Fiftenth Cup (End)

298 57 19
                                    

Satu bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan kemudian

Jika kau menyeret masa lalu ke masa sekarang, maka kau akan sulit untuk bahagia. Masa lalu tidak bisa berubah, tapi diri kita bisa berubah. Apakah akan menjadi seseorang yang baru dan menghadapi masa depan, ataukah tetap menjadi orang yang sama yang terjebak dalam ruang nostalgia.

Beberapa kenangan memang tak terlupakan,  dan memang tidak harus dilupakan. Hanya perlu disimpan di sudut ruang hati yang paling gelap, tidak usah diberi lagi cahaya. Biarkan tersimpan, terkunci, dalam benak yang sunyi.

"Zhehan, Frappuccino-mu."

Pagi yang hangat di akhir musim panas, Zhehan menyadari bahwa ia telah menjadi seseorang yang baru. Beberapa sisi dirinya mungkin masih seperti dulu, senyumnya tidak berubah, dan pesonanya masih cemerlang. Tetapi kesepian, masalah, pesimisme, kesedihan, kebencian, kecewa dan ketidakpuasan, sudah tidak lagi mengganggu dirinya.

Entah kapan, mungkin beberapa hari yang lalu, tiba-tiba ia terbangun pada suatu pagi yang indah dan merasa ada yang hilang dari dalam dirinya.
Apakah itu?
Semua kenangan buruk tiba-tiba sudah tidak ada lagi di tempatnya. Berganti dengan perasaan damai. Zhehan tak tahu mengapa bisa begitu. Dia merasa benar-benar kosong, seperti cangkir kopi yang isinya tumpah mengalir keluar.

Zhehan duduk termenung di meja kursi berawning biru di samping taman, menunggu seseorang yang telah membawanya pergi jauh dari masa lalu. Simon, sang kekasih yang telah membuatnya bebas dari bayang-bayang depresi. Akhir-akhir ini dia lebih sering meluangkan waktu untuk dirinya. Menemaninya minum kopi, mendampinginya bermain piano, dia mencoba mempelajari tarian jemari Zhehan di atas tuts, tetapi gagal dan berakhir dengan lantunan nada-nada sumbang.

"Kau melamun lagi," Simon kembali menghampiri setelah menangani satu komplain dari pengunjung.

Zhehan menoleh. Tatapannya yang semula terpaku pada bunga-bunga kini beralih pada wajah cerah Simon.

"Tamu itu pasti protes karena managernya tidak peduli pada kualitas pelayanan dan sibuk pacaran," kicau Zhehan.

Simon terbahak sambil meletakkan secangkir Americano miliknya di atas meja.

"Tepat sekali," ia mengedipkan mata pada Zhehan.

"Tidak ada yang lebih penting dari Zhehan yang tercinta."

Zhehan menggeleng perlahan. Kata-kata manis Simon kadang nyaris melebihi rasa manis minumannya.

"Aku mengganggu waktumu ya?" ia bergumam, sesaat merasa cemas bahwa kehadirannya mengacaukan rutinitas Simon.

"Mengganggu? Itu pilihan kata yang buruk. Lebih tepatnya, kau membuat waktuku menjadi begitu  bermakna. Jika ada beberapa hal terabaikan, selalu ada cara mengatasinya. Tetapi kebersamaan denganmu harus dinikmati, dihayati dengan baik," ia meneguk minumannya. Zhehan sempat menduga apakah Americano memberikan dampak positif yaitu membuat otak seseorang menjadi jernih hingga bisa berkata sok bijak.

𝐅𝐫𝐚𝐩𝐩𝐮𝐜𝐜𝐢𝐧𝐨 𝐢𝐧 𝐋𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang