3

2.8K 372 68
                                    

Mereka tak ingin mengganggu teman - teman mereka yang sedang tertidur, apalagi ada kelompok lain yang sedang berkumpul di dekat lingkaran mereka. Jadilah Wakasa mengajak [name] untuk berjalan lebih jauh dari tempat perkemahan.

Mereka kini telah sampai di atas bukit kecil, beberapa ratus meter dari lokasi perkemahan mereka. Tenda mereka hanya nampak seperti bayangan hitam dari ujung sini.

"Lihat itu" satu tangan Wakasa menunjuk ke bawah gunung, dan satu tangannya lagi masih berpegangan pada [name].

[name] mengikuti arah tunjuk jari Wakasa. Dibawah tempat mereka berdiri, ada sebuah lubang besar yang dikelilingi batu.

Tanpa menunggu respon dari [name], Wakasa menarik perempuan itu untuk turun menuju ke lubang besar yang hampir terlihat seperti kolam alami.

[name] sungguh takjub, selain batu - batu yang terlihat tertata rapi, banyak juga tanaman rambat dan bunga liar yang mengelilingi lubang itu.

"Bagaimana kau tahu kalau ada danau disini?"

Tak salah [name] bertanya, kalau saja mereka tidak berjalan ke ujung bukit dan mengintip bagian bawah, mereka tak akan bisa menemui danau ini, tempat ini semacam danau rahasia.

"Aku dulu pernah tersesat saat mencari kayu untuk api unggun, lalu sampailah aku di kolam ini. Sukurlah besok paginya aku bisa menemukan jalan kembali ke perkemahan"

"Wah, agak mengerikan ya. Kalau aku tersesat pasti sudah mati"

Wakasa hanya tertawa mendengar penuturan [name] yang menurutnya sangat jujur.

"Mau berenang?"

"Ha?" [name] bingung, malam - malam begini Wakasa mengajak berenang, di tengah hutan lagi. Tidak salah?

"Airnya hangat loh"

Wakasa meninggalkan [name] yang masih berdiri kaku. Lelaki itu melepaskan sepatunya lalu menggulung celana kain yang ia kenakan hingga ke atas lutut. Mendudukkan diri di pinggiran kolam kemudian merendam kedua kakinya di dalam air.

Lelaki itu terlihat sangat menikmati rendaman kakinya, [name] akhirnya berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya disamping Wakasa.

Tubuhnya di condongkan sedikit ke depan, membawa tangannya untuk menyentuh air yang terlihat sangat bening. Ternyata benar kata lelaki itu, airnya hangat. Ini sungguh aneh.

[name] memberi senyumnya pada Wakasa, ia kemudian ikut melepaskan sepatunya untuk berendam.

"Hangatkan?"

"Mm.. iya. Kenapa bisa ya? Padahal kolam di bawah bukit batu, dikelilingi batu juga"

"Aku juga tidak tahu. Tapi tempat ini yang selalu aku datangi setiap kami berkunjung, airnya sangat nyaman, aku jadi ingin sering - sering mandi disini"

[name] hanya memperhatikan Wakasa yang sedang membuka pakaian, menampakkan bagian atas yang telanjang dan bagian bawah yang masih tertutup celana pendek.

"E-eh.. Wakasa-san..." [name] menutup matanya, ia yang merasa malu melihat tubuh Wakasa.

Baru kali ini ia melihat tubuh telanjang seorang lelaki, meskipun biasanya Shion numpang mandi dirumahnya, tapi lelaki itu tetap ingin menjaga mata [name] agar tak ternodai sebelum waktunya.

"Hahaha.. santai saja [name], aku masih pakai celana kok"

"T-tapi tetap saja!"

Wajah [name] nampak memerah, Wakasa tersenyum kecil melihatnya. Ia kemudian berinisiatif untuk mengajak [name] masuk dan berendam lebih dalam.

Malevolent | Imaushi Wakasa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang