12

9.6K 2.5K 396
                                    

💋💋💋

Saat Kyra kembali ke mobilnya, Birendra sudah berada di balik kemudi.  Gadis itu menggigit bibirnya menahan kesal.

"Setauku jam pulang sekolah enam jam yang lalu."

"San setauku pintu mobil kukunci tadi," balas Kyra sembari melotot. Pelototan yang membuat Birendra tersenyum kecil. "Keluar!"

"Masuk!"

Kata itu sangat bertentangan dan mereka mengucapkan secara bersamaan.

"Keluar dari mobilku sekarang."

"Masuk sebelum mereka melihatmu."

"Mereka siapa?"

Birendra mengunci mulut, hingga Kyra terpaksa menuruti kemauannya. "Puas?" ucap gadis iti setelah duduk di kuris penumpang.

"Pakai sabuk pengamanmu. Polisi yang patroli tidak akan suka melihat hal itu."

"Dan menurutmu polisi yang masuk paksa ke mobilku akan membuatku senang?"

"Aku tidak masuk paksa," ujar Birendra enteng. Lelaki itu dengan mudah merebut kunci mobil Kyra dari tangan gadis itu lalu mengendarinya. "Pintu mobilmu tidak menunjukkan adanya paksaan masuk."

Yang benar saja! Birendra memang seorang polisi, tapi ada darah Bentala di tubuhnya, yang berarti masuk ek dalam sebuah mobil tanpa izin dan tidak menimbulkan kerusakan, bukan hal sulit.

"Kupikir kamu tidak butuh kunci untuk menjalankan mobil ini," sindir Kyra.

"Aku hanya bersikap sopan."

Kyra menatap Birendra dengan sebal.

"Kenapa kamu selalu bersungut-sungut setiap melihatku?"

"Memangnya aku harus berlari memeluk dan menc-"

Birendra menyeringai. "Itu lebih enak."

Kyra memejamkan mata. Setelah ciuman itu, Birendra tak lagi menahan diri padanya. Lelaki itu menanggalkan sopan santun di rumah, dan bertindak serta berucap semaunya pada Kyra. Jujur saja, telinga gadis itu sangat panas. Sungguh Kyra masih berusaha menaruh hubungan merrka di jalur yang benar. Karena itu dia selalu  berusaha menekan perasaanya.

Kyra tak mau terlibat sesuatu yang romantis berdama Birendra. Itu akan memperunyam semuanya. Demi Tuhan, Ibu mereka saudara sepupu dan ayah mereka adalah sahabat yang lebih dekat dari saudara kandung. Jika di masa depan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, perpecahan bisa saja menjadi akhirnya. Kyra tak mau mempertaruhkan apapun yang bisa menghancurkan kesolidan keluaraga mereka.

"Katakan ...," ucap Kyra akhirnya

"Apa?"

"Yang mana?"

"Bi ...."

"Apa K?"

"Kamu mengetakan mereka," ucap Kyra berusaha menyabarkan diri. "Jadi menurutmu aku dibuntuti?"

"Menurutmu?"

Kyra terdiam. "Aku berusaha tidak terlihat."

Birendra tertawa.

"Apa yang lucu?"

"Ucapanmu barusan."

"Memangnya ada yang salah?"

"Princess, dengan penampilanmu seperti itu, kamu cuma bisa berharap semua orang di muka bumi ini buta agar kamu benar-benar tidak terlihat."

Kyra mendengkus. "Aku sudah menyerdahanakan penamlilanku."

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang