2/10

1.8K 251 30
                                    

"Aku tahu Joanna mungkin jauh dari tipemu atau tipe orang tuamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tahu Joanna mungkin jauh dari tipemu atau tipe orang tuamu. Tapi dia adalah satu-satunya wanita yang paling cocok bersanding denganmu. Dia editor di tempat yang memproduksi dua movie terpecah milikmu. Bayangkan saja, aktor Jeffrey Iskandar menikahi editor di Severely Production. Mereka pasti akan mengira jika kalian cinta lokasi meskipun sebenarnya tidak pernah bertemu sama sekali selain tadi."

"Tahu apa kau soal tipeku? Aku percaya padamu, urus saja pernikahanku! Aku tidak mau ada yang mengacau di hari itu."

Kennan mendecih lirih, lalu menatap punggung Jeffrey yang ingin memasuki kamar mandi.

"Aku tahu tipemu adalah perempuan super kurus dan tinggi, seperti model-model yang dulu pernah kau kencani. Kalau tipe orang tuamu, mereka sudah pasti lebih suka dengan perempuan lulusan luar negeri, berpenghasilan tinggi agar bisa setara dengan status sosial kalian saat ini. Joanna, sudah jelas dia jauh dari tipe kalian. Tapi aku yakin dia adalah wanita yang paling kau butuhkan sekarang!"

Jeffrey tidak menjawab, karena dia memang tidak tertarik dengan ucapan Kennan. Sebab, apapun yang dilakukan manajernya pasti tidak akan mengecewakan. Kennan penggemar drama Korea, tidak heran jika perfectionist dan details oriented adalah motto-nya.

Di dalam lift, Joanna tampak menahan nafas ketika berpapasan dengan Johnny. Si mantan pacar yang saat ini sudah bertunangan dengan wanita lain. Dengan janda anak satu yang baru saja ditinggal meninggal suaminya tahun kemarin.

"Apa kabar? Sedang apa di sini?"

"Baik, menemui teman."

Johnny mengangguk singkat, lalu menekan tombol di lift agar bergegas tiba di lantai dasar.

"Bagaimana keadaan orang tuamu? Maaf karena aku belum bisa menemui mereka secara langsung."

"Sangat baik. Kamu tidak perlu khawatir, urus saja calon istri dan anakmu. Aku bisa mengurus keluargaku."

Johnny tersenyum kaku, lalu melirik Joanna yang tampak enggan menatapnya saat itu.

"Mau kuantar?"

Tanya Johnny sembari menahan tangan Joanna setelah keluar dari lift. Sebab, ini sudah jam dua pagi. Laki-laki mana yang tega membiarkan kenalan perempuannya pulang sendiri pada jam seperti ini.

"Tidak, terima kasih. Aku tidak selemah yang mau pikir. Ini baru jam dua pagi, aku biasa menyisir jalanan dari jam satu hingga jam lima pagi."

Joanna segera menarik tangannya, lalu bergegas menuju lobby dan memasuki mobil hitam yang berada di sana. Sebab, dia memang sudah memesan taksi online sebelum berpamitan pulang.

Dia tidak pernah berubah, tetap pemberani.

Batin Johnny sembari tersenyum tipis, lalu bergegas menuju basement tempat mobilnya terparkir.

Sedangkan di dalam taksi, Joanna sudah menangis. Membuat si supir taksi langsung meminta izin menaikkan volume musik yang sebelumnya sudah diputar pelan sekali.

"Mau mengelilingi kota sebentar, Bu? Udara di pagi hari sangat baik untuk menenangkan suasana hati. Tenang, ini gratis. Karena anda adalah penumpang terakhir dan saya tidak sedang diburu-buru saat ini."

"Ide bagus, terima kasih!"

Ucap Joanna sembari membuka jendela mobil, lalu menatap langit dan beberapa kendaraan yang masih berlalu-lalang di jalan saat ini.

Tbc..

365 DAYS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang