( 10 )

111 12 1
                                    

"Nona muda kita benar-benar barbar sekali.. Yang di bahu belum kering ada lagi luka baru." Kata sang Dokter sambil mengobati tangan Seomi.

"Ehe.."

Seomi yang gak tau harus ngomong apalagi hanya bisa menyengir dan sesekali meringis kesakitan.

"Ehe? Nona muda, saya sudah berapa kali menyuruh anda istirahat saja di rumah. Ini malah keluyuran, mana main senjata lagi." Omel Dokter yang memang sudah menganggap Seomi ini adiknya.

"Bukan main, Dok. Salahkan mereka mengejarku dan mau menculikku. Aku hanya habis dari salon padahal bersama temanku." Kata Seomi.

"Kan kapan-kapan bisa.."

"Keburu gerah, Dok."

"Itu rambutmu kenapa begitu?" Tanya Dokter.

"Keren kan dok?" Tanya Seomi sambil memainkan alisnya.

"Keren sih.. Tapi kamu masih sekolah kan? Masa anak sekolahan rambutnya warna itu? Coklat aja dong harusnya. Tuh kayak temanmu tuh, rapi ditambah rambutnya gak diwarnain."

Seomi hanya memonyongkan bibirnya.

"Dah selesai, nona muda. Jangan keluyuran lagi. Biarkan lukanya mengering, dan istirahatlah. Yang di bahu mau sekalian diganti perbannya?" Tanya Dokter.

"Sekalian deh dok.."

"Setengah badanmu sudah seperti mumi saja, Seom. Hahahaha.."

Yeomi tertawa melihat sebagian badan Seomi sudah seperti mumi. Untung saja ketutupan dengan wajah cantik dan aesthetic Seomi jadi terlihat keren dan swag. Kemungkinan remaja-remaja akan mengikuti Seomi karena mengira itu adalah trend baru.

Jay, Jake, dan Sunghoon masuk ke ruangan dimana ada Seomi dan Yeomi disana.

"Kalian gak papa?" Tanya Sunghoon.

"Aku sih gak papa.. Tu anak aja yang kenapa-kenapa." Kata Yeomi sambil menunjuk Seomi dengan dagunya.

"AKH! KAK DOKTER SAKIT LOH! MASA LUKAKU DIPENCET." Teriak Seomi.

"Biar nona muda diam. Dari tadi gresak grusuk aja gak bisa diam. Ada aja yang disentuh dan ditanyain." Kata Dokter yang gemas ke Seomi karena gak bisa diam.

"Ahahaha.."

Jay, Jake, Sunghoon dan Yeomi tertawa melihat kelakuan Seomi yang gak bisa diam itu.

"Gila.. Makin keren aja Seomi rambutnya begitu." Batin Jake.

"Dah selesai. Pulang dan istirahat saja di rumah jangan keluyuran lagi. Sampai saya melihat nona muda lagi ke sini hari ini dengan luka tembakan. Saya sentil nanti nona muda." Kata Dokter yang ingin menyentil Seomi.

"Kalian pulanglah, ini sudah malam. Bahaya untuk kalian.. Lebih baik nona muda bareng itu lelaki itu." Kata Dokter sambil menunjuk Jay.

"Gue, dok?" Tunjuk Jay ke dirinya sendiri.

"Iya kamu. Dan untuk nona manis ini pulang bareng kalian berdua." Kata Dokter menunjuk Yeomi, Jake, dan Sunghoon.

"Padahal pengen semobil bareng Seomi." Batin Jake.

"Yaudah, Dok. Kita pulang. Makasih banyak dok." Kata Seomi sambil turun dari ranjang dan berjalan ke arah yang lain.

"Hati-hati."

Mereka berlima berjalan di lorong rumah sakit untuk keluar di depan ada Yeomi, Jake, dan Sunghoon. Sedangkan di belakang ada Jay dan Seomi. Jay merangkul pinggang Seomi dan menyentil pelan kening Seomi.

"Ishh!"

"Ishh!" Ejek Jay.

"Luka lagi kan? Padahal udah dibilangin jangan kemana-mana." Kata Jay.

Siapa Seomi?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang