8/10

1.4K 239 69
                                    

4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4. 50 AM

Joanna dan Jeffrey sedang menahan kantuk sekarang. Kedunya sama-sama sedang fokus menatap episode terakhir series Squid Game yang dulu pernah booming pada masanya, namun tidak sempat mereka tonton karena tidak memiliki banyak waktu luang. Ya, meskipun sebenarnya sekarang juga masih sama, namun---saat ini, mereka sudah lebih santai sekarang.

"Tuh, kan! Kubilang juga apa! Dari episode awal saja sudah mencurigakan, si Kakek kok bisa dapat nomor urut satu padahal sudah renta seperti itu! Lalu, ketika ditembak---ADUH!"

Jeffrey yang saat ini tidur miring di atas sofa dengan kaki yang ditindihi Joanna mulai menggerakkan kaki tiba-tiba, membuat Joanna yang memang sedang merebahkan diri di atas sofa secara melintang mulai mengaduh kesal karena hampir terjungkal.

Iya, posisi Jeffrey dan Joanna memang berhadapan. Kedua kepala mereka bertumpu pada pegangan sofa yang sudah diberi bantal. Kaki mereka juga terkadang saling adu karena sofa yang mereka gunakan kekecilan, namun masih muat untuk mereka tempati berdua.

"Keram kakiku! Sudah tengah jam kamu tindihi seperti itu!"

Keluh Jeffrey sembari meringis sakit, berbeda dengan Joanna yang hanya tersenyum kecil karena tidak sadar sejak tadi.

Joanna mulai merenggangkan kedua kakinya, lalu tidur terlentang dan membuat kedua kakinya mengapit kedua kaki Jeffrey di tengah-tengah tubuhnya. Agak ambigu memang, karena Joanna masih setengah sadar sebab sudah mengantuk berat sekarang. Ya, meskipun sempat meminum kopi sebelumnya. Namun kepalanya justru mulai terasa pusing karena telah berjam-jam bertahan tidur di sana. Di atas sofa panjang yang agak kekecilan untuk mereka sebenarnya.

Kaki Jeffrey mulai bisa digerakkan. Membuat Joanna terkekeh palan dan berniat bangun sekarang. Karena film sudah usai dan dia ingin kembali ke kamar. Ingin tidur panjang karena sudah begadang.

"Aduh!"

"Sorry, sengaja!"

Joanna mendelik tajam, menatap kedua kaki Jeffrey yang baru saja menyentuh pantatnya. Karena saat ini dia sudah memindahkan kedua kaki Jeffrey dari tengah-tengah tubuhnya. Namun, justru tendangan kecil di pantat yang didapat.

"Kecil sekali, aku yakin dadamu juga kopong tidak berisi."

Ejekan Jeffrey membuat emosi Joanna tersulut kali ini. Hingga kedua matanya tampak bugar kembali. Sebab, dia memang paling tidak suka jika direndahkan seperti ini.

"Penghinaan! Memangnya penismu besar? Aku yakin pasti diameternya tidak lebih besar dari jari kelingkingku sekarang!"

Joanna yang kesal mulai menunjukkan jari kelingking bagian kiri tangan dan menekan pusat tubuh Jeffrey yang sedang mengalami morning wood dengan telapak kaki kanan. Membuat si pemilik langsung mendesis pelan. Entah karena kesakitan atau justu keenakan.

Namun yang jelas, sedetik kemudian Jeffrey langsung menarik kedua kaki Joanna. Membuat tubuh mereka saling menempel sekarang. Dalam keadaan lebih ambigu dari sebelumnya. Scissors position, membuat tubuh mereka semakin behimpitan dengan Jeffrey yang sudah duduk sekarang.

"Menurutmu ini kecil?"

Jeffrey semakin memajukan tubuhnya, membuat Joanna yang masih mencerna keadaan mulai berusaha bangun sekarang. Karena tubuh bagian bawahnya mulai bereaksi yang tidak-tidak sekarang. Sebab, sudah lama dia tidak melakukan itu sekarang---sejak berpisah dengan mantan terakhirnya.

Joanna sudah berusaha bangun sekarang, namun hal itu justru membuat tubuh mereka semakin rapat hingga keduanya saling menahan leguhan sekarang.

"Jeffrey, sudah! Ini sudah keterlaluan! Lepas!"

Jeffrey enggan melepaskan diri sekarang, karena dia masih butuh pengakuan. Kalian tahu, kan? Jika laki-laki adalah makluk yang paling memiliki ego dan gengsi tinggi sedunia setelah perempuan?

"Katakan dulu! Besar, kan?"

"Ah! Jeffrey sialan! Iya-iya besar! Puas?"

Jeffrey langsung tertawa puas. Namun tidak kunjung melepas kedua kaki Joanna yang sudah sejak tadi dipegangi erat-erat agar tidak lepas.

(Ilustrasi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi)

Joanna berusaha bangun sekarang, tetapi Jeffrey yang memang sangat jahil langsung menekan perutnya. Membuat dirinya harus terpaksa tertawa karena kegelian.

"Hahaha! Jeffrey! Lepas! Jeffrey, aku mau buang air kecil!"

"Buang air kecil atau horny? Mengaku saja, kau pasti sudah lama tidak dimasuki, kan? Katamu---"

"BRENGSEK! MAJU KAU JEFFREY ISKANDAR! AKU TIDAK TAKUT!"

Joanna langsung mendudukkan diri, membuat Jeffrey tersenyum geli karena telah berhasil membuat emosi Joanna tersulut lagi.

Tubuh bagian bawah mereka semakin rapat, namun keduanya sama-sama berusaha menahan hasrat mengingat mereka baru dua bulan saling mengenal. Ya, meskipun sudah menikah dan sekitar 50% tahu luar dalam. Namun hal itu masih cukup kurang bagi Joanna. Karena dia hanya akan melakukan itu dengan orang yang memiliki koneksi emosional dengannya.

Untuk Jeffrey---Joanna memang sudah sedikit memiliki koneksi emosi dengannya. Namun itu saja masih kurang. Karena dia masih perlu surat keterangan sehat dan terbebas dari IMS dan HIV juga. Jeffrey ini artis, kalian tidak mengira jika kehidupan mereka sebersih di televisi, kan? Hal-hal seperti itu, sebenarnya sudah menjadi rahasia umum dan sering disentuh meskipun tidak sering dibahas karena masih dianggap tabu.

Tenang, ini masih pemanasan. Ayo ramein kalo emang kalian mau aku cepet update cerita ini sekarang!

60 comments for next chapter, aku suka kalo kalian kasih komentar di setiap line kalimat. Itu bikin aku makin semangat buat cepet-cepet lanjutin cerita.

Tbc..

365 DAYS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang