"Gua cape, cape berjuang sendiri tanpa ada seorangpun yang mau meluk gue"
- Devaro Ashaka ------------------------------------------------------------
Pagi ini Varo bangun lebih awal karena ingin ikut belanja bersama tantenya kepasar, terlihat kini ia sedang menatap langit langit kamarnya sambil sesekali tersenyum.
"Gue harus apa sekarang? Hampa banget kayaknya hidup gue"
Varo bangun dan berjalan keluar kamar, tampak rumahnya ramai karna semalam teman teman Laka datang kerumah dan memutuskan untuk menginap.
"Bang, tante mana?" tanya Varo
"Ada di dapur, coba liat aja"
Varo langsung melangkahkan kakinya kearah dapur, ia mendapatkan sang tante sedang membenahi barang yang berserakan. Karena merasakan kehadiran seseorang tante langsung menoleh ke Varo,
"Sudah? Ayo berangkat"
Varo mengekori tantenya hingga kedepan rumah, mereka memilih untuk membawa motor karena mereka tau disana akan sangat ramai
"Ayo," Varo melajukan motornya, sesekali ia mengobrol bersama tantenya membahas banyak hal,
Dia juga bertanya pada sang tante bagaimana mama dan ayahnya bertemu waktu itu, dan tanpa keberatan sang tante menceritakan semuanya dari awal.
Karena asik bercerita, tak terasa kini mereka sudah memasuki wilayah pasar yang ditandai banyak pedangan kaki lima dipinggiran trotoar.
"Mau ikut kedalem atau tunggu disini aja?"
"Ikut"
Varo mengikuti langkah tantenya menuju dalam pasar, ia sangat speechless, ini adalah kali pertamanya ia memasuki pasar karena biasanya ia hanya menunggu sang nenek diparkiran.
Ia melihat banyak anak perempuan yang juga ikut bersama sang mama untuk belanja, ia terheran mengapa mereka mau saja disuruh membawa banyak belanjaan yang terlihat berat itu.
Ia berkali kali memutarkan kepalanya untuk melihat semua suasana sudut pasar, ada pedagang yang sedang memotong ayam, pembeli yang sedang menawar harga hingga penjual mainan pun ada didalam sana.
Tiba-tiba ia merasa awkward dengan outfit yang ia kenakan sekarang, ia memakai kaos putih dilapisi dengan kemeja flanel dan dengan bawahan celana boxer. Ia merasa seperti preman pasar, padahal banyak perempuan seumurnya yang terdiam karena melihat ketampanan Varo.
Ia terus saja mengekori sang tante menjelajahi dari satu toko ke toko yang lain, ia pusing mendengar sang tante menawar harga sangat tidak masuk akal bahwasannya harga ikan yang semula 95ribu ditawar menjadi 50ribu.
Memang dasar ibu ibu, selalu punya cara agar uang bulanannya tak cepat habis.
Setelah selesai memutari seisi pasar, sang tante mengajaknya pulang karena merasa belanjaannya sudah terbeli semua, "Ayo pulang"
Varo menurut dengan perkataan sang tante, ia mengambil motornya yang ada diparkiran dan membawanya keluar dari wilayah pasar.
"Beli sarapan dulu ya",
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVARO ASHAKA
Teen Fictionini tentang kehidupan anak laki-laki yang selalu terlihat baik baik saja dan tersenyum lebar dihadapan banyak org. Tentang anak laki-laki yang ingin menyerah, namun ada secercah harapan yang selalu membayanginya. Tentang seorang anak lelaki yang ha...