Part 12.
Yura memasuki rumahnya, menengok ke arah kamar kakaknya yang kosong, sudah 2 hari kakaknya itu tak pulang-pulang ke rumah. Dalam hati kecil gadis itu ada rasa bersalah karena tak membantu apapun beban kakaknya dan juga rasa iba melihat kakaknya harus melalui semua beban itu di usianya.
Yura jadi ingat, kakaknya dulu begitu ceria, gadis yang beda 9 tahun darinya itu pernah bercerita penuh semangat tentang impiannya untuk menjadi seorang guru TK karena ia begitu suka dengan anak-anak.
Namun, badai datang menghancurkan segalanya, kehidupan keluarga Yura benar-benar hancur.
Kemudia Yura masuk ke dalam kamar, merebahkan tubuhnya di atas ranjang, ia menatap langit kamarnya dengan seulas senyum di wajah. Hari ini, ia merasa beban di pundaknya telah sedikit hilang.
Yura menyalakan ponselnya yang hampir dua hari tidak ia buka. Sesaat setelah menyala begitu banyak notifikasi yang masuk, notif pesan dan panggilan dari Theo paling menarik perhatian Yura.
Yura mengernyit melihat pesan dari Rada. Ia membukanya dan melihat hasil screenshot yang memperlihatkan Theo mengunggah fotonya di Instagram.
Rada : So sweet.
Rada : Kalau ada laki-laki mirip kak Theo kabarin ya.
Rada : Gue baper banget Yu ngelihatnya.
Senyum Yura kian melebar, hatinya berbunga-bunga, siapa sih perempuan yang tidak senang jika pacarnya diam-diam memotretnya lalu mengunggahnya di social media?
Rada : Downlod Ig lagi deh Ra!
Rada : Orang-orang yang udah jahatin lo kayaknya malah jadi penumpang di kapal lo
Rada : Udah pada ngerestuin Yu.
Bibir Yura tak henti-hentinya melengkung ke atas, hanya dalam satu klik, Theo bisa mengubah banyak hal.
"Semuanya akan baik-baik saja selama hubungan kalian baik-baik saja meskipun diluar ribut." Yura jadi ingat kata-kata Mang Aryo dan itu terbukti sekarang.
---
Gadis berhoodie abu-abu dan rambut di cepol asal itu berjalan menyusuri jalanan, melihat sekeliling sambil menghirup udara malam yang dingin. Hingga sebuah kendaraan berhenti tepat di samping gadis itu.
"Lo ngapain malam-malam kelayapan Ra?" Tanya laki-laki yang menaiki motor itu.
Yura menoleh, merotasikan bola matanya, "terserah gue dong."
"Ck. Lo mau ke mana nih? Sini gue anterin!" tawar Bintang.
"Nggak usah, sengaja jalan kaki sambil nyari-nyari pekerjaan. Mungkin lo tahu tempat yang buka loker?"
"Lo mau kerja?"
Yura manggut-manggut.
Pemuda yang hanya memakai kaos oblong polos dan celana jeans di bawah lutut itu nampak berpikir-pikir lalu tak lama matanya berbinar, "gue tau satu tempat."
"Beneran? Di mana? Kerja apa?"
"Nanti gue anterin! Toko kue gitu. Tapi temenin gue dulu ke supermarket!"
"Ngapain ke sana?"
"Belanja bentar. Nyokap gue nyuruh."
Yura manggut-manggut, "tapi janji ya nanti dianterin!"
"Iyaa."
Yura pun naik ke boncengan Bintang, kemudian Bintang langsung melajukan motornya.
"Gue tuh sebenarnya masih kesel sama lo," kata Yura agar berteriak agar bisa mengalahkan suara angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yura dan Bintangnya
Novela Juvenil"Gara-gara Lo kapal gue karam." "Cantikan Dania. Yura mah ampas." "Theo lebih cocok sama Dania anjir. Si Yura ngerusak aja." "Chemistry Theo sama Dania dapat banget. Berharap mereka jadian di real life tapi sayang, ada batu terkutuk yang halangin." ...