The Receptionist
===============
MENGANDUNG ADEGAN DEWASA! BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! DOSA DITANGGUNG SENDIRI!
===============
Mala, perempuan berusia 29 tahun sudah menikah dan memiliki seorang anak perempuan. Ia bekerja di salah satu hotel bintang 5 di ibu kota. Hal ini ia lakukan untuk membantu keuangan keluarganya, karena sang suami, Yusuf, hanya bekerja sebagai buruh pabrik.
Ia bekerja baru 3 bulan belakangan ini, sebab keuangan suaminya sedang terlilit hutang yang cukup besar. Mala merasa kasihan jika sang suami harus menanggung semua. Ia bersykur bisa bekerja dengan gaji yang lumayan hanya bermodal ijazah SMA.
Hari ini hotel cukup ramai, banyak sekali pengunjung yang datang untuk menginap. Mulai dari beristirahat atau sedang berlibur. Sudah sekitar 30 menit lamanya Mala belum selesai melayani pengunjung yang ingin check-in
"Ini kunci kamarnya, terimakasih." ucap Mala dengan ramah sambil menyerahkan kunci kepada pengunjung.
Karena belum ada lagi pengunjung yang datang, ia akhirnya menyempatkan diri untuk beristirahat sebentar walau hanya duduk dan minum sedikit air putih. Mala juga menyempatkan diri untuk membuka ponselnya.
Kring... Kring... Kring... tiba-tiba ponselnya berdering, ada seseorang yang menelponnya. Terdapat nama yang membuatnya gugup, dengan ragu ia mengangkatnya.
"Ha-halo?"
"Kapan mau bayar?" tanya orang di balik telepon itu.
"Secepatnya, pak." jawab Mala.
"Sudah 7 bulan ini selalu jawab secepatnya, hutang anda itu besar!" bentak lelaku di telepon itu.
"Saya sedang mengusahakan pak. Tolong bersabar." ucap Mala dengan wajah berkeringatnya.
"Saya tidak mau tau, minggu depan sudah harus ada uang 30 juta." ujar penagih pada Mala.
"30 juta? Pak saya hanya meminjam 15 juta." kata Mala panik mendengar jumlah uang sebesar itu.
"Apa kau tidak ingat? besar bunga perbulannya adalah 15%. Itu sudah saya kurangi."
"Tapi pak...." Belum selesai Mala berbicara, teleponnya diputus. Ia sungguh frustasi memikirkan bagaimana caranya untuk mendapat uang sebanyak itu.
Karena panggilan telepon dan kepanikannya, ia sampai tidak sadar kalau ada pengunjung yang ingin melakukan check in.
"Permisi, saya ingin check-in." ucap seorang lelaki muda di depannya.
"Maaf, pak. Atas nama siapa?" lamunan Mala terpecah.
"Zidan." jawab lelaki itu.
"Baik sebentar."
Mala memproses permintaan itu, ia juga menelepon housekeeping untuk membersihkan dan memeriksa kamar tersebut.
"Silahkan, pak. Kamarnya sudah siap." ucap Mala sambil menyerahkan kunci kamar.
"Terimakasih, ini untuk kamu." Zidan menyelipkan selembaran uang di tangan Mala.
"Terimakasih." kata Mala saat menerima uang itu.
Setelahnya Zidan beranjak dari meja resepsionis, Mala kembali ke dalam lamunannya. Ia masih memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan uang sebanyak itu. Ia juga memeriksa uang tip tadi dan menemukan ada secarik kertas di dalamnya.
'Jika butuh uang, temani aku di kamar. Ini nomorku 08**********' hal ini tertulis di kertas yang diberikan oleh Zidan. Mala paham kemana arah dari kata 'temani' di tulisan itu. Tapi ia tidak memerdulikan itu, ia tidak ingin memperoleh uang dari cara yang kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembaran Biru (18+)
RomanceKumpulan Cerita Dewasa yang bisa bikin baper, bergairah, dan ketagihan. Dikemas dalam cerita pendek 1 part atau lebih. Buat yg belum cukup umur jangan baca ya, dosa ditanggung masing2 Season 2 dari ceritaku yang hilang ditelan bumi. KHUSUS UNTUK 2...