Part 14.
Laki-laki dengan tampilan acak-acakan itu mengetuk pintu rumah seseorang dengan tak sabaran. Tak lama, kenop pintu bergerak dan pintu terbuka memperlihatkan seorang gadis dengan lingkar hitam jelas di bawah matanya.
Lila mengernyit, "kak Theo?" Gadis dengan rambut terurai itu celingak-celinguk mencari seseorang, "kak kak Dania mana?" tanyanya.
"Gue sendiri."
Gadis itu tiba-tiba menegang, jantungnya mulai memacu cepat, ia masih sangat ketakutan dengan laki-laki apalagi jika tak ada orang lain selain mereka berdua di sini.
"Mau ngapain?" Tanya Lila takut-takut, ia bahkan diam-diam meraih gagang pintu bersiap menutup pintu jika terjadi sesuatu.
"Maafin gue Lil, gue nggak bisa ngelindungin lo," lirih Theo menunduk, merasa sangat bersalah atas apa yang Lila alami.
Lila mengernyit, "ma-maksudnya?"
"Gue udah tahu alasan lo keluar. Ini pasti berat banget Lil."
Lila menaikkan sebelas alisnya, "gimana caranya?"
"Itu nggak penting. Sekarang kita harus ke kantor polisi buat ngelaporin ini semua."
"Nggak," sela Lila cepat sambil menggeleng.
"Sekarang lo nggak perlu khawatir, gue punya buktinya Lil."
"Bukti?"
Theo mengangguk mantap, "gue rekam pembicaraan mereka. Sekarang lo nggak perlu takut kalau laporan ini akan ditolak."
"Nggak perlu kak, lebih baik kakak pulang. Lila mau istirahat."
"Lil, kalau kita cuman diam kayak gini itu nggak adill. Kita harus laporin dia."
"NGGAK ADA GUNANYA KAAK, nggak ada gunanya lapor polisi" teriak Lila frustasi.
Satu isakan akhirnya lolos dari bibirnya, "nggak ada gunanya," suaranya memelan, "orang seperti mereka nggak akan dihukum."
"Lil-"
Lila kembali menyela Theo, "kalaupun dihukum pasti hanya satu dua bulan. Dan itu bukan hukuman. Kakak tahu apa selanjutnya yang akan terjadi? Berita aku udah dilecehkan tersebar, Aku akan dipermaluin, dipandang rendah kak. Aku akan sangat malu bahkan untuk menampakkan wajahku." Lila menjeda ucapannya.
"Jadi lebih baik kakak pulang!"
Theo meraih tangan gadis itu namun Lila dengan spontan menghempasnya, "bahkan Lila takut dengan kakak. Jadi aku mohon, pergi!"
"Tapi Lil, dia akan sewenang-wenang jika tidak dihukum Lil."
"Aku udah cukup menderita kak. Jangan ditambah lagi. Makasih udah peduli, itu udah cukup, setidaknya aku tahu aku memiliki seseorang di sisiku." Lila langsung masuk ke rumahnya, menatap mata Tjeo sejenak baru kemudian menutup pintu dan menguncinya.
Theo menghela nafas berat lalu menarik rambutnya frustasi. Amarah dan rasa bersalah terasa bekerja sama mencekiknya hingga membuatnya kesulitan bernafas. Ini adalah kedua kalinya, Theo membiarkan orang jahat kabur dari hukumannya.
---
Yura akhirnya menginstall kembali aplikasi instagramnya, namun ia justru mendapatkan video Theo yang menghajar om Dawin secara brutal. Video itu sepertinya sangat viral, hampir seluruh unggahan yang ia lihat berisi video itu.
Meski agak ragu, Yura memberanikan diri membaca kolom komentar yang sangat ramai. Ini sama saja kalau Yura mencari penyakit.
Lilac : Kak Theo sekarang nakal ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yura dan Bintangnya
Fiksi Remaja"Gara-gara Lo kapal gue karam." "Cantikan Dania. Yura mah ampas." "Theo lebih cocok sama Dania anjir. Si Yura ngerusak aja." "Chemistry Theo sama Dania dapat banget. Berharap mereka jadian di real life tapi sayang, ada batu terkutuk yang halangin." ...