13 | kesepakatan yang Sean tidak ketahui

99 19 0
                                    

Malam ini tidak berjalan seperti apa yang Sean bayangkan.

Aneh, sangat aneh.

Saat ini, ketiga orang ini masih duduk dengan tenang dimeja makan, fokus menyantap hidangan yang ada.

Ketenangan ini membuat Sean bertanya-tanya, ada apa?

Sean melirik ke arah Ayah nya, siapa tau ayah nya ingin berbicara sesuatu padanya. Namun, bibir Ayah nya tetap terkatup rapat, begitu pula dengan Dylan yang sama tenang nya.

Sean asik melamun dalam kebingungan nya, sebenarnya malam ini kenapa? Ia kan sudah siap jika dipukuli dan dimaki seperti makan malam sebelum-sebelumnya.

Sementara diseberang Sean, Dylan nampak masih memakan makanan nya dengan tenang dengan wajah yang kelewat datar tanpa ekspresi.

Ia lalu mengangkat pandangan nya, melihat adik nya yang tengah terdiam tanpa menyantap dengan minat makan malam nya.

Tak lama pandangan nya beralih pada sosok di sisi kiri nya, duduk dibagian tengah.

Pandangan Dylan mengeras lalu menampilkan senyum remeh yang terlihat.

Ayah nya pasti sudah tidak tahan untuk melimpahkan emosi nya pada Sean. Namun sadar akan keberadaan dirinya.

Iya, sejatinya Dylan mengetahui semua nya. Apa yang dilakukan ayah nya kepada Adik kecil nya yang manis. Sekecil apapun.

Ayah nya selalu berbohong kepadanya jika dia tidak akan menyiksa Sean jika dirinya tidak ada disekitar keduanya, akan memperlakukan Sean lebih lembut, selalu berbohong, sampai pada titik muak nya, Dylan bertindak.

Contoh nya saat ini, ia datang untuk makan malam.

Makan malam yang setidak nya kali ini membebaskan Sean dari luka di wajah dan tubuh nya, akibat kehadiran Dylan.

Tting!

Suara garpu yang terjatuh mengalihkan atensi Dylan.

Adik nya tidak sengaja menjatuhkan garpu saat akan menyendok makanan nya.

Dapat Dylan lihat, ayah nya menatap Sean kesal. Ayah nya memang sangat sensitif atas hal sekecil apapun yang Sean lakukan.

Biasanya, ia yakin. Jika tidak ada dirinya, ayah nya akan mulai melontarkan cacian kasar pada Sean.

Namun, sekarang, alih-alih berkata demikian, sang ayah malah menatap Dylan.

Dylan menatap sang Ayah dengan tatapan tegas, seolah berkata 'ingat perjanjian kita.'

Setelah nya, sang Ayah menarik nafas nya berat dan kembali melanjutkan kegiatan nya, begitupula Dylan dan Sean.

Dylan sekali lagi menatap Sean. Melihat adiknya yang tengah membersihkan garpu yang baru saja terjatuh menggunakan jemari nya.

Tak ayal, senyuman tipis dibibir Dylan terbentuk.

Tipis, sangat tipis sampai setan yang lewat pun tidak akan sadar bahwa Dylan baru saja mengeluarkan senyuman nya.

Sementara Sean masih kebingungan, ia sengaja menjatuhkan garpu yang sedang ia gunakan.

Ia yakin, ayah nya akan langsung melontarkan cacian kepada nya setelah dia melakukan itu.

Namun apa yang terjadi?

Ia malah melihat ayah nya yang bersitatap dengan Kakak nya alih-alih memarahi dirinya.

Setelah membersihkan garpu yang sengaja ia jatuhkan, Sean mulai kembali menusuk-nusuk pasta yang sedari tadi harusnya masuk kedalam mulut nya.

"Den Sean, mau ganti menu makan malam?" Tanya Bi Darsih yang sedari tadi sadar Sean tidak sedikitpun memakan makan malam nya.

pancarona ✧ sunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang