Shansheng Flower Clinic
Aku akan segera membawa Zhehan pulang ke rumah..
Ini adalah kalimat yang diucapkan hati nurani Simon ketika melangkahkan kaki masuk ke dalam klinik psikiatri. Pagi yang cerah di penghujung musim panas, sehari setelah kunjungan Simon ke rumah Jiejie. Pintu kaca berderit samar di belakangnya, dia bergegas mendekati meja resepsionis dan bertanya pada gadis manis berseragam putih di balik meja.
"Bisakah aku bertemu dr. Zhu?"
Gadis itu tersenyum dan mengangguk, menunjukkan pada Simon satu pintu putih di bagian sayap kanan bangunan.
Simon berdiri kaku di depan pintu itu, menatap papan nama yang terpasang. Dia akan memasuki satu ruangan di mana Zhehan mungkin telah menghabiskan banyak waktu yang berharga untuk konseling dan pemulihan pasca trauma. Entah berapa kali pemuda cantik itu berbincang di dalam sana, mencoba merangkak keluar dari institusi mental yang sempat mengurungnya. Mungkin, pelajaran hidup terbesar bisa didapatkan dari sini.Simon mengetuk pintu yang segera terbuka, menampilkan sosok di baliknya. Dokter Zhu masih terbilang muda. Mungkin sekitar tiga puluh lima tahun. Tampan dan anggun dalam jas putih dan kacamata bingkai logam yang menambah kharismanya. Simon tidak tahu apa yang membuatnya menjadi begitu tenang setelah sempat gugup, apa karena wajah dokter Zhu yang seperti malaikat dan senyumannya yang bersahabat.
Simon berterima kasih karena sang dokter telah meluangkan beberapa menit yang berharga untuk menerima kunjungannya.
"Kei Na Yu sudah memberitahuku sebelumnya bahwa kau akan datang," dr. Zhu duduk di kursi kerjanya, berhadapan dengan meja yang dipenuhi tumpukan map.
"Silahkan," ia meminta Simon untuk duduk.
Pemuda itu duduk dengan canggung.
"Kudengar kau sahabat istimewa Zhehan?"
Simon tersenyum padanya dan berkata, "Kuharap begitu."
Dr. Zhu mengangkat pandangannya dan tertawa singkat, "Aku orang skeptis nomor satu di sini. Kau tidak bisa mengatakan kebohongan di depanku bahkan yang paling sederhana."
Simon tidak bisa menjelaskan lebih dari itu, ia menatap dokter Zhu yang balas menatapnya lembut dan memaklumi seolah dirinya adalah salah satu pasien dengan gangguan psikis.
"Aku belum mengatakan apapun pada Zhehan. Penyakitnya kambuh gara-gara aku, jadi aku datang kemari atas petunjuk Jiejie, untuk menjenguk Zhehan." Simon mengisi waktu yang sempit ini dengan semua yang ingin ia katakan.
"Jadi kau merasa bersalah?"
Simon termenung.
"Sebenarnya kondisi Zhehan mungkin bukan salahmu," dr. Zhu kembali berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐫𝐚𝐩𝐩𝐮𝐜𝐜𝐢𝐧𝐨 𝐢𝐧 𝐋𝐨𝐯𝐞
FanfictionCOFFEE SERIES BOOK 1 Satu permintaan terakhir dari sang ayah membuat Simon kembali pulang ke kota kelahirannya di Chengdu. Di sana ia mewarisi bisnis coffe shop milik keluarga dan mengelolanya. Di kafe itulah ia bertemu dengan seorang pelanggan mist...