10 | menengok Riki bagian satu

99 22 0
                                    

Hari ini Hala berniat untuk mengunjungi Riki di asrama nya, perkataan Ibu nya kemarin-kemarin baru sempat Hala lakukan sekarang.

Saat ini juga Hala sudah siap, dia dan Bi Murni juga membuatkan kotak makan masakan rumah untuk Riki, takut-takut anak itu merindukan masakan rumah.

Hala juga membawakan Riki sunblok, dan sunscreen karena intensitas Riki berada dibawah terpaan sinar matahari sangat tinggi, tak lupa Vitamin untuk Riki.

Hala melihat jam dinding yang tergantung, sudah jam 10. Ia harus berangkat sekarang, takut lebih siang matahari semakin terik.

"Bi, Hala berangkat ya." Pamit Hala.

Bi Murni mendekat dari arah dapur, "iya, Neng. Hati-hati, titip salam buat den Riki ya Neng."

Hala mengangguk lalu keluar dari rumah.

Ia tidak memberi tahu Sean akan pergi mengunjungi adiknya, jadi Sean tidak datang kemari untuk menjemput nya.

Hala berjalan sebentar sampai keluar gerbang perumahan, sebenarnya ia ada motor bahkan mobil, namun entah kenapa hari ini ia ingin sedikit berjalan dan naik angkutan umum.

Hala sampai ditempat dimana ia akan naik angkutan umum.

Lima menit menunggu, yang datang bukan lah kendaraan berwarna merah itu, melainkan sebuah motor trail yang berhenti di depan nya.

Hala tentu tau siapa itu.

Sean men-standarkan motor nya, lalu membuka kaca helm fullface yang ia kenakan, menatap Hala tajam.

Lalu, Sean melepas helm dan turun dari motor nya. Pergi ke arah Hala.

Keadaan sekitar saat ini tidak terlalu ramai, jadi Sean bisa memarkir motor nya sedikit lama, belum lagi angkutan umum yang belum terlihat.

Hala yang didatangi oleh Sean mendadak kaku, aura Sean masalah nya seperti tengah menyimpan amarah kepada nya, tidak ada senyuman.

Mana pakaian yang digunakan Sean kali ini seperti ingin pergi ke pemakaman saja, hitam-hitam. Membuat keadaan sekitar makin suram, namun membuat Sean jauh terlihat lebih tampan, eh.

Sean berhenti saat berada didepan Hala.

"Kenapa ga bilang mau nengok Riki?" Tanya nya.

Hala mendongak, masih terdiam.

Tak kunjung mendapat jawaban, Sean berdecak kecil.

"Jawab, Hal."

"Gapapa, takut ngerepotin kamu." Jawab Hala akhirnya. Namun sebenarnya ia bingung, kenapa Sean tau ia mau pergi menengok Riki.

Sean mendengus kecil, Hala ini masih saja merasa tidak enak pada dirinya, bahkan jika dipikir-pikir Sean yang banyak merepotkan Hala.

"Kamu tau dari siapa aku mau pergi?" Tanya Hala.

"Tadi aku kerumah, mau ngajak ngedate. Eh kata Bi Murni kamu nya pergi. Yaudah aku susul, untung masih ada disini." Jelas Sean

"Ayo, aku anter." Kata Sean sambil menarik tangan Hala untuk naik ke atas motor nya.

Namun, Hala malah bergeming diam ditempat, mengundang pertanyaan dari raut wajah Sean.

"Gausah, aku sendiri aja." Tolak Hala. Hala menolak bukan karena apa-apa, tapi Hala sadar Sean dan Riki belum pernah bertemu dan berkenalan.

Hala juga takut jika ia pergi bersama dengan Sean, nanti Riki akan mengadukan nya macam-macam ke Ibu nya.

"Ayo, sekalian aku kenalan sama Riki juga." Kata Sean.

pancarona ✧ sunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang