Tragedi

1.5K 71 7
                                    

Selamat membaca...

***

Selamat membaca...

Tandai jika terdapat typo ya^^...

***

Brak!

"Fix! Kita jodoh!"

Dengan tengilnya Vito memekik heboh, membuat telinga penumpang lain berdengung akan suara kerasnya. Kini kehebohannya teralih seoenuhnya pada sosok baru yang ikut duduk di bangku belakangnya. Tangannya bertepuk senang, tubuhnya sudah lurus menghadap belakang. bangku penumpang di depannya.

"Heh! Jeroan kuyang! Mirror please! Mana pantas perempuan cantik seperti ini disandingkan dengan kutu babi seperti lo. Merusak keturunan yang ada." ujar Joan yang duduk di kursi samping Via, sedangkan yang diejak sudah hampir menumpahkan lahar emosinya di depan sana.

Sedangkan di sisi lain, sang pengemudi yang sedari tadi membisu hanya pasrah menukikan telinga akan keributan yang terjadi. Lewat kaca spion, sesekali ia melirik gadis manis yang tengah duduk diam di jok penumpang di belakangnya. Sayang sekali gadis cantik itu tidak dapat berkomunikasi dengan normal seperti orang kebanyakan. Gadis itu istimewa. Ia sedikit-banyak tahu tentang gadis itu dari makhluk di sampingnya ini kemarin malam, yang tiba-tiba saja menghubunginya seperti orang kesetanan hanya karena merasa jijik dengan perilakunya sendiri. Dasar, bocah prik memang.

"Fokus saja menyetir, Yo. Mata lo nggak usah jelalatan kemana-mana, bukannya sampai ke tempat Rasya kita malah sampai ke hadapan yang maha kuasa akibat keteledoran lo."

"Bisa diam?" Singat, padat dan jelas. Yang sialnya mampu membungkam mulut cerewet Vito yang kini sudah menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Sungguh mimpi buruk jika ia berani mengusik papan reklame ini lebih jauh. Berurusan dengan Sio yang sedang di mode menyebalkan ini hanya akan mendatangkan mala petaka baginya, salah dikit saja kepalanya bisa pindah posisi ke bokong. Istilahnya, senggol bacok. Menyeramkan bukan?

"Usir saja Yo, biar dia jalan sampai ke tempat Rasya."

"Tega! Awas ya nanti kalian, nggak akan aku kasih izin mengungsi di rumahku lagi ya kau, Yo. Nggak ku tolongin kau kalau sampe diusir lagi sama si Mamak! Kau juga!" Tunjuknya pada Joan yang tergelak

"Ppfft..."

Tawa geli terdengar dari arah sampingnya dan kursi samping pengemudi. Yang tak lain adalah Via dan Joan. Mereka berdua menertawakan cara bicara Vito yang cukup unik dan menghibur.

"Sudahlah, mana pantas lo melucu To. Bikin ketawa enggak,  mual sih iya." Joan terkiki sembari memutar badan menghadap Via. "tampang macam dia lebih cocok jadi begal, ya nggak beb?"

Nyiit!

Bruk!

"Ouch!"

"Turun."

Satu detik setelah Joan mengucapkan kata terakhir, mobil yang mereka tumpangi berhenti tanpa komando. Yang mana hal itu membuat Joan yang duduk menghadap samping sampai terjungkal karena tidak dalam posisi yang siap. Membuat tubuhnya terlempar ke depan dengan kaki yang menyangkut di kursi yang dia duduki sebelumnya.

Melihat kesialan Joan bukannya berniat menolong, Vito malah tergelak kencang. Mensyukuri karma dibayar kontan yang didapat Joan karena telah meledeknya tadi. Dengan tawa yabg masih membekas pemuda itu keluar dari mobil menyusul Sio yang telah lebih dulu meninggalkan mereka, diikuti Via lalu terakhir Joan yang berjalan mensejajarkan diri dengan mulut yang terus menggerutu.

"Sawahdikap khapunakap!"

"Tata, Syaysa, coba lihat Ito bawa siapa?" Vito dengan gaya khas bocah TK menghampiri teman kembarnya itu yang tengah duduk di kursi dekat parkiran, menunggui mereka datang sembari bermain gim online di ponsel pintarnya.

OVIANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang