4/10

1.6K 243 20
                                    

Joanna menatap Jeffrey yang baru saja pulang melakukan pemotretan bersama Kennan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joanna menatap Jeffrey yang baru saja pulang melakukan pemotretan bersama Kennan. Dia tampak lelah, namun tidak mengatakan apa-apa dan langsung merebahkan diri di atas sofa. Lalu meminta Kennan membuatkan minuman untuknya.

"Minum, Ken!"

"Aku ada urusan, istrimu sudah pulang. Kamu bisa minta dia ambilkan!"

Jeffrey langsung menoleh ke belakang, menatap Kennan yang langsung keluar setelah meletakkan tas besar berisi peralatan make up dan kunci mobil di atas meja.

"Mau minum apa?"

Tanya Joanna sembari membuka kulkas karena juga kehausan.

"Ada apa saja? Cola, masih ada?"

"Sudah habis. Hanya ada air putih dan jus mangga."

"Jus mangga saja."

Joanna mengangguk singkat, lalu menuangkan jus mangga pada gelas yang baru saja diambil dari rak.

"Terima kasih. Pekerjaanmu bagaimna?"

Tanya Jeffrey basa-basi, karena selama satu minggu ini Joanna ke Bali guna mengikuti seminar yang diadakan Severely.

"Tdiak buruk. Kalau pekerjaanmu? Kemarin Mamamu meneleponku, dia memintaku datang ke rumah setelah pulang. Kamu mau ikut?"

"Tidak buruk juga. Jangan datang! Nanti kamu hanya terkena amukan! Kamu lapar? Bagaimana kalau pesan makanan sekarang?"

Tanya Jeffrey sembari memindahkan kakinya, kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celana. Agar Joanna bisa duduk di sampingnya.

"Mau pesan apa?"

"Samakan denganmu saja."

Jeffrey mengangguk singkat, sedangkan Joanna mulai mengganti saluran televisi dari drama picisan menjadi berita.

"Besok ada pemutaran perdana movie yang aku mainkan. Kamu bisa datang? Pakaiannya sudah Kennan siapkan."

"Orang itu---kalau sudah disiapkan, mana bisa aku menolak? Jam berapa?"

Jeffrey terkekeh pelan, lalu meletakkan ponsel di atas meja setelah memesan makanan.

"Jam dua. Kennan akan menjemputmu besok."

Joanna mengangguk cepat. Lalu menatap televisi yang sedang menampilkan berita pemutaran movie perdana suaminya besok siang.

"Bagaimana caramu kenal Kennan? Di tidak banyak teman, bahkan hampir tidak ada."

Tanya Jeffrey tiba-tiba, membuat Joanna tertawa pelan sekarang.

"Teressa, dia teman kuliahku. Dia sepupu Kennan. Sebelum namanya sebesar sekarang, Kennan adalah manajernya."

Jeffrey mengangguk paham. Karena pada pernikahannya, Teressa tampak heboh ketika mengucapkan selamat padanya.

"Kalau kamu, bagaiama caramu bertemu Kennan?"

"Dari Pak Surandar. Manajer lamaku melahirkan, lalu memutuskan berhenti dan akhirnya digantikan Kennan. Dia juga yang memilih pekerjaan untukku selama lima tahun ke belakang. Kau tahu sendiri, namaku melejit sejak dia datang. Ya, bisa dibilang dia cukup berperan penting dalam keberhasilanku sekarang."

Joanna mengangguk paham, lalu melirik Jeffrey yang sedang menatap televisi sekarang.

"Ternyata kau baik juga. Kukira setiap artis sombong semua."

"Teressa juga sombong, ya?"

"Kecuali dia."

"Itu berarti bukan semua. Kamu jangan suka mengeneralisir pekerjaan, semua orang memiliki karakter yang berberbeda!"

Joanna mengangguk paham, lalu tertawa pelan ketika menatap wajah kesal Jeffrey sekarang.

"Oh, iya. Kamu ada pacar?"

Tbc...

365 DAYS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang