2

12K 2.4K 263
                                    

Nih yang kemarin rikues keluatga man yayam. Tante Retno @chapoenk_bimo.

 Tante Retno @chapoenk_bimo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💋💋💋

Gadis itu melotot mendengar ucapan Birendra. Ia mengirimkan sinyal membunuh yang biasanya membuat lawan bicaranya ciut. Namun, Birendra Daya Agung terlihat tidak terpengaruh sama sekali. Lelaki itu benar-benar mewarisi sifat tenang ayahnya.

Kyra tidak senang dan berpikir keras untuk keluar dalam situasi ini. Jika sampai Birendra membuka mulut maka habislah dirinya. Yang paling Kyra takutkan adalah reaksi sang nenek. Setelah kematian kakenya lima tahun lalu, neneknya menjadi mudah menangis.

"Mana ciuman untuk, Papa?"

Kyra mengerjap, dan tahu harus segera bergerak. Gadis itu langsung menuju papanya, memberi ciuman di pipi, kemudian berlanjut ke ibunya yang sedang menuang jus, sang nenek yang meminta tambahan berupa kecupan di kening. Lalu beralih ke Caraka dan Auriga. Kedua pemuda biang onar itu memberi tatapan berati saat melirik ke sudut bibir sang kakak. Mata mereka memang luar bisa jeli, dan Kyra ngeri membayangkan pengetahuan yang pasti berasal dari pengalaman mereka.

Ia kemudian mengambil tempat duduk di samping Birendra. Gadis berusaha keras agar tak perlu menatap Birendra. Sebelum ini ia tidak pernah merasa masalah duduk di samping Birendra. Namun, setelah kejadian semalam, Kyra merasa ngeri dan dilecehkan. Biasanya orang yang melecehkannya tidak selamat, tapi ia sungguh habis akal jika menyangkut cara membalas dendam pada kakak sepupunya itu.

'Benar, setelah malam ini, kamu tidak bisa lagi menjadi adikku.'

Kyra mengutuk ingatan itu, yang datang  di waktu tidak tepat. Masalahnya setelah kalimat itu selesai, Kyra menjadi bodoh.

Semalaman dirinya tidak bisa terlelap dan mencari solusi. Antara menantang duel Birendra atau mengadukannya pada Bibi Khayra. Karena Kyra masih memiliki harapan bahwa ciuman Birendra semalam adalah akibat dari kerasukkan setan atau lelaki itu memiliki gangguan mental. Iya, terdengar berlebihan dan kejam. Namun, Kyra lebih suka membaayangkan Birendra membutuhkan psikiater dari pada menatapnya sebagai lelaki yang memiliki nafsu padanya.

Kyra hampir meraih gelasnya saat suara sang ibu terdengar menyela, "Princces, kamu tidak adil."

"Iya, Ma?"

"Ciuman selamat pagi untuk Kakakmu, belum diberikan. Kak Birendra pasti akan sedih."

Kyra mengerang, terlebih saat melihat tarikan di sudut bibir Birendra. Lelaki itu jelas menikmati keadaan Kyra saat ini.

"Oh ...." Apa lagi yang bisa dia ucapkan? Bibir Kyra terasa berat untuk berkata.

"Ciuman selamat pagi adalah keharusan. Itu akan membuat kalian merasa saling memiliki. Ingat?"

Kyra menatap ibunya dengan gamang. Sejak mampu mengingat, Kyra hampir tidak bisa menghitung beberapa aturan yang diterapkan Surayya untuk keluarga mereka. Wanita itu seolah ingin menegaskan bahwa meski menikahi mantan preman, keluarga mereka diliputi cinta satu sama lain. Tidak ada alasan untuk tidak menunjukkan perasaan.

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang