Hala saat ini menyesali kenapa ia mengiyakan ajakan Sean untuk mengantar nya.
Buktinya, saat ini. Sean, Riki dan dirinya terjebak dalam ketegangan di ruang tunggu stadion.
Riki terus saja menyembunyikan Hala dibalik punggung nya, sementara ia lamat menatap Sean yang kebingungan.
Riki telah berganti baju, dan bersih-bersih. Setelahnya langsung menemui Hala dan langsung menyembunyikan Hala dibalik punggungnya.
Sean kebingungan melihat tingkah adik dari kekasih nya ini, mana wajah Riki menatap nya sangat intens dan menilai dari atas kebawah, padahal mereka sedang duduk, namun Sean paham kenapa Riki bersikap seperti itu, baginya Sean adalah orang asing, dan kakak nya kemari bersama orang asing, pasti Riki ingin melindungi kakak nya.
Hala tidak tahan, ia pun segera membuka suara untuk memutus aura hitam yang terus keluar dari Riki.
"Ki, ini—" belum sempat Hala menyelesaikan kalimat nya, Riki menyela.
"Sst, diem, Kak." Kata nya sambil terus menatap Sean.
Sean malah menahan senyum nya saat ini.
"Gak ada niatan mau perkenalin diri?" Kata Riki, pada Sean tentu.
Sean yang mendengar itu, langsung menegakan punggung nya, lalu menjulurkan tangan kanan nya ke depan Riki.
"Gue Sean, pacar Kakak lo. Salam kenal." Kata Sean.
Hala yang mendengar itu sontak membulatkan kedua matanya, Sean ini benar-benar.
Mendengar jawaban orang dihadapan nya, Riki tidak bergeming, bahkan tidak membalas uluran tangan Sean, membuat Sean menarik nya kembali.
"Udah berapa lama?" Tanya laki-laki yang kini terus menahan Hala dibelakangnya.
Sean tersenyum manis, adik kekasih nya ternyata ingin mengintrogasi nya.
Sean sedikit berpikir, "emm, mungkin ada 3 atau 4 bulan?"
"Satu sekolah?"
Sean mengangguk mengiyakan.
Setelah nya, Riki membiarkan Hala untuk muncul dari belakang punggung nya, sambil melepaskan genggaman yang sedari tadi ia gunakan untuk menahan Hala.
Hala menatap Riki sebal. Namun, ia juga sedikit takut.
Mereka saat ini duduk di kursi yang suka ada di kantin-kantin, ada meja sebagai penghalang keduanya.
Riki masih terus menatap Sean, sementara Sean kelewat santai malah terus memberikan senyum nya pada Riki.
Hala menengahi, "udah."
Seketika tatapan kedua lelaki itu beralih padanya. Hala saat ini duduk disebelah Riki, tentu paksaan adik nya itu.
Riki menatap Hala, lalu langsung tersenyum dan memeluk kakak nya itu dari samping, membuat Hala yang tidak siap sedikit oleng.
"Kangen." Kata Riki sambil terus merapatkan pelukan nya.
Sean yang melihat itu jujur sedikit terkejut, ia saja belum pernah memeluk Hala seerat itu. Namun, segera ia netralkan karena sadar keduanya telah lama tidak bertemu.
Sementara Hala tersenyum, lalu menepuk-nepuk lengan Riki yang melingkar di bahu nya. Hala menatap Sean.
Ia melihat Sean yang tersenyum penuh arti. Sean memberi kode lewat bibir nya bahwa mungkin ia harus pergi dari situ, namun Hala menggeleng kecil.
Membuat Sean tetap diam ditempat.
Riki mengurai pelukan nya, wajah nya memerah.
Hala menahan senyuman nya, ia paham sekali kenapa wajah Riki memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
pancarona ✧ sunoo
Teen Fiction[HIATUS ; author loss of the story] [bahasa - semi AU] 𝗽𝗮𝗻.𝗰𝗮.𝗿𝗼.𝗻𝗮 [ 𝗻 ] 𝗯𝗲𝗿𝗺𝗮𝗰𝗮𝗺-𝗺𝗮𝗰𝗮𝗺 𝘄𝗮𝗿𝗻𝗮. Sean yang cuma nurut apa kata Hala seorang. Kecuali, "Sean, udahan ya, jangan berantem lagi. Gue takut lo mati muda." "Gak b...