Thirteenth Cup

168 47 8
                                    

Hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hening.

Seakan-akan seluruh penghuni rumah dan juga hewan di taman Pada detik itu juga mati.

Fakta yang diungkapkan Simon mengejutkan Jiejie, dan wanita itu tak henti-hentinya terpana. Dia memperkirakan Zhehan telah ia jaga dengan ketat dan hati-hati. Kota yang terbilang baru bagi Zhehan pun membuatnya berpikir dia tidak akan bergaul secara intens bersama seseorang. Dia pikir hanya ada dunia asing di sini, di mana Zhehan bisa menutupi bagian hidupnya yang tidak indah. Tak menyangka bahwa ada seseorang begitu perhatian pada pemuda itu, lebih buruknya lagi, di luar kendalinya.

Jiejie menarik nafas berat sebelum menjawab dengan berat hati.

"Kau benar.."

Gemuruh dalam dada Simon nyaris menangis memikirkan hal terburuk, di saat ia berpikir bahwa Zhehan layak mendapatkan kebahagiaan dan segala yang terbaik dalam hidup. Dia mengumpulkan keberanian untuk bertanya lebih jauh, "Tolong lebih jelas. Apa Zhehan menderita depresi atau kondisi tertentu?"

"Bagiku sendiri, tidak mudah menceritakan ini," sahut Jiejie.
"Rasanya terlalu berat."

"Katakan saja dengan singkat," ujar Simon sewaktu Jiejie duduk dengan pandangan terus tertancap keluar jendela.

Sebenarnya, Jiejie sempat terheran-heran akan tindakan berani Simon menelusuri jejak Zhehan hingga kemari. Wanita itu hanya berharapa bahwa tak lama kemudian saat ia menjelaskan apa yang telah terjadi, Simon tidak kehilangan segala keberaniannya.

"Zhehan lahir dan tumbuh besar di Beijing," Jiejie mulai menuturkan.
"Keluarga terpandang, kaya, kau pasti paham. Semacam itulah."

Simon mengangguk. Lega bahwa kehidupan Zhehan sebelum ini merupakan salah satu yang diimpikan banyak orang. Tidak seperti dirinya yang harus belajar siang malam, bekerja keras delapan hingga sepuluh jam pada masa-masa sibuk kebisuan di Shanghai hingga membuatnya sulit membuat langkah berani untuk keluar dari zona itu pada momen yang tepat.

"Dia calon penerus perusahaan ayahnya. Lebih penting dari itu, dia telah memiliki calon pendamping hidup. Luo Xi, gadis manis teman masa kecilnya. Orang tua mereka pun berteman. Yah, perjodohan yang sempurna, seperti di serial drama."

Jiejie tersenyum tipis, menerawang.

Pendamping hidup? Gadis manis?

Demikianlah, pemikiran Simon perlahan mulai menyimpang. Dia merasa asing dengan emosinya sendiri saat mendengar bagian romansa. Jadi, Zhehan telah memiliki seseorang?

Nafasnya tersumbat, tapi ia mencoba terlihat tenang. Jiejie belum selesai bercerita. Itu baru awal dari akhir sebuah kisah sempurna di serial drama.

"Tragedi itu terjadi seminggu sebelum pernikahan. Zhehan mengadakan pesta bersama teman-temannya. Pesta terbuka, meriah, di sebuah pantai di mana ia menyewa rumah pantai yang indah di salah satu destinasi terbaik Haikou."

𝐅𝐫𝐚𝐩𝐩𝐮𝐜𝐜𝐢𝐧𝐨 𝐢𝐧 𝐋𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang