12

1.5K 256 61
                                    

Pandangan lelaki itu begitu sayu, terlihat seperti orang yang tengah kebosanan. Ia bosan menunggu seseorang untuk datang dan menjemputnya dari sisi kehidupan atau kematian. Ia ingin pergi ke salah satu dari dua tempat itu, namun pemilik tubuhnya tak mengizinkan.


Beberapa malam ia lewati dengan kebingungan hingga sesosok roh mendatanginya. Roh itu adalah sang bulan, ia ingin dipanggil Yue.

Yue memberikan kembali ingatan lelaki itu dimana ia tengah sekarat dan tak sadarkan diri di sebuah kolam, namun Yue mengembalikan nyawanya dengan sebuah ikatan perjanjian; jiwanya akan dibebaskan namun tubuhnya harus tinggal disana.


Ia kini adalah pendamping sang rembulan. Tugasnya adalah menjaga danau tempat ia mati kemudian dihidupkan kembali.




Ah, bagaimana menjelaskannya ya...


Dia- Wakasa, belum mati, namun orang - orang biasa tidak bisa melihatnya jika Wakasa tidak ingin menunjukkan diri atau Yue yang berkehendak. Saat menampakkan diri, Yue akan membuatkan tubuh cadangan berdasarkan bentuk tubuh asli Wakasa sehingga dapat disentuh, itulah yang membuatnya seperti manusia setengah hantu.


Tak hanya Wakasa, ada beberapa manusia lain yang juga sepertinya, namun sayang tak banyak yang bisa bertahan dengan keadaan tubuh dan jiwa terpisah seperti itu hingga mereka menjadi hantu sungguhan dan mayatnya akan mengambang di tempat lain sehingga mudah untuk ditemukan.

Setiap tahun lelaki itu kembali ke tempat dimana nyawanya pernah melayang, hanya sekedar untuk mengintip kegiatan mereka. Lagi pula semua orang disana mungkin sudah mendengar kabar kalau ia sudah mati.

Tidak seperti penguntit, Wakasa tak perlu menyembunyikan dirinya terus - menerus, ia bisa saja menampakkan diri namun hanya orang - orang dengan sensitifitas tinggi yang dapat melihatnya.


Bertahun - tahun ia mencoba mencari kawan dari banyaknya rombongan pendaki yang berkemah di gunung ini, namun tak satupun yang nampak mencuri perhatiannya, hingga satu malam Wakasa melihat seorang perempuan yang terlihat sangat tak acuh dengan orang sekitar.

Perempuan itu memang terlihat tak acuh dengan manusia lain, namun ia terlihat sangat peduli dengan lingkungan alam disekitarnya. Wakasa tak bisa membaca pikiran manusia, tapi ia bisa melihat kalau keinginan perempuan itu adalah untuk menjadikan alam sebagai rumahnya. Wakasa ingin sekali mengajak perempuan itu untuk tinggal disini bersamanya.


Dengan niat penuh, Wakasa mencoba membawa perempuan itu menuju danau suci Yue, ia hanya ingin melihat apakah perempuan itu tertarik atau malah takut dengan danau yang indah namun curam tersebut.

Dugaannya benar, perempuan yang bernama [name] itu sangat tertarik. Ia bahkan tak takut saat menuruni bebatuan yang licin, ia sepenuhnya percaya dengan genggaman tangan Wakasa yang menuntunnya.


Di tengah obrolan mereka, Wakasa benar - benar merasa kalau [name] adalah perempuan yang tepat untuknya. Ia ingin [name] seorang yang menemaninya dalam kehidupannya di antara dua dunia.


Dengan sinar rembulan yang menerangi mereka, Wakasa memohon di dalam hati agar Yue memberinya izin dan kekuatan untuk dapat memiliki [name].

Yue menyinari keduanya, berkatnya telah diberikan dengan mengambil separuh kesadaran [name]. Ia ingin hambanya untuk sedikit bersenang - senang dan mendapatkan seorang pendamping.




Danau suci Yue menjadi saksi kegiatan mereka. Darah [name] yang telah ditumpahkan oleh pendamping sang rembulan telah diseduh oleh Yue sebagai bukti bahwa [name] telah menjadi pendamping Wakasa yang sah, untuk menemani lelaki itu hidup dalam dua dunia hingga ikatan perjanjian mereka terlepas.


Malevolent | Imaushi Wakasa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang