PART 04

6.2K 542 51
                                    

✷✷✷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✷✷✷

Jeon sudah menunggu selama 1 jam lebih, tetapi sedari tadi ia tidak melihat batang hidung akan kemunculan sang kekasih.

Sebenarnya ia sudah sangat kesal, apa lagi sepertinya Lisa sengaja mematikan handphonenya agar tidak di ganggu olehnya.

Bi Atun yang melihat raut campur aduk dari kekasih sang Nona muda hanya bisa menahan tawa karena ia merasa lucu dengan kisah percintaan mereka.

"Aden nggak telpon temennya Neng Lisa?" Tanya Bi Atun.

"Gak ada nomber nya Bi." Ucap jujur Jeon.

"Astaga Aden Kenapa gak punya, kalau ada apa-apa gimana mau hubungin Aden atau temen-temen nya Neng Lisa gimana?" Cerocos Bi Atun tak habis pikir.

"Jeon kira gak penting Bi." Jelas Jeon polos.

"Ada-ada ajah si Aden, nanti mah harus punya biar gak khawatir kaya gini." Ucap Bi Atun.

Tiba-tiba omongan mereka terpotong karena teriakan dari luar rumah, dan mereka tau kalau itu suara Lisa.

"Bibi?" Teriak Lisa lembut.

"Pengen minta bantuan, bawain barang-barang Neng soalnya banyak banget Bi." Teriaknya lagi.

Jeon dan Bi Atun pun langsung berjalan cepat ke arah sumber suara, dan saat sampai di sana mata Bi Atun membulat sempurna.

Karena belanjaan Lisa sangat begitu banyak, sampai-sampai tubuh Lisa kelimpungan karena keberatan.

Berbeda dengan Jeon ia sedang menahan gemas dan kesal karena lucu melihat wajah merah Lisa karena kepanasan dan kecapean.

Dan kesal karena baru pulang padahal waktu sudah menunjukan pukul 17.00 sore.

"Lalisa Manoban!" Ucap Jeon penuh penekanan.

"Bi bantuin ya." Ucap Lisa melas.

Ia menghiraukan ucapan Jeon karena masih kesal dengan kejadian di sekolah tadi pagi.

Jeon yang merasa di abaikan pun ia berjalan ke arah Lisa dan mengangkatnya seperti karung beras.

Sedangkan Lisa yang di perlakukan seperti itu ia menjerit kaget karena ia belum siap apa-apa.

"JEON!" Teriak Lisa kesal.

"Bi bawa barang-barang nya ke ruang tamu ya, ada Mang Ujang di luar suruh bantuin ajah." Ucap Jeon.

"Baik Den." Jawab Bibi.

Jeon pun masuk kedalam dengan Lisa yang masih di gendong, walau pun aga susah karena Lisa berontak tapi tidak menjadi penghalang bagi Jeon untuk membawa paksa Lisa.

Setelah menaiki tangga Jeon pun membuka pintu kamar Lisa dengan paksa, dan menutupnya dengan kaki sangat kencang.

Ia pun melempar Lisa keatas kasur lalu mengungkung Lisa agar tidak bisa ke mana-mana, sedangkan wajah Lisa sudah terlihat kusut karena kesal.

"Baby!" Ucap Jeon dengan aura yang sangat mencekam.

"Mau hukuman seperti apa hm?" Tanya Jeon berbisik.

"Masih tidak mau menjawabnya hm?" Tanya Jeon dengan bibir yang sudah menyentuh daun telinga Lisa.

Sedangkan Lisa yang di perlakukan seperti itu sudah was-was, hanya saja ia harus jual mahal karena masih merasa marah.

"Apa sih, bisa diem gak!" Ucap Lisa ketus.

"Kau hari ini melanggar banyak aturan Baby." Ucap Jeon.

"Apakah mau di hukum seperti ini?" Tanya Jeon dengan senyum miringnya.

Ahhh...

Suara lenguhan terdengar dari bibi Lisa, karena tangan Jeon kini sudah berada di atas gundukan daging di dadanya.

Jeon pun saat mendengar lenguhan Lisa, ia pun mengusap punyak payudara Lisa yang sudah keras karena ulahnya.

Ahhh... Ahhh...

"Je... Ahhhh" Desah Lisa.

Semangat Jeon semakin menggebu-gebu saat melihat Lisa yang sudah tidak bisa diam seperti cacing kepanasan.

"Apa mau seperti ini?" Tanya Jeon dengan semangat.

Ahhh...

Suara lenguhan Lisa semakin terdengar merdu apa lagi hal yang paling sensitifnya sedang Jeon mainkan.

✷✷✷

✷✷✷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Hallo guys, pecinta Liskook selamat datang di cerita pertamaku ya•ᴗ•

Kalau semisal ada yang salah koreksi ya, jangan lupa follow dulu baru vote sama komen okey;)

Dan support Kakak terus ya;v Sayang kalian banyak-banyak♡

Spam NEXT kalau kalian suka🔥

TERIMAKASIH❤️

BACKSTREET |Liskook|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang