Tenth Cup

177 43 1
                                    

   Bagaimana jika selama ini, semua perjuangan ini, telah membawamu ke babak yang indah dalam hidup?Bagaimana jika semuanya berhasil, meskipun sepertinya tidak seindah dalam khayalan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Bagaimana jika selama ini, semua perjuangan ini, telah membawamu ke babak yang indah dalam hidup?
Bagaimana jika semuanya berhasil, meskipun sepertinya tidak seindah dalam khayalan?

   Beberapa orang memahami bahwa terkadang semua kepedihan bermuara pada satu hal yang luar biasa. Namun sebelumnya ia harus berjuang mengganti kenangan buruk dengan mimpi indah.

Semua penderitaan akan mengubah perilaku seseorang, bisa jadi menjadi lebih percaya diri atau bahkan kehilangan kepercayaan.

Percaya terhadap cinta yang berakhir  bahagia.

Zhang Zhehan berjuang keras untuk meyakini semua itu.

Cuaca hari ini melambang hatinya yang turut cerah dengan perasaan berbunga seperti ada musim semi di sana.

Walau pun terlihat sedikit canggung, sebenarnya pikiran Zhehan melayang seringan kapas sampai tak sadar dia tersenyum sendiri.

Dokter muda di depannya turut mengulas senyum cerah.

"Kukira tak ada masa depan lagi bagiku semenjak hari-hari gelap yang kulalui. Tetapi secercah harapan datang," ia berkata pelan.

"Bagaimana kau menemukannya?"

"Aku pergi diam-diam dari rumah ketika Jiejie sedang pergi belanja. Terkurung dalam kebosanan kadang membuatku ketakutan. Takut akan kesepian, kau tahu itu dengan baik."

Dokter itu mengangguk paham.

"Tiba-tiba aku melihat sebuah coffeeshop dengan taman bunga berwarna-warni. Ada beberapa meja kursi di sana. Aku memberanikan diri mampir, berjuang untuk kembali menjadi diriku yang dulu di mana aku bisa berbaur tanpa kenal takut atau terlihat aneh. Kemudian aku terus mengunjungi tempat itu."

"Karena managernya tampan?" dokter itu menggoda.

Zhehan menggeleng, tersipu. Entah bagaimana dia merasa jadi anak gadis yang mengalami hal seperti jatuh cinta untuk pertama kalinya. Mengingat bagaimana dirinya pernah menjalin hubungan dulu, meski berjuang untuk ia lupakan. Tetapi perasaan seperti ini terasa asing dan memalukan. Dia benci menduga-duga apakah pemuda tampan yang ia pikirkan juga memiliki perasaan yang sama.

"Frappuccinonya enak," Zhehan mengangkat wajah dan tersenyum.

"Oh jadi itu alasannya," sang dokter tertawa kecil.

"Dan juga Simon."

Zhehan melanjutkan, kembali menipiskan bibir dan menunduk.

Bersama dengan manager tampan itu,  dia merasakan hidup kembali setelah sekian lama mati dalam kegelapan dan kesepian. Simon perlahan menjemputnya untuk keluar dari sana dan membawanya pada titik terang.

Kebahagiaan yang sempat lenyap dia tawarkan lagi dan ia menyambutnya dengan senang hati. Kepahitan dalam hidupnya dia tetesi rasa manis sehingga tak begitu terasa lagi kepahitannya. Simon benar-benar menyelamatkannya dari segala hal yang membuat Zhehan seperti kehilangan diri. Untuk sekali lagi.

𝐅𝐫𝐚𝐩𝐩𝐮𝐜𝐜𝐢𝐧𝐨 𝐢𝐧 𝐋𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang