5/10

1.5K 247 40
                                    

Joanna menggeleng pelan, karena dia memang tidak sedang memiliki pacar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joanna menggeleng pelan, karena dia memang tidak sedang memiliki pacar. Begitu pula dengan Jeffrey yang juga demikian. Mantan pacar terakhirnya adalah model kembar yang pertama kali ditemui ketika sedang liburan di California.

"Bagus. Tapi, kalaupun ada---aku juga tidak akan melarang. Asal main aman saja. Paham maksudku, kan? Aku tidak ingin namaku maupun namamu tercemar."

Joanna mengangguk paham, karena dia tahu jika artis bisa bertahan lama karena nama baiknya. Jika mereka ketahuan berbuat hal yang menyimpang, sudah pasti akan langsung mendapat hujatan. Tidak peduli akan alasan apa dibaliknya.

"Kalau kamu? Hanya untuk jaga-jaga, supaya aku tidak terlalu terkejut jika tiba-tiba ada perempuan masuk."

Jeffrey terkekeh pelan, lalu menyisir rambutnya ke belakang. Seolah sedang memamerkan ketampanan.

"Untuk sekarang belum ada. Jika ada, aku akan memberi tahu kamu segera."

Joanna mengangguk singkat, lalu menempelkan kepala di punggung sofa. Keduanya sama-sama larut dalam perbincangan ringan. Karena baik Jeffrey maupun Joanna, mereka sama-sama memiliki kepribadian santai dan hangat. Tidak heran jika mereka mudah dekat dan tidak canggung seperti sekarang.

Ting...

Joanna dan Jeffrey yang sedang tertawa langsung menoleh ke sumber suara. Pada bel yang terpasang di dekat pintu utama.

"Mungkin delivery food, aku saja."

Joanna langsung berdiri dari duduknya, karena dia memang memiliki common sense yang luar biasa. Tidak heran jika temannya banyak meskipun fake semua, karena mereka hanya datang jika sedang butuh saja. Namun, mereka juga tidak bisa menolak jika Joanna butuh mereka. Simbiosis mutualisme bahasa halusnya, mengingat setotalitas apa Joanna jika sedang membantu mereka.

"Sudah kubayar, tinggal ambil saja."

Joanna yang awalnya ingin ke kamar guna mengambil uang, kini langsung berjalan menuju pintu berada. Lalu mengambil makanan yang Jeffrey pesan.

"Thank you!"

Pekik Jeffrey sembari turun dari sofa, lalu duduk lesehan di dekat meja tempat Joanna menata makanan.

"Thanks for take a bills too. Lain kali aku yang traktir."

Jeffrey mengangguk singkat, lalu makan bersama sembari kembali berbincang. Karena mereka memang masih dalam tahap saling mengenal dan sering kali penasaran akan masing-masing kepribadian. Agar tidak sering bertengkar di masa depan tujuannya, karena mereka masih harus tinggal bersama selama 358 hari ke depan.

"Aku suka makanan apa saja. Tapi lebih suka makanan pedas. Aku tidak punya alergi atau penyakit apa-apa, hanya terkadang mudah demam kalau terkena hujan. Kalau kamu?"

"Aku juga suka makanan pedas, tapi ada asam lambung juga. Aku ada alergi seafood dan anemia. Tapi aku selalu siap sedia obatnya. Kalau kamu merasa tidak enak badan, langsung katakan padaku segera. Aku salalu restock obat-obatan setiap tiga bulan. Mulai demam, flu, diare---hingga radang tenggorokan, semuanya ada."

Jeffrey terkekeh pelan, lalu berdiri guna mengambil minum di dalam kulkas. Dua botol air mineral kemasan yang masih tersegel tutupnya.

"Seperti punya apotek pribadi, ya?"

Ejek Jeffrey sembari membuka segel tutup botol minumnya, begitu juga dengan tutup botol botol Joanna tanpa diminta. Membuat si pemilik kembali mengucap terima kasih sekarang.

"Hampir saja aku lupa. Ini, untuk uang belanja. Kata Kennan kamu biasa memasak, kamu bisa pakai ini jika butuh apa-apa. Kata sandinya 100298. Ini bukan berarti aku memintamu memasak, in case jika kamu ingin saja."

"Akan kugunakan dengan baik. Tunggu, aku juga hampir lupa ini. Aku tidak mau wajahku terlalu sering muncul di feed instagram ataupun instastory. Cukup foto pernikahan kita saja. Kamu tidak ingin istrimu menjadi selebgram dadakan, kan?"

Jeffrey tertawa kencang, membuat Joanna ikut tertawa juga.

"Hahaha, oke-oke. Tapi, tidak ada salahnya kalau kamu jadi selebgram juga. Bisa terkenal dan mendapat penghasilan tambahan jika kamu mau membuka endorse-an."

"Aku kurang suka menjadi sorotan. Masa laluku kelam, takut dihujat banyak orang jika ketahuan!"

Gelak tawa Jeffrey semakin terdengar, karena Joanna berbicara dengan nada dan wajah dibuat-buat seolah dia memang memiliki masa lalu kelam sungguhan. Padahal, dia hanya bercanda. Karena dia benar-benar berasal dari keluarga super biasa. Keluarga yang masih taat aturan agama maupun negara meskipun sesekali cheating juga. Terlambat membayar pajak dan menunda beribadah contohnya. Sangat manusiawi, bukan? Namun tidak patut dicontoh dan dibenarkan.

Mau dipanjangin? Kasih 20 komentar di setiap chapter dulu, ya? See you!

Tbc...

365 DAYS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang