15

1.5K 245 36
                                    

Obrolan keduanya belum terhenti. Padahal baru kali ini mereka bertemu secara langsung, maksudnya dalam wujud yang sama - sama benar, tapi hebatnya mereka sudah bisa mengobrol panjang lebar seakan sudah mengenal lama.





Angin sejuk bersamaan dengan langit senja telah hadir memanjakan mata, kedua orang itu masih duduk di balkon, nampak tak menghiraukan orang - orang yang ribut di dalam, mereka masih ingin mengobrol lebih lama untuk lebih mengenal satu sama lain.





"Kamu mau kembali kuliah?" [name] bertanya. Masih sambil saling menatap, keduanya tak lagi merasa kecanggungan.





"Hmm... mungkin? Nggak tau sih, belum ada niat pengen balik, belum ada uangnya juga"





"Kalau balik kuliah, berarti ngulang gitu?"





"Iya pasti sih, kan sudah empat tahun aku cuti"



Kekahan keluar dari keduanya, rasanya mereka benar - benar sudah tidak canggung lagi.





"Kamu gimana, masih mau tetap di UKM pecinta alam?"





[name] mendengus lucu, ia hampir lupa kalau ia sekarang sudah jadi anggota dari klub mahasiswa itu.



"Kayaknya aku mau pindah klub lain aja deh, aku takut main ke hutan lagi" jawab [name] dengan nada candaan.





"Tapi untungnya kamu datang waktu itu. Kalau nggak, mungkin aku masih hilang sekarang"

[name] hanya tersenyum menanggapinya.



Tubuh mereka yang duduk berdampingan terasa semakin dekat. Wajah yang saling bertatapan juga ikut saling mendekat.

Hembusan angin lembut menerbangkan helaian rambut mereka, sungguh waktu yang tepat untuk sebuah momen indah.



"[name], ayo pulang! Sudah mal- oops.."



Punggung Koko ditepuk keras oleh Senju. Tubuh lelaki itu terdorong ke depan, mulutnya meringis kala menyadari kesalahannya.



"Ganggu aja sih!" geram Senju. Perempuan itu kemudian menarik Koko untuk menjauh dari pintu balkon.



"Astaga! Aku harus pulang sekarang"

[name] berdiri dengan cepat dari duduknya setelah melihat langit yang semakin gelap, membuat Wakasa secara spontan ikut berdiri.





"Aku lupa hari ini Shion kerja sampai malam, kasian Gomi pasti kelaparan"



"M-mau aku antar?" tawar Wakasa.





"Udah lah, kan ada kita yang anter. Ya kan cantik?"



Koko muncul kembali, menyenggol kecil bahu [name].





"Nggak usah, ada Koko sama Inupi. Makasih sudah mau ngobrol sama aku. Mm.."

[name] menggaruk lehernya yang tiba - tiba terasa gatal.





"Kapan - kapan kita ngobrol lagi ya" Wakasa menyambung ucapan [name], membuat perempuan itu mengangguk dan tersenyum.





"Aku pulang dulu"



[name] beserta dua anjingnya pergi dari kediaman Takeomi, meninggalkan empat orang sahabat yang masih harus melepaskan kerinduan mereka.









[name] terus tersenyum seperti orang gila. Bahkan Shion yang sangat dekat dengannya saja tidak mengerti kenapa perempuan itu sejak tadi masih tersenyum bahkan sesekali menggeram gemas.





Malevolent | Imaushi Wakasa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang