Selamat membaca ...***
Sekolah Luar Biasa adalah sekolah yang ditujukan bagi anak-anak spesial yang berkebutuhan khusus. Anak dengan berkebutuhan khusus bisa digolongkan menjadi tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, dan tunaganda.
Masih berada di gedung ini di sebuah ruangan seni yang sudah tampak sepi, terdapat seorang gadis yang masih asik duduk diam di atas panggung dengan violin di tangannya.
Ia menatap beberapa senar violinnya yang putus. Sesekali ia menghela nafas demi mengontrol diri untuk tidak menangis, namun kejadian beberapa saat lalu terus saja terputar di ingatannya membuatnya menitikan air mata yang sedari tadi ia tahan.
Tangan ringkihnya mengusap biola yang bertulis Megumi Aiko, nama sang Mama. Kembali mengenang wajah tersenyum wanita itu yang tercetak dalam figura di kamarnya, membuat perasaan gadis itu bertambah kalut.
FLASHBACK...
Alunan melodi indah dari benda yang di gesek memenuhi ruang kelas yang sudah sepi. Di tengah ruang lenggang itu, suara biola yang ia mainkan terasa lebih terdengung. Menusuk indra pendengaran siapa pun yang masih beraktivitas di luar ruangan, meski begitu tidak ada satu orang pun yang berani mengusik permainan si gadis. Sebab melodi yang ia mainkan dapat dinikmati dengan suka rela oleh semua orang yang mendengar.
Sret!
Prang!
"Akh!"
Pada saat tengah asik dengan permainannya, tiba-tiba saja seorang gadis datang dan membanting biola yang ia pegang. Membuat suara keras yang bergema disetiap sudut ruangan, dengan cepat si pemilik memungut biolanya namun sayangnya kembali dirampas oleh si pelaku sebelumnya.
"Nyusahin!" ujarnya dengan memandang kesal Via, si gadis violin.
"Kenapa harus minta jemput sama Kak Saka? Kakak lelah Via! Kuliah, kegiatan wajib, tugas dan kamu yang nggak tau dirinya malah nambah repot orang lain!" Ia mendorong kepala Via dengan jari telunjuknya, sedangkan si korban hanya mampu tertunduk dengan tangan yang terkepal. "nggak heran sih, anak cacat seperti kamu memang paling suka jadi beban,"
"Benar-benar cuma menyusahkan!"
Viona, si gadis kasar mencoba melempar kembali biola yang ia genggam namun Via mencegahnya dengan menahan lengan Vionna. Karena tidak ingin benda itu dibanting lagi, Via dengan geram menarik paksa hingga violin itu terlepas dari tangan Vionna dan terbanting cukup keras. Beberapa senar mengenai jari gadis itu dan membuat luka menganga yang tidak kecil.
"Akh!"
"Kenapa?"
'Sial! Kenapa harus di saat kayak gini' batin Via kesal, ia merasa ada yang tidak beres dengan gadis di depannya. Lihatalah, di saat-saat seperti ini gadis itu masih bisa membuat raut aneh yang mencurigakan.
"Kak Saka! Lihat, tangan Viona sakit... " Viona mengulurkan tangannya yang terluka, membuat lelaki di sampingnya mengerut dengan wajah marah.
"Padahal Viona cuma mau bantu Via, tapi Via marah karena Viona yang datang ke sini bukannya Kak Saka." Viona menangis dengan kencang, isak tangisnya begitu pilu hingga menundukkan kepala seakan ia begitu tersakiti.
Sedangkan Via, gadis itu hanya diam menatap Biolanya dengan sedih. Ini barang berharganya. Ia rela melakukan apapun demi mendapatkan satu-satunya barang berharga ini. Tapi sekarang malah rusak karena gadis kasar itu.
"Nggak tau diri! Ayo pulang!"
Setelah berujar dingin dengan sorot yang menakutkan, Saka menarik Viona untuk kembali pulang. Padahal yang adik kandung adalah Via, bukan Viona. Vio hanyalah anak bungsu dari Paman dan Bibinya dari pihak ayah. Tapi di perlakukan seperti saudara dan anak kandung oleh keluarganya sendiri, ia tidak akan iri jika ia juga di perlakukan dengan sama. Namun tidak, ia selalu diperlakukan layaknya manusia buangan yang membawa sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVIANNA
Сучасна прозаSungguh memuakkan. Kalian semua adalah manusia yang sangat memuakkan. "Jika sudah seperti ini... bukankah lebih baik mengabulkan keinginan mereka? Hadiah dari orang yang sedang berulang tahun, heh?" Berdiri dari duduknya, Via menatap ujung jalan y...