"Jadi orang itu harus menenggelamkan diri, begitu?"
"Mungkin...? Aku juga masih ragu sih. Sajak ini buat aku bingung" [name] menyembunyikan kepalanya pada dua lipatan tangannya di atas meja. Ia sudah mumet total sejak semalam.
Takeomi yang duduk di depan [name] tersenyum kecil melihat gelagatnya. Takeomi merapikan rambut [name] yang acak - acakan karena katanya semalam perempuan itu tidak bisa tidur.
[name] bahkan pergi ke kampus pagi - pagi sekali untuk menghindari Shion yang kemungkinan akan pulang ke rumahnya hari ini, ternyata ia masih belum siap jika harus bertatap muka dengan lelaki itu.
"Memangnya kau mau mengorbankan dirimu untuk dia? Dia itu nggak jelas loh sekarang bentuknya apaan"
Koko bertanya, lelaki itu juga sibuk mengurusi permasalahan [name] meski terkadang ia masih berfikir kalau hantu seperti Wakasa itu benar - benar kurang ajar, bisa - bisanya Wakasa bermain dengan manusia, padahal dia yang manusia saja belum pernah.
"Siapa bilang aku mau? Lagian ini tuh masih belum jelas, siapa orang yang dia cintai terus harus apa orang itu di air suci ini..."
"Nah karena itu aku meminta bertemu denganmu lagi Takeomi-san, ku pikir karena kau mengenal dekat Wakasa, mungkin kau juga tau siapa orang yang dia cintai itu" [name] melanjutkan.
Takeomi memegang dagunya sambil matanya melihat ke atas, memasang pose berfikir.
"Sepertinya dia tidak pernah punya masalah soal cinta, dia terlalu sibuk sama klub Pecinta Alamnya, dia aja lebih milih klub itu dari pada nongkrong bareng kita"
[name] melemas, sayang sekali kalau dia harus buntu disini. Apa di aharus bertanya langsung dengan Wakasa? Tapi hantu itu datangnya kalau [name] tidak butuh, saat dibutuhkan, dia malah menghilang, seperti Avatar.
"[name], maaf sebelumnya tapi aku harus menanyakan ini; kenapa kau sangat ingin menyelamatkan Wakasa?" Takeomi memandangi [name] yang duduk di seberangnya, lelaki itu merasa sedikit tersaingi karena [name] terlihat lebih dekat dengan sahabatnya yang ada di dunia gaib itu.
"Dia selalu menggangguku. Disaat aku ingin hari yang tenang, dia selalu datang untuk merusuh kemudian pergi begitu saja. Dia selalu menyakitiku setiap kali dia datang, kau lihat sendiri kan kemarin hasil perbuatannya?..." [name] balik memandangi Takeomi, dan lelaki itu mengangguk kecil sebagai jawaban.
"Tapi semalam aku berfikir kembali, bagaimana kalau dia jadi seperti itu karena kesal dia tidak bisa pulang dengan tenang ke alam sana? Aku jadi merasa kasihan, aku tidak tau bagaimana rasanya jadi dia, tapi pasti tidak enak. Aku akan membebaskan dia sebisaku"
Dua tangan [name] yang ada di atas meja makan kantin di tangkup oleh dua tangan besar Takeomi. Lelaki itu merasa terharu, ia sungguh tersentuh dengan ketulusan [name] yang murni hanya ingin membantu membebaskan Wakasa meski perempuan itu sudah disakiti sebelumnya.
"Terima kasih, [name]. Terima kasih" Takeomi tersenyum.
"Bawa aku, ajak aku untuk menyelamatkan temanku"
~♥~
Resolusi mereka yang terakhir adalah dengan menemui kembali wanita tua yang jadi peramal mereka kemarin. Meski awalnya wanita itu menolak, namun dengan kepalan tangan Koko yang berisi duit, wanita itu akhirnya kembali menerima empat orang yang sudah buntu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malevolent | Imaushi Wakasa ✔️
FanfictionI will get your life back ♡ Dihantui sesosok makhluk yang telah merenggut gadisnya, [name] sungguh merasa tak nyaman. x reader Mature contents 21+ Drama, paranormal & poltergeist Tidak mengikuti alur manga / anime Beberapa karakter OOC Original cha...