34.

772 180 16
                                    

Saat jam sudah menunjukan tepat pukul delapan pagi, [Name] menyudahi bermain airnya. Ia melangkahkan kakinya menuju pasir pantai. Sesudah sampai dipasir, [Name] membalikkan badannya melihat teman-temannya yang masih bermain air.

"Oyy! Udahan oyy! Nanti masuk angin!" Teriak [Name] mengundang perhatian teman-temannya.

Kenma pun berjalan mendahului teman-temannya menuju [Name]. Badannya terlihat menggigil, dengan tangan yang ia silangkan.

"Kabulusan lu ken?" Tanya [Name] kepada kenma.

"Kabulusan?" Tanya kenma dengan bibir bergetar, dan sedikit memiringkan kepalanya.

"Sory maksud gw kedinginan?" Ucap [Name] membenarkan.

"Oh. Y." Jawab kenma singkat.

"Jaelah ah lu mah~ yodah yo lah ke villa duluan. Gw anterin." Usul [Name] diangguki kenma.

Mereka pun berjalan bersama menuju villa. Tidak memperdulikan teman-temannya yang menatap [Name] dan kenma berjalan terlebih dahulu.

"Manja beut dah si kenmeng." Ucap suna tak suka.

"Ya. Keknya cuma pura-pura deh." Fitnah tsuki.

"So tau lu garem." Cibir kyoko yang sedang mengelap kacamatanya menggunakan bajunya.

"Bodo banget. Ngelap kacamata make baju basah." Ucap atsumu yang tengah bersender ke pundak kembarannya.

"Jangan mancing jangan mancing." Ucap osamu dengan sinis.

"Yodah lah yo susul mereka berdua!" Ajak akaashi diangguki teman-temannya. Mereka pun menyusul [Name] dan kenma menuju villa.

Di kamar kenma

[Name] sudah mandi dan kenma juga sudah berganti baju. Sekarang kenma tengah berbaring dikasurnya, dengan kain kompresan ada dikeningnya.

"Gw gak mau make ini [Name]. Kaya anak kecil tau gak si." Ucap kenma mengambil kain yang ada dikeningnya.

"Mau sembuh gak?" Tanya [Name] lalu merebut kain tersebut dan menaruhnya lagi pada kening kenma.

"Gw cukup minum obat kok." Ucap kenma beralasan.

"Diem. Nanti lu malah repotin semi." Ucap [Name] membisikan pada telinga kenma. Seketika telinga kenma pun memerah. Dan sialnya lagi suga masuk tanpa mengetuk, sehingga terjadi kesalah pahaman.

"Weh ngapain anjir?!" Pekik suga terkaget-kaget.

"Ngompres kenma." Jawab [Name] acuh.

"Kok telinga kenma merah sih? Atau jangan-jangan-" Belum selesai juga suga berbicara sudah dipotong [Name].

"Dia kan demam. Liat mukanya aja merah." Potong [Name] sekarang menatap suga yang masih memegang gagang pintu kamar kenma.

Suga pun menghela nafas lega, lalu menghampiri [Name] yang tengah membuka obat. Ia pun duduk dipinggir kasur kenma.

"Kou, coba pegang pipi kenma. Masih panas atau engga?" Suruh [Name], lalu suga pun menempelkan punggung tangannya ke pipi kenma.

"Udah gak terlalu panas, tapi masih anget." Ucap suga lalu menarik kembali tangannya.

[Name] pun mengangguk dan memberikan obat yang ia baru saja buka dari bungkusnya kepada kenma.

"Makan. Tadi udah makan kan?" Ucap [Name], lalu ia pun menjatuhkan obat itu di telapak tangan kenma yang kebetulan terbuka.

"Gausah banyak alesan." Ucap [Name] yang melihat tadinya kenma ingin berbicara. Tapi ia bungkam lagi setelah [Name] berkata begitu.

Kenma pun meminum obat tersebut dengan paksa. Sesudahnya ia memeletkan lidahnya dan memperlihatkan mimik muka yang masam.

kita beda. [ haikyuu x reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang