Part 2. Ordinary Girl

3 0 0
                                    

Part 2. Ordinary Girl

Hari terakhir PLS, bagi Yura tidak ada yang begitu special, meski sebenarnya ada banyak drama yang terjadi selama 3 hari itu. Tapi bintang utamanya adalah siswi baru yang memang punya visual menawan, membuat senior cowok jatuh hati dan senior cewek yang iri dan berakhir pada mereka menyalahgunakan jabatan dan senioritasnya. Terkadang cantik itu luka.

Yura tak termasuk bintang utama itu, Yura hanya seperti gadis figuran, yang dia ada atau tidak ada, tidak akan jadi masalah, tidak ada yang peduli.

Tapi menjalani hidup tanpa drama dan tak menjadi pusat perhatian adalah hal yang menyenangkan. Hal tersebut membuatnya nyaman. Punya pacar baik dan dua teman sudah termasuk anugrah luar biasa yang ia miliki, ia sudah sangat cukup dengan itu.

"Kembali ke barisan!" titah senior cewek pada salah satu junior yang tiga hari ini jadi bintang utama.

Suara hening karena ketegangan tiba-tiba berubah riuh karena Theo datang dan bergabung di lapangan. Para junior yang sedang mabuk Banyu itu jadi sangat heboh, gregetan dan reaksi lainnya.

Yura memperhatikan Theo yang Nampak malu-malu, "cih, sok kegantengan," batinnya melihat bagaiman kekasihnya menyisir rambut ke belakang dengan jemari karena salah tingkah dilihat banyak orang.

"Tapi emang ganteng sih," tambah gadis tinggi itu.

"Ganteng banget,"

"Mukanya kalem banget, kayak anak baik."

"Meloyot ..."

Yura beralih menatap sekitarnya, hampir semua orang Nampak begitu heboh dan memuji Theo.

"Meloyot guee. Bismillah jodoh," tutur seorang cewek yang refleks membuat Yura mendelik.

"Pacar orang tuh," batin Yura sambil menahan senyum. Mana berani ia berteriak ke orang-orang seperti itu, ia sudah janji pada Theo akan menjadi pacar yang professional. Ia tak akan mengungkapkan hubungan mereka jika bukan Theo sendiri yang mengungkapkannya.

Yura menipiskan bibir, ia bingung harus senang atau sedih. Jujur, ia senang melihat bagaimana Theo begitu dicintai banyak orang. Namun, ia menjadi sedih karena merasa tak pantas dengan Theo. Theo terlalu luar biasa untuk gadis biasa sepertinya.

"Dan sebentar lagi kita akan menyaksikan penampilan dari bintang sekolah dan kebanggan sekolah. Gue tahu kalian pada nungguin acara ini kan?"

"Iyaa ...."

"Baiklah, kita langsung saja memanggil Theo Alstar untuk naik ke panggung ." MC tersebut kemudian berjalan turun dari panggung.

Theo naik ke panggung sambil membawa gitar membuat penonton semakin heboh menyoraki.

"Duduk aja ganteng."

Theo mengulas senyum di wajahnya membuat penonton bersorak kesetanan.

"Akhhh ... nggak sanggup ..."

Yura hanya terkekeh melihat orang-orang sekitarnya.

"Selamat siang semuanya," sapanya.

"SIANGG ..."

"Gue bakalan bawain lagu berjudul Cantik dari Kahitna."

Tiba-tiba suasana menjadi hening, semua orang bersiap mendegarkan nyanyian Theo.

Satu petikan senar terdengar lalu dilanjut oleh suara lembut Theo.

"Cantik ..."

"Akhhhh...." Heboh kaum hawa.

"Ingin rasa hati berbisik."

"Untuk melepas keresahan Dirimu."

"Cantik ... Bukan ku ingin mengganggumu."

Yura dan BintangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang