Font Italic : preview chapter sebelumnya/flashback
Chapter 9 : sudut pandang orang ketiga
---
"Aku tau mereka bukan perampok" jawab Hwanwoong. Oktaf suaranya sudah turun.
"Hah, kau tau?"
"Sekelompok iblis" Youngjo dan Geonhak diam-diam terkejut. Bukan bermaksud untuk bergosip, namun ini merupakan berita baru bagi mereka.
"Jadi kau tau akan hal itu. Lalu mengapa kau tidak mengetahui alasan- oh..." kakak itu menghentikan perkataannya ketika sesuatu diingatannya muncul. "Aku bertaruh Tuan Muda Hwanwoong tidak mengetahui siapa seseorang dibalik penyerangan keluarga Yeo"
"Apa maksudmu?"
---
"Para iblis itu serakah. Hanya uang dan wanita yang mau mereka terima sebagai imbalan untuk menyerang sebuah kelompok"
"Maksud Kakak, ada seseorang yang memerintahkan mereka untuk menyerang keluarga Yeo?"
"Tepat sekali. Tuan Muda sudah tumbuh menjadi pemuda yang cerdas, Kakak ini menjadi malu" Hwanwoong sudah tidak memedulikan raut menjijikan yang dibuat saudara seperguruannya itu sekarang. Ia merasa asing dengannya. Seorang kakak dihadapannya kini berbeda 180 derajat dari memorinya tapi persetan, ia harus tau kebenarannya.
"Katakan, siapa yang menyuruh para iblis itu?" Hwanwoong. Masih setia dengan genggaman tangannya. Ia sudah tak peduli dengan keringat yang melumuri tangannya itu.
Saudara perguruannya menaikan salah satu ujung bibirnya. Tersenyum miring. Ia menatap ke arah Youngjo dan Geonhak secara bergantian. "Yeo Hwanwoong, apa kau yakin aku harus mengatakannya disini?"
Bulu roma Hwanwoong merinding. Ia tau persis kemana bola mata kakak perguruannya itu berjalan-jalan. Tapi otaknya menolak untuk berpikir sebuah kemungkinan bahwa ini berhubungan dengan Keluarga Kim.
"Jangan bercanda" suara Hwanwoong bergetar. Kini ada sedikit kemarahan dalam getaran itu. "Katakan dengan jelas! Jangan kau coba-coba berani berbohong padaku!"
"Baik, jika itu yang kau inginkan. Aku akan menceritakan semuanya padamu"
"Master Lee! Master Jin! Master Kim! Apakah semua ini benar?" Terlihat semua master sedang bersitegang di dalam ruang aula besar milik keluarga Jin. Lantai batu berwarna hitam dengan perabotan berwarna merah seperti sebuah kuil, juga lilin yang menerangi redup, menambah suasana sengit ditengah mereka.
"Apa yang sebenarnya kau bicarakan, Master Yeo?" Master Lee.
"Benar, saudaraku. Ada apa ini? Kau berteriak setibanya kau disini" Master Son.
"Maafkan atas kelalaianku tapi ini tidak benar!" serunya Master Yeo lagi.
"Apanya yang tidak benar, Master Yeo. Mari duduk dan kita bicarakan ini baik-baik" Master Kim menghampiri Master Yeo dan menuntunkan untuk duduk. Seorang pelayan pun langsung menuangkan teh hangat pada cangkir Master Yeo. Berharap kehangatannya bisa mencairkan emosi guru agung itu.
"Jadi apa yang menjadi gundah hati, Saudaraku?" Master Son bertanya pada sahabat sejatinya itu.
"Aku menemukan sebuah gulungan kurikulum pembelajaran" kata-kata Master Yeo ini membuat suasana kembali menjadi tegang. Seperti semuanya telah tau kemana arah pembicaraan salah satu petinggi di Gunung Dal ini. "Aku menemukan kurikulum berisi praktik berkultivasi menggunakan energi iblis. Apa maksud semua ini?" kembali Master Yeo menaikan suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind Blew Against The Emerald
FantasyYeo Hwanwoong adalah murid angkat dari keluarga Son. Ia memiliki mimpi untuk menguasai ilmu kultivasi pedang dan membangun kembali Keluarga Yeo yang hancur karena serangan sekelompok perampok saat ia berumur 4 tahun. Dalam usahanya, ia bertemu denga...