cukup memprihatinkan, dengan perban yang berada didepannya, muka banyak memarnya dan seragam yang penuh darah dan kaki yang berjalan pincang.
Mereka semua buru-buru menghampiri Alma dan langsung memapahnya menuju sofa.
"Ya Tuhan sayang, kamu kenapa bisa seperti ini hiks..," Isak Amaira sambil memeluk lalu mengelus luka yang ada di wajah Alma dengan lembut.
"Cucu kesayangannya Oma, kenapa bisa luka-luka begini sayang,"
"Dek, siapa yang buat kamu seperti ini," tanya Delion, Bagas dan Algan khawatir saat melihat keadaan Alma.
"Dad, cepat panggilan dokter, jangan diam saja," teriak Amaira kepada Sean yang masih linglung melihat keadaan Alma dan segera mengambil handphone yang berada di sakunya.
"Enggak usah dad, Ama nggak apa-apa kok, ini juga Ama baru dari rumah sakit kok, dokter bilang cuman luka ringan aja dan nggak ada yang serius," cegah Alma.
"Nggak apa-apa gimana hah, kamu luka-luka begini" omel Oma Noel sambil menatap luka Alma ngilu.
"Honey kamu kenapa bisa begini," tanya Opa Alferd.
"Tadi Ama mau di rampok opa, nah untungnya Ama bisa sedikit bela diri Ama lawan mereka dan berakhir Ama kalah, terus pas mereka mau Bawa Ama pergi, ada cowok ganteng yang nolongin Ama. Terus Ama di anterin ke rumah sakit deh, beneran kok Ama udah nggak papa, mom, dad, Oma, opa, Abang-abang," jelas Alma sambil tersenyum menenangkan.
"Ya udah, sini mommy antar ke kamar dan nanti biar bi Asih yang ngatain makan malam kamu ke kamar." Ujar Amaira lalu menuntun Alma menuju lift.
Oma Noel dan Opa Alferd juga meninggalkan Sean, Algan, Delion dan Bagas di ruang tamu.
"Dad, kita harus cari tau siapa preman yang berani melukai Ama ku," ujar Algan dingin dan di tatap sinis oleh si kembar.
"Enak aja Ama lo, kita juga abangnya kali bang, Ama kita juga," protes Bagas dan ditatap tajam oleh Algan.
"Sudah kalian jangan ribut, nanti Daddy akan cari tahu, sekarang kalian istirahat liat tuh udah jam 20:00 besok sekolah,"
Mereka pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamar masing-masing. Sedangkan Sean berjalan menuju kamar Alma.
Sean melihat istri dan putrinya yang tengah tertidur nyaman sambil berpelukan, ah tidak hanya istrinya yang memeluk Alma.
Lalu ai membenarkan selimut keduanya dan berajak meninggalkan mereka tak lupa memberikan ciuman pada kening mereka.
Tanpa sadar semua tindakan Sean diperhatikan oleh seseorang yang menatap terluka, ya dia Amira.
Kapan Daddy bisa gitu sama Mira? Kapan mommy bisa tidur sambil meluk Mira, batin Amira lirih. Segera masuk ke kamarnya saat melihat Sean yang akan keluar meninggalkan kamar Alma.
_______________________________________________
TAK HENTI-HENTINYA GUE MINTA MAAF KALO TERDAPAT BANYAK TYPO YANG BERTEBARAN DIMANA-MANA.
JANGAN LUPA TINGGAL JEJAK OKEH.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Antagonis Twins (On Going)
FantasíaWARNING ADA SEBAGIAN PART TERDAPAT ADEGAN YANG MENGANDUNG PENYIKSAAN, PEMBUNUHAN DAN 🔞 _______________________________________________ Aira si gadis friendly dan jago bela diri yang sukanya traveling sama baca novel picisan anak SMA, tiba tiba terb...