Ending versi Wattpad

15.4K 2.2K 209
                                    

Akhirnya kita sampai di part terakhir versi WP. Makasiii Jemaah udah support Inak buat selesein cerita ini.
Loppp kelean semua. 🥰🥰🥰

💋💋💋

Saat Kyra terbangun, tangannya telah terikat di kepala ranjang. Udara yang dingin menampar kulit gadis itu. Sesuatu yang membuatnya tersadar bahwa pakaiannya telah ditanggalkan, hanya bra dan celana dalamlah yang tersisa.

Ruangan itu terlihat remang-remang dalam tatapannya yang masih kabur. Atapnya terbuat dari genteng yang tidak lagi berwarna merah, tapi sudah menghitam. Kayu-kayu penyangga atap terlihat sama tuanya dengan dinding-dinding tua yang mengelilingi mereka. Secara keseluruhan tempat itu mirip dengan lokasi pembuatan film horor. Bedanya tidak ada lilin atau patung-patung untuk sekte pemuja setan.

Kyra langsung waspada, berusaha mengenyahkan sisa ketidaksadarannya dengan memaksa otaknya berkerja. Rangkaian peristiwa yang tadinya acak, mulai membentuk rantai rapi. Kyra kabur dari rumah, mendatangi apartemen Birendra, bertemu Sarah, menemukan fakta bahwa mereka tidur bersama, membawa serpihan hati dan harga dirinya meninggalkan gedung itu, sebuah mobil berkaca gelap berhenti di depannya, dua lelaki muncul dari pintu, menariknya ke dalam dan membekap Kyra dengan saptu tangan.

Ia dibius dan diculik. Kesadaran itu tidak hanya membuatnya terkejut, tapi juga marah luar biasa. Alih-alih ketakutan, Kyra merasa harga dirinya terjun bebas karena bisa menjadi korban prnculikan.

"Wah ... wah ... akhirnya Princess kita bangun juga."

Suara itu sangat lembut, tapi mengandung ejekan. Kyra berusaha memfokuskan pandangan pada sosok lelaki yang duduk di kursi tua, dibayangi kegelapan.

Kyra berusaha tidak terbelalak saat menyadari bahwa lelaki itu sama sekali tak berpakaian. Hanya celana dalamlah yang menutupinya dari ketelanjangan.

Kali ini Kyra bergidik. Lelaki itu tidak sekekar Birendra, tubuhnya bahkan cenderung kurus. Kulitnya berwarna kuning langsat. Rambutnya dipotong sangat rapi. Jika dilihat secara keseluruhan lelaki itu masuk katageori pria manis yang pasti dianggap tidak berbahaya.

Namun, matanya tidak mampu menipu Kyra. Gadis itu telah terbiasa berurusan dengan penjahat, dan beberapa malah hidup dengannya. Mata gadis itu terlatih untuk mengetahui tipe seperti lelaki di depannya. Dan dia berani bersumpah, bahwa lelaki di depannya tidak hanya jahat, tapi juga rusak sampai ke dasar jiwa.

Sebuah jentikan jari diringi suara langkah empat orang lelaki muncul dari kegelapan, karena lampu penerang sendiri persis berada tepat di atas ranjang Kyra. Empat orang itu diyakini Kyra sebagai orang-orang yang menculiknya.

"Tadinya aku mengira kamu akan panik?"

Lelaki yang hanya mengenakan celana dalam itu bangkit. Ada sebuah pistol ditangannya. Pistol milik Kyra, hadiah dari papanya.

Lelaki memainkan pistol itu. Jemarinya yang kurus beberapa kali mengarahkan pistol ke arah gadis itu. Kyra yakin dialah bos di sini. Karena meski terlihat paling muda dan lemah, nyatanya empat orang lainnya bisa dikatakan takut menatapnya.

"Sangat tenang. Terlihat tak terusik. Sejujurnya ini menghancurkan ekspektasiku." Lelaki itu merangkak ke atas ranjang, tapi tak sampai berada di jangkauan kaki Kyra. Dia kembali menjentikkan jari hingga membuat dua anak buahnya maju dan langsubg melebarkan kaki Kyra.

Sungguh mati rasanya Kyra ingin muntah dan meronta. Namun, ia berusaha keras mengandalkan akal sehat.

Lelaki itu menempatkan dieinya di antara kaki Kyra, dan ujung pistol di arahkan pada bagian pribadi Kyra.

Lelaki itu tersenyum lebar saat, ujung pistol digesek-gesskannya. "Sungguh luar biasa, kamu bahkan tidam bereaksi sedikitpun. Apa kamu terbuat dari es, atau batu?" Lelaki itu cemberut, ujung pistol kini menelusuri perut Kyra, naik ke dada dan lehernya, bertahan di sana. "Sejujurnya sikapmu ini mengurangi efek dramatis dari aksi menegangkan yang telah kurancang." Lelaki itu mendesah berlebihan, sebelum kemudian mencengkeram rahang Kyra, memaksa bibir gadis itu terbuka. Moncong pistol dimasukkan ke dalam mulut Kyra. "Dan aku tidak suka harapanku hancur!" teriak lelaki itu dengan gigi bergemeretak.

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang