🧂 12- asterisk 🧂

299 22 2
                                    

[side story Gojo POV's]

Semua ini dimulai dari permintaan Tengen-sama, ia memintaku untuk mencari pasangan guna mengelabui kabar dari sekolah Jujutsu, sebelum bertemu dengan dirinya aku diminta untuk menikahi seorang gadis dari Klan tinggi yaitu Zenin .. namun aku menolak .. pernikahan itu ribet dan aku tidak membutuhkannya.

Aku tidak terlalu memikirkan permintaan Tengen-sama, karena menurutku ada hal lain yang bisa digunakan selain menikah. Aku pergi ke Cafe milikku hanya untuk menenangkan pikiranku yang lelah .. rasanya akhir-akhir ini aku menjadi tempramen.

"Aiko-chan! Tunggu dulu-"

BRUK!!

"Ma-maafkan aku." Gadis belia ini meminta maaf padaku, aku benar-benar sengaja membiarkannya menabrak dadaku, entah kenapa ku lihat ia sedikit ketakutan dengan matanya yang sembab.

Aku tidak menjawab dan hanya menatap dirinya yang setengah berlari menghindariku. Itu adalah pertemuan pertamaku secara tidak sengaja dengan Kaori Aiko.

***
Aku melempar kacamata hitamku begitu saja, rasanya kepalaku mau pecah .. permintaan si tua itu tidak masuk akal, namun ada lagi yang mengganggu pikiranku.

"Kenapa kau terus muncul di setiap momen ingatanku." Aku memijit pelipisku frustasi, entah kenapa mata cokelat yang habis di banjiri oleh air mata itu sangat mengganggu pikiranku. Tidak pernah sekalipun aku begini.

Hari demi hari ku jalani, entah mengapa setiap jalan yang ku lewati seperti aku melihat gadis bernama Aiko itu sedang berjalan lalu lalang di hadapanku, ini benar-benar mengganggu seperti ilusi namun sayangnya perasaan itu muncul setelah genap satu bulan aku pertama kali bertemu dengannya.

Rasa ingin memiliki gadis yang rupawan dengan mata cokelat dan surai berwarna senada dengan matanya itu benar-benar menguasai isi hati dan pikiranku. Setiap hari aku mengunjungi cafe milikku berharap ia berkunjung lagi.

Di hari ke 28 aku melihatnya sedang memasuki pintu masuk cafe itu, ia sangat cantik lebih dari cantik dari sebelumnya .. ia menggunakan bando berwarna biru muda. Aku terpaku dengan senyuman yang menghiasi bibirku.

Aku sangat ingin memilikinya.

Mungkin aku akan menjadikannya istriku.

Tepat sehari sebelum bertemu dengannya aku sudah membuat keputusan untuk menikah, hanya dengan dirinya aku akan menikah.

Rasanya aku ingin menculiknya yang sedang tersenyum manis kepada teman-temannya yang duduk di sebelah sana-- aku ingin memiliki semua dari dirinya.

Perasaan jorok nan mesum itu bermula dari hari dimana aku bertemu lagi dengannya, entah kenapa aku merasa tegang dan panas.

Aku ingin sekali memilikinya.

Mataku tertegun ketika melihatnya melengus dihadapanku pergi begitu saja meninggalkan diriku dan memasuki toko bunga yang tak jauh dengan cafe ini.

Aku mengikutinya namun dengan mengaktifkan energi terkutukku ia tak akan merasakan keberadaanku.

Hingga.

"Ka-kau yang kemarin?" Ia mengingatku, senang sekali.

"Yang kemarin yang mana?" Seolah menjadi pria yang tidak tahu menahu, aku sangat tegang sialan sekali ia membuka bibirnya yang terlihat lembut dan juga seksi.

"Ti-tidak apa-apa." Sialan kau Aiko, aku serasa ingin memperkosa dirimu.

Ia menatapku lama, "Aku ingin melunasi hutang-hutang ayahmu, namun kau harus menikah denganku." Aku mengetahui semuanya, aku tahu semuanya tentang dia. Aku membayar siapapun yang tahu seluk beluknya karena aku sangat ingin memilikinya.

Ia menerima lamaranku dengan embel-embel aku akan melunasi hutang-hutang ayahnya.

Aiko yang naif, ia tidak tahu bahwa aku sangat terobsesi dengan dirinya .. aku sangat cemburu ia dapat dengan bebas bekerja dengan rok mini seperti itu maka dari itu aku menikahinya karena ia sangat keras kepala ingin bekerja jadi aku menyuruhnya untuk bekerja saja di Cafe ku tentunya dengan pakaian yang layak.

Perasaan ingin memilikinya tidak berhenti disitu saja, setiap hari aku menyetubuhinya entah kenapa tubuhnya tidak pernah membosankan seperti wanita-wanita yang pernah tidur denganku.

Aiko menerima milikku dengan baik dan menghisap seolah tidak menginginkan aku pergi.

Tanpa ia sadari setiap kelelahan ia akan tertidur pulas tanpa menyadari apa yang ku lakukan padanya, aku menjejal pil penyubur kandungan supaya ia tidak hilang dari hidupku.

Dan nasib baik menimpa kami ketika aku mendengar kabarnya hamil, aku sangat senang sepertinya Tuhan sangat berpihak padaku.

Aku sangat terhormat, memiliki istri yang cantik dan patuh, aku juga kaya raya, dan kepala keluarga Klan Gojo .. sebentar lagi aku akan memiliki anak dari gadis yang ku sukai.

Aku menutup mataku berhenti untuk mengingat kenangan yang membuat adikku berdiri itu, hanya dengan mengingat Aiko dapat membuat hasratku menggebu-gebu.

Aku menatap wajahnya yang tertidur pulas seraya mengecup bibir kecilnya.

"Lahirkan lah anakku dan jangan pernah hilang dari pandanganku."

-TBC-

Gojo itu sangat obsesi sama Aiko🗿🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kopfkino • gojo satoruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang