🧂08 - epoch🧂

565 40 0
                                    

Vote dan komen ya gaess
Supaya aku lebih semangat lagi berkarya😊🤗
Terima kasih

Cerita ini tidak cocok dibaca untuk anak dibawah 18+ , terdapat kata-kata vulgar dan unsur dewasa harap bijak dalam membaca😊
.

.

.

.

3 tahun yang lalu.

PLAK!

"Akh!" Tubuh gadis belia itu terpental, bibir ranumnya mengeluarkan sedikit cairan merah pekat. Ia menunduk diam hanya menerima saja tanpa mau melawan.

"Sudah ku bilang 'kan? Jangan menjadi perempuan murah! Kau mau menjajakan tubuhmu?!" Pria yang menamparnya tak lain adalah kekasih dari dirinya sendiri-- pria itu sering memukul gadis cantik karena terbakar api cemburu.

"Kenapa kau diam? Jawab aku!" Ia menarik kerah seragam sekolah si gadis membuat beberapa kancing pakaian itu rusak.

"Ma-maafkan aku."

BRUK!!

Ia dijatuhkan ke sofa dengan kasar seraya pria itu menarik paksa seragam sekolahnya, "aku tidak mau tahu! Kau harus dihukum!"

"Na-Naoya-san, ku-ku mohon jangan." Aiko adalah si gadis yang mengalami kekerasan fisik dari kekasihnya. Naoya memang memiliki sifat tempramental dan suka main fisik jika ia tidak suka dengan siapapun.

"Cih! Dasar sampah! Kau itu pantasnya dengan orang sepantaranmu bukan denganku! Aku sudah salah memilihmu hanya karena kau cantik!" Aiko tidak mau menangis, ia akan merasa bodoh jika menangis dihadapan Naoya.

Kalau sering mengalami tekanan fisik dan mental, kenapa tidak putus saja? Pertanyaan yang terlintas sepihak adalah pertanyaan umum yang sering Aiko dapatkan. Jawabannya sederhana ... ia terlalu mencintai Zenin Naoya, Naoya adalah tempat ia pulang untuk bersandar walaupun pria itu tidak melakukan apa yang seharusnya.

"Ma-maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi." Baju yang dipakai oleh Aiko sudah dikotori dengan noda darah, berasal dari Naoya yang sebelumnya melemparnya hingga terantuk ke dinding.

"Cium aku, sampah!" Naoya menarik tangan Aiko dan mengecup bibir perempuan itu dengan kasar, ia nampak menikmati ciuman menuntut itu berbeda sekali dengan Aiko yang menahan sakit .. pria itu suka sekali menggigit bibirnya hingga menimbulkan lebih banyak luka.

"Pulanglah, aku muak melihatmu. Aku masih belum bisa memaafkan kesalahanmu tadi jadi jangan salahkan aku kalau membawa wanita lain untuk di ajak tidur." Kesalahan Aiko adalah ia meladeni temannya yang meminta untuk foto bersama-- disana ada empat perempuan lainnya dan dua laki-laki.

"Tapi kau akan tetap mencintaiku 'kan?" Aiko menatap Naoya, mengemis harapan bahwa pria itu masih mencintainya seperti sebelumnya.

"Yahhh .. aku akan mencintaimu lebih kalau kau mau diajak bercinta seperti yang biasa ku lakukan, memang seberharga apa sih keperawananmu itu." Naoya itu mencintai Aiko, namun ia menyampaikannya dengan cara yang salah.

" Naoya itu mencintai Aiko, namun ia menyampaikannya dengan cara yang salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kopfkino • gojo satoruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang