Selamat membaca...
—Ovianna—
"BUNDA!"
"Eh ayam!"
Suara menggema akibat dari ketidak sopanan salah satu dari tiga orang yang baru saja datang itu mengejutkan seorang wanita cantik yang memegang dadanya, wanita itu menatap jengah sang pelaku yang hanya bisa cengengesan.
"Raysta! Kebiasaan! Kalau masuk rumah itu ngucap salam, bukannya teriak."
"Iya Ndoro, maaf." jawabnya dengan menyatukan telapak tangan.
Bukannya senang sang ibu malah semakin kesal dengan tingkah anak sulungnya itu, setiap hari ada saja tingkahnya yang menyebalkan. Untung saja dia adalah anak kesayangan ayahnya, jika tidak, mungkin sudah ibunya masukkan kembali ke dalam perut saking menyebalkannya bocah tengil itu.
Plak!
"Akh!"
Sebuah tamparan yang lumayan keras hinggap di punggung lebar lelaki itu, yang mana kejadian tersebut mengundang kikikan tertahan dari dua orang lain yang tengah menyaksikan penderitaanya di sudut ruangan dengan senang. Ralat! Salah satu dari mereka bahkan sudah menyemburkan tawa yang terdengar menyebalkan di telinganya. Awas saja bocah itu, akan ia balas nanti!
"Tata kebiasaan! Becanda mulu,"
"Bun? Raysta, R A Y S T A! Bukan TATA!" ujarnya dengan sedikit menggeram ketika mengoreksi perkataan sang Bunda, bahkan tumbukan giginya terdengar menyilukan.
Oh, ayolah! Siapa yang tidak kesal jika nama kerennya dirubah-ubah dengan tidak elitnya. Ia akan terima-terima saja sebenarnya, jika nama yang diberikan juga satu selera dengan keinginanya. Namun, bukannya terdengar keren ia malah merasa namanya persis seperti milik seorang anak perempuan.
"Syasya lapar nggak Nak? Mau Bunda buatkan makanan, hm?"
Bukannya mendengarkan protesan dari anak sulungnya, wanita itu malah memberikan pertanyaan pada si bungsu yang tampak duduk tenang dengan kaki bersila.
"Rasya sudah makan tadi, bekal yang Bunda siapkan juga sudah dihabiskan. Sekarang Rasya pamit ke kamar, ingin mandi."
Demi menghindari sang Ibu Negara yang akan terus merecokinya dengan panggilan masa kecil yang cukup membuatnya risih, ia pun mencoba melarikan diri dengan dalih membersihkan diri.
"Yasudah, jangan lupa langsung istirahat ya sayang. Kalau kamu lapar, di meja makan sudah Bunda siapkan makanan lain untuk di makan."
Rasya hanya membalas dengan menganggukkan kepala mengiyakan, sedangkan Vito yang mendengar kata makanan sudah lebih dulu meluncur dengan jurus kaki seribu. Maklum saja, rumah ini sudah ia anggap seperti tempat penampungan gizinya. Jadi tak usah sungkan dan tak perlu menunggu ditawarkan.
"Ta... "
"Bun, Tata masuk kamar dulu. Capek."
Cup.
Dengan berbisik pelan, Raysta memotong ucapan sang Bunda. Dengan harap cemas satu kata menjijikan yang ia keluarkan dari mulutnya itu tidak terdengar oleh...
"Ppfftt..."
"Shit! "
Plak!
"Tata mulutnya!"
"Bwahahahaaa..."
"TENDANGAN SERIBU BAYANGAN!"
Bugh!
KAMU SEDANG MEMBACA
OVIANNA
General FictionSungguh memuakkan. Kalian semua adalah manusia yang sangat memuakkan. "Jika sudah seperti ini... bukankah lebih baik mengabulkan keinginan mereka? Hadiah dari orang yang sedang berulang tahun, heh?" Berdiri dari duduknya, Via menatap ujung jalan y...