SHENSHEN_88
PROUDLY PRESENT💕 JUNZHE LOVE STORY 💕
Secangkir kopi.Uap manis mengepul di atasnya.
Jenis minuman yang populer dengan semua orang dan hampir semua menyukainya.
Oh, apakah aku sudah mengatakannya?
Ya, Zhang Zhehan adalah keajaiban dari secangkir kopi. Seorang pemuda cantik dengan pesona ajaib dan keindahan sempurna yang sulit dijelaskan.
Dan aku mencintainya.
Aku mencintainya ketika aroma secangkir kopi memenuhi atmosfir beracun menyentuh imajinasiku yang paling jauh. Aku mencintainya kala uap yang naik dari permukaan menyamarkan keindahan wajahnya untuk sesaat hingga akhirnya tersingkap kembali dalam aura lebih cemerlang. Aku mencintainya kala sinar matahari pagi mengiringi kedatangannya, atau pijar lampu kafe di malam hari membias di matanya.
Ketika hujan turun tanpa musim, ketika bunga mekar dan gugur tertiup angin. Aku mencintainya kala awan putih memencar menutupi matahari mau pun rembulan.
Aku bahkan sudah lupa, kapan aku jatuh cinta padanya.
Mengapa?
Seorang pebisnis berorientasi uang seperti aku, jenius dalam memikirkan strategi bisnis. Tiba-tiba menghabiskan waktu, menikmati musik, berjalan-jalan, menghirup udara yang sama dengannya. Untuk bersanding dengannya setiap hari, untuk dikagumi sebagai pasangan yang ideal dan sempurna.
Oh ya aku menyukai semua itu, aku suka menghirup udara yang sama dengannya, sebenarnya, aku memuja seluruh keberadaannya yang nyaris tak tertandingi di bumi ini.
Tetapi sejauh ini semua berjalan bukan seperti yang aku inginkan, tetapi kau tahu, awalnya aku adalah pengusaha, bukan pecinta melankolis.
Kemudian dia datang.
Berjalan anggun seperti malaikat. Figur wajahnya yang indah, selalu ada senyum di bibirnya dan kerlip bintang di matanya. Tapi itu bukan satu-satunya pesona.
Zhang Zhehan sangat manis, di satu sisi sangat misterius dan jauh pada semua orang di sekitarnya.Satu-satunya pengecualian adalah aku.
Aku merasa begitu beruntung dan terberkati, sampai pada tahap tidak percaya diri juga tidak menyukai apa adanya diriku. Dia terlalu terang untuk seseorang yang gelap sepertiku.
Satu-satunya alasan aku bisa mengingatnya dengan mudah adalah karena senyuman dan lirikan penuh makna yang selalu menghantuiku.Hanya ada satu hal yang tidak diketahui olehku dan orang lain.
Siapa sebenarnya dia?
Jemari indahnya terampil bermain piano, memahami dan mencintai musik. Malaikat itu, apakah dia seorang pianis? Seseorang yang hidup di sekitar keanggunan dan kemakmuran, atau hanya pekerja biasa, seseorang yang sederhana, dan bukan siapa pun. Hanya seorang tamu yang singgah untuk kemudian pulang.
Aku tidak tahu. Belum tahu, dan juga belum mengatakan padanya bahwa aku mencintainya. Aku juga tidak tahu apakah dia mencintaiku.
Jadi kami sebenarnya bukan sepasang kekasih.
Bukan siapa-siapa.
Sampai hari ini.Esok hari, siapa yang tahu?
☕💕 FRAPPUCCINO IN LOVE 💕☕
Langlangding Family Coffee
Menyusuri petak demi petak ubin mengkilap bercorak pentagram, Simon mendapati dirinya keluar menuju halaman kafe.
Tempat duduk di patio(*), yang ia sebut kedamaian, harapan, dan saksi momen pertemuan.
Tempat dimana ia bisa berangan-angan seliar mungkin, dan tersenyum sampai giginya kering.*)patio di sini maksudnya adalah taman terbuka untuk duduk dan minum kopi.
Padahal, dulu sepertinya ia kurang suka berdiam di sana dan lebih jarang daripada yang ia kira.
Mendorong pintu kaca lebar yang membatasi bagian dalam kafe menuju tanaman hijau di luar, Simon menghirup udara segar.
Aroma campuran bunga dan rerumputan kuat di hidungnya.Saat ia mendongak, matahari pukul sepuluh pagi mengintip dari balik awan yang memencar. Ketenangan ini, cuaca cerah pagi, sudah membuatnya merasa lebih baik.
Menatap lebih jauh ke tengah taman, pepohonan bunga membingkai tempat itu, membuatnya terlihat seperti lukisan warna warni.
Dan tepat di patio, meja kursi yang biasa akan berdiri menunggunya.
Simon bersenandung ringan, berjalan-jalan sejenak mengamati semua detail, kemudian langkahnya berhenti di tengah jalan.Kakinya tertahan di tempat saat melihat sesuatu yang luar biasa, yang menarik perhatiannya.
Setelah berjumpa, berkenalan, berbicara selama hampir dua bulan terakhir, masih -- tiap kali menatapnya, Simon merasa tersihir. Dia berhalusinasi ... kan?
Benar?
Perlahan-lahan berjalan, Simon mendekati satu kursi di patio, di dekat satu pohon hias. Menatap lekat tak beralih dari wajahnya, dia tetap diam, berharap dia datang padanya dan tersenyum seperti biasanya.
Malaikat itu.
Hati yang hangat itu.Itu ... momen manis yang tiba-tiba menyebabkan semua indranya tidak berfungsi.
Apa sebenarnya yang menyebabkan Simon begitu terpesona olehnya.Simon tidak tahu.
Tapi saat ini dia hanya bisa menatap pemuda cantik itu berjalan semakin mendekat.
Pemuda yang mencerahkan hari-harinya dengan senyuman.
Pemuda itu -- Zhang Zhehan.
Hari ini aku akan mengatakan cinta padanya...
Simon memejamkan mata dan berdoa agar dewa mewujudkan cintanya.
To be continued
Hallo Junzhe Lover's
Untuk mengungkapkan rasa kangen sama Hanhan, Shenshen bikin story lagi. Cerita ini pendek dan ringan saja yaa, hanya sebagai hiburan dan pelipur kerinduan sama bunda.
Please support by vote and comment
Salam Langlangding 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐫𝐚𝐩𝐩𝐮𝐜𝐜𝐢𝐧𝐨 𝐢𝐧 𝐋𝐨𝐯𝐞
Fiksi PenggemarCOFFEE SERIES BOOK 1 Satu permintaan terakhir dari sang ayah membuat Simon kembali pulang ke kota kelahirannya di Chengdu. Di sana ia mewarisi bisnis coffe shop milik keluarga dan mengelolanya. Di kafe itulah ia bertemu dengan seorang pelanggan mist...