16

1.5K 229 28
                                    

[name] sangat sedih. Hari ini adalah hari kepergian Shion dari rumahnya. Lelaki itu dengan berat hati harus pergi meninggalkan [name] seorang diri karena tuntutan pekerjaan.

Pekerjaan berat yang didapatkannya memanglah menyusahkan, namun gajinya lumayan besar untuk Shion yang tak berpendidikan tinggi.


Satu koper beserta satu kardus besar sudah menanti di dekat pintu rumah [name], tinggal di keluarkan saja saat mobil penjemput datang.


Atas permintaaan Shion pula mereka akan mengadakan pesta perpisahan sore itu.

[name] tentu saja bingung, mengapa lelaki itu repot - repot ingin membuat pesta dengan mengundang semua teman [name]. Iya, teman [name], karena Shion kan tidak punya teman.

Katanya sih hanya ingin coba - coba kenalan, lagipula setelah ia pergi, harapan Shion untuk bisa menjaga [name] dari jauh adalah melalui teman - temannya sendiri.

[name] membuka pintu rumahnya kala bel berbunyi, meninggalkan Shion yang sedang memasak di dapur bersama Gomi.


"Ah, selamat datang"

Rupanya Senju dan kawanannya sudah datang, tak lupa dua anteknya yang ingin bergabung dengan gerombolan kakak tingkat.

Sayang sekali Hinata dan kekasihnya tidak bisa ikut, katanya sih mereka sudah keburu janjian lebih dulu untuk nge-date, ya sudahlah.


"Hmm~ Wangi sekali! Masak apa [name]?!"

Senju sedikit berteriak karena tubuhnya sudah masuk lebih jauh ke dalam, sedangkan tuan rumah masih menahan pintu untuk yang lain.



"Gak banyak kok, itu ada di meja!"

[name] menjawab pertanyaan Senju namun tubuh dan wajahnya masih setia pada tamu di pintu depan.

Tamu lelaki yang satu ini sepertinya sengaja membuka sepatunya dengan lambat agar bisa bertatapan dengan [name] lebih lama.



"Hooo, bagus juga jam dinding mu. Beli dimana?"

Pertanyaan random diajukan Koko. Ia terlihat tertarik dengan jam dinding berbahan metal dengan warna silver yang memberikan kesan futuristik.

"Itu hadiah"

[name] menjawab singkat seraya mempersilahkan tamu yang lainnya untuk duduk di ruang tengah, karena meja makannya tidak memiliki cukup kursi.


"Siapa yang kasih?"



"Aku. Kenapa?"

Shion datang dengan membawa satu mangkok besar berisi ayam panggang dengan sayuran disampingnya.

Koko hanya mendelik, ia masih merasa kesal saja kalau melihat Shion.



"Cuih, jam murahan pasti"

Koko bergumam, namun rupanya Shion dapat mendengar ucapan tersebut sehingga ia menolehkan kepalanya sambil melotot pada Koko.



"Udah dong. Makan ayok" [name] mendorong paksa tubuh Shion untuk duduk di sampingnya.


Dua meja kayu yang disatukan menjadi meja makan telah dipenuhi oleh berbagai masakan rumahan.

Semuanya resep [name], namun perempuan itu memaksa Shion agar ikut memasak. Sedikit tujuan kecilnya adalah agar lelaki itu tidak boros dan bisa memasak sendiri nanti.



"Waahh! Banyak sekali makanannya!"


Mata Senju berbinar melihat banyaknya sajian makanan yang membuat liurnya ingin menetes ke luar. Tangannya sudah dikepalkan sambil di goyang - goyangkan karena ia gemas ingin segera makan.



Malevolent | Imaushi Wakasa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang