Part 13.
Hari pertama Yura bekerja dengan Ibu Bintang berjalan lancar, entah kenapa, ada perasaan senang dan hangat di rumah itu. Ibu Bintang sangat baik padanya, Bintang yang humoris dan adik kecil yang lucu. Keluarga Bintang adalah keluarga yang selama ini Yura damba-dambakan. Namun, meski tak memilikinya, Yura sangat bersyukur, Tuhan menakdirkannya untuk bisa merasakan kehangatan keluarga itu.
Setelah beristirahat sebentar, Yura lanjut memasak nasi goreng, ia ingin membawakan Theo makan siang. Theo sudah lama sibuk syuting namun Yura tak pernah mengunjungi laki-laki itu. Akhirnya Yura tiba di lokasi syuting sambil menenteng rantang makanan, gadis tinggi yang memakai kaos biru dan celana panjang hitam itu nampak mencari-cari keberadaan Theo. Beruntung, ia langsung menemukan laki-laki itu tanpa perlu menunggu dulu.
Dania mengernyit melihat kedatangan Yura ke lokasi syuting. Dania hendak pergi namun netranya juga menangkap Theo yang berjalan terburu-buru entah mau kemana.
"Yo," panggil Dania membuat Theo yang baru saja melewatinya jadi menoleh.
"Lo mau kemana?" Dania mendekat pada Theo.
"Gue ada urusan bentar, nanti balik lagi buat syuting."
"Gue ikut boleh? Gue juga bosan di lokasi syuting."
Theo nampak menimbang-nimbang, "that's will be good, tapi gue bukan mau jalan-jalan."
"Yeeh, lo pikir gue apaan."
"Yaudah ayo. Lo mungkin bisa bantu."
Dania tersenyum lebar, lalu meraih lengan Theo dan merangkulnya.
"Ada masalah apaan sih?" Tanya Dania lalu mencoba menoleh untuk melihat Yura.
"Lo bisa lihat sendiri nanti," Theo tersenyum canggung lalu agak pelan melepaskan tangan Dania dari lengannya.
"Ayo!" seru Theo.
Sementara itu, Yura berhasil melihat Theo dan Dania di waktu keduanya saling merangkul.
"Theo? Kak Dania? Mereka mau ke mana?" batin gadis itu masih fokus menatap dua orang yang kini naik ke atas motor.
Hati Yura tak bisa bohong, ia sebenarnya dirundung cemburu, perkataan orang-orang yang terus mengatakan bahwa Dania lebih cocok dengan Theo membuat Yura kian takut. Bagaimana jika Theo meninggalkannya.
Perasaan gadis itu bergerumuh bercampur kecewa hingga ia memilih tuk pulang tanpa menemui Theo.
---
"Dan," teriak Theo sambil melajukan scuternya. Ia melajukan motornya cukup pelan karena ingin berbicara pada gadis di belakangnya.
Dania mendekatkan kepalanya ke depan, "ya?" tanyanya sambil menyelipkan rambutnya yang beterbangan ke belakang telinga.
"Kita bakal ke rumah Lila."
"Lila?"
"Hmm ... Lila. Lo juga nggak tahu apa yang terjadi sama dia sampai dia tiba-tiba berhenti syuting?"
"Nggak, gue bahkan nggak pernah punya scene sama dia. Gue juga baru sadar sekarang, dia ternyata keluar."
Theo melirik wajah Dania, "Ada yang nggak beres Dan, Lila yang gue kenal punya mimpi mau jadi artis terkenal dan nggak akan menyerah, namun tiba-tiba tanpa alasan jelas dia keluar. Terus, waktu gue ke rumah dia kemarin, dia kelihatan kacau banget, gue makin curiga, apalagi di lokasi syuting dia itu sering diperbudak sama kak Dwi."
Dania mendengarkan semua cerita itu, meski bukan dirinya yang sedang dihawatirka oleh Theo, namun Dania merasa terenyuh.
"Dan, aku boleh minta tolong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yura dan Bintangnya
Ficção Adolescente"Gara-gara Lo kapal gue karam." "Cantikan Dania. Yura mah ampas." "Theo lebih cocok sama Dania anjir. Si Yura ngerusak aja." "Chemistry Theo sama Dania dapat banget. Berharap mereka jadian di real life tapi sayang, ada batu terkutuk yang halangin." ...